_31_

1K 96 6
                                    

“Nee, bakamui. Sampai kapan kau akan mengikutiku?” tanya Sougo kesal karena Kamui selalu berjalan di belakang Sougo mengikutinya. “Apa pekerjaanmu sekarang adalah seorang stalker?”

“Hm? Aku mengikutimu karena ini sudah menjadi tugas yang diberikan mereka untukku.” jawab Kamui santai dengan senyum manisnya yang menyebalkan.

Kamui berjalan lebih cepat untuk menyusul Sougo lalu merangkul pundak Sougo ketika dia sudah berada di sampingnya.

“Jadi kita mau kemana? Aku lapar. Jadi, bagaimana kalau kita makan siang disana?” ajak Kamui sambil menunjuk ke arah sebuah restoran keluarga.

“Pergi saja sendiri! Aku tidak-”

Sougo tidak bisa menyelesaikan kalimatnya karena Kamui sudah menariknya paksa ke restoran keluarga itu. Walaupun dia sudah melawan, Kamui tetap berhasil menariknya hingga ke dalam restoran.

Karena sudah masuk ke dalam restoran, apa boleh buat Sougo menerima ajakan Kamui untuk makan di situ. Tapi begitu mereka sedang mencari tempat duduk, mereka bertemu dengan orang-orang yang tidak diduga.

“Oh! Sougo-kun. Lama tidak jumpa. Apa kau mau makan siang disini? Bergabunglah dengan kami!” salah seorang itu menyapa Sougo sambil melambaikan tangannya.

“Tidak.. Tidak terima kasih. Aku akan duduk berdua dengannya.” tolak Sougo sambil merangkul pundak Kamui.

“Hee.. sekarang kau memanfaatkanku, ya” bisik Kamui. Sougo menoleh ke arah Kamui lalu tersenyum tipis.

“Biar ramai, duduklah dengan kami Sougo.”

“So-Souichiro-kuun.. teman mu itu bisa bergabung dengan kami.”

“Masih ada tempat untuk kalian.”

Ketiga orang lainnya yang sedari tadi duduk menunduk akhirnya angkat berbicara. Mereka bertiga tersenyum ke Sougo dan Kamui, seolah-olah berkata ‘cepatlah duduk! Bantu kami menghadapi orang ini.’

Ketiga orang itu adalah Kondo, Gintoki, dan Hijikata. Dan orang yang bersama mereka -yang tadi menyapa Sougo- adalah Sasaki Isaburo.

Kamui tersenyum membalas senyuman ketiga orang yang membutuhkan pertolongannya itu. “Maaf, kami yang masih muda tidak mau mengganggu pembicaraan orang tua seperti kalian. Kami akan duduk disana.”

Kamui membalas rangkulan Sougo lalu berjalan menuju meja yang kosong. Tapi langkah mereka terhenti karena Gintoki dan Hijikata -yang duduk di posisi luar- memegang tangan mereka.

“Tenang saja.. kami tidak akan membicarakan pembicaraan orang tua..” kata Gintoki dan Hijikata bersamaan. Aura hitam yang terlihat keluar dari mereka berdua membuat Kamui dan Sougo terpaksa duduk.

“Permisi.. kami mau menambah pesanan.” kata Sasaki sambil mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan untuk datang ke mejanya.

Begitu pelayan datang, Sasaki tersenyum tipis ke Kamui dan Sougo. “Apa yang mau kalian pesan?”

0o0o0o0

Lima laki-laki dewasa dan satu bapak-bapak duduk dalam satu meja. Di antara keenam orang itu tidak ada yang memulai percakapan sama sekali. Bahkan walaupun pesanan mereka sudah sampai, mereka hanya fokus pada makanannya masing-masing.

Seperti biasa, Hijikata mengeluarkan sebotol mayones dari kantongnya. Menaburi katsu-don pesanannya dengan mayones. Melihat Hijikata yang seperti itu, membuat Gintoki dan Sougo melihatnya dengan jijik.

“Oi, oi. Hijikata-kun? Jangan memakan makanan seperti itu di depan kami.” kata Gintoki menegur Hijikata. Teguran Gintoki memecah kesunyian di meja makan itu.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang