_4_

1.8K 143 13
                                    

Sougo mengakui bahwa dia sering mengganggu Kagura. Tapi ini pertama kalinya melihat Kagura menangis di depannya. Biasanya Sougo melihat Kagura setelah gadis itu menangis, bukan saat menangis. Keahlian Sougo adalah membuat orang menangis, bukan menghibur orang yang menangis.

Sougo terdiam memikirkan bagaimana cara agar gadis di depannya itu berhenti menangis tanpa menyakiti perasaannya. Tapi semua kata yang ada di dalam pikirannya hanya kata-kata meledek dan merendahkan. Dia berpikir apa dia sudah menjadi orang yang sadis?

Kagura sadar kalau Sougo diam melihatnya. Kagura menyeka air matanya, menarik nafas, dan mengangkat kepalanya. “Apa yang kau lakukan disini, sadis?” tanya Kagura.

Sougo memperhatikan wajah Kagura. Mata gadis itu merah dan sembab. Hidungnya pun merah dan mengeluarkan air. “Ingusmu keluar. Menjijikan!” kata Sougo sambil menunjuk hidung Kagura.

Kagura membulatkan matanya. Wajahnya memerah. Ketika dia mau mengelap hidungnya, Sougo sudah mengelap hidungnya dengan lengan jaket Sougo.

Setelah mengelap hidung Kagura, Sougo menggenggam tangan Kagura dan menariknya. “Ikut aku!”

“Kita mau kemana, sadis?” tanya Kagura mencoba melepas genggaman Sougo. Sougo menariknya dengan kuat sehingga dirinya terpaksa mengikuti Sougo.

“Temani aku ke mini market! Kalau kau ditinggal sendirian, kau akan diserang atau diculik pedofil.”

“Pedofil itu apa?”

“Pedofil itu orang aneh yang menyukai anak kecil,”

“Kalau begitu kamu sedang dalam bahaya, sadis!” Kagura menarik Sougo untuk berhenti. Dan Sougo berhenti mendengar perkataannya.

“Hah?! Kenapa jadi aku yang dalam bahaya?” Sougo menatap datar Kagura.

“Kata Souko-nee, kamu seperti anak kecil.. itu artinya kamu dalam bahaya kalau keluar. Ditambah sudah sore seperti sekarang… kata papi anak kecil bahaya keluar sendirian di sore hari.”

“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan. Tapi yang pasti aku bukan anak kecil. Anak kecil itu kau, China!” Sougo menunjuk-nunjuk kening Kagura lalu menariknya kembali agar mereka bisa segera ke mini market. Tapi Kagura menahan tarikan Sougo. Dan itu membuat Sougo kesal.

“Aku bukan anak kecil!” bentak Kagura menambah kekesalan Sougo.

“China! Bisakah kau diam dan ikuti aku saja?!” Sougo menatap tajam Kagura. Tatapan dari manik merah Sougo membuat Kagura tertunduk diam. Sougo kembali berjalan dan menarik tangan Kagura. Kagura mengikuti langkah kaki Sougo dari belakang.

Sesampainya di mini market Sougo mengambil kecap manis pesanan ibunya dan mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah. Sougo membawa barang yang dia ambil dan menaruhnya di kasir. Penjaga kasir memeriksa harga dan memasukkannya ke dalam kantong kresek. Sougo memberikan uangnya setelah penjaga kasir menyebutkan nominal belanjaannya. Setelah selesai membayar Sougo mengambil kotak kecil merah dari dalam kantong kreseknya.

“Ini untukmu.” Sougo memberikan kotak merah kecil itu ke Kagura. “Aku hanya bisa membelikan mu sukonbu. Itu sebagai tanda terima kasih sudah menemaniku.”

“Aku pergi jauh menemanimu hanya mendapatkan sukonbu?” keluh Kagura.

“Besok aku akan membelikanmu cemilan yang lain. Ayo, aku antar pulang.” Sougo menarik tangan Kagura. Sekarang mereka berada di luar mini market.

“Tapi kalau besok aku sudah pergi…” kata Kagura pelan. “Aku tidak mau pulang!” Kagura menahan tarikan tangan Sougo.

“ck! Kau ini kenapa sih? Kalau kau tidak pulang semua orang akan khawatir. Baka-aniki mu juga akan khawatir. Ayo pulang!” Sougo menarik kembali tangan Kagura dengan kasar.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang