_38_

1K 92 5
                                    

Senin.. seperti narasi di bab 23(1), hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh semua orang. Anak-anak sampai orang dewasa cukup membenci kedatangan hari Senin. Terutama Sougo. Sebelumnya dia masih bisa bebas melakukan apapun, kini dia harus bekerja. Bekerja sebagai polisi yang tidak pernah berhenti memberantas kejahatan.

Sebenarnya pekerjaan sebagai polisi cocok-tidak cocok dengan Sougo. Cocok karena kemampuannya dan tidak cocok karena sifatnya yang bisa dikatakan cukup sadis. Tidak. Sikap sadisnya itu mungkin cocok saat dia harus mengintrogasi penjahat-penjahat yang ditangkapnya.

Sougo menghela nafas bosan. Dia harus terus berdiri tegak karena saat ini dia dan polisi-polisi baru lainnya sedang melakukan upacara pagi. Upacara pagi ini juga digabung dengan upacara peresmian Shinsengumi, satuan kepolisian yang akan menangani kasus terorisme.

Ada lima puluh orang yang tergabung dalam Shinsengumi. Beberapa diantaranya adalah Kondo, Hijikata, Sougo, dan si Manusia Anpan, Yamazaki.

Saat Yamazaki terpilih menjadi anggota Shinsengumi, dia kembali hanya bisa pasrah. Karena kini dia harus berurusan dengan ketiga orang itu. Tiga orang yang selalu membuatnya menjadi alat ketika mereka tidak mau repot, malas, atau sebagainya.

Upacara pagi dan peresmian itu berlangsung selama satu setengah jam. Seluruh Komisaris Kepolisian hadir dalam upacara itu, termasuk Sasaki Isaburo.

“Sougo-kun.” Panggil Sasaki setelah upacara itu dibubarkan. “Bisa bicara sebentar?”

Dengan langkah tegap tapi sebenarnya malas, Sougo menghampiri Sasaki. Begitu dia sudah berada dekat dengan Sasaki, Sasaki merangkulnya.

“Aku dengar kau pergi ke tempat itu bersama Nobume-san, ya?” tanya Sasaki sambil berbisik di telinga Sougo.

Sougo mengerutkan alisnya. Dia benar-benar sudah bosan karena harus membahas hal itu dimana-mana.

“Komisaris Sasaki-”

“Aku mengerti. Kau tidak perlu khawatir. Hahaha.. maaf sudah merepotkanmu, Sougo-kun.” Kata Sasaki sambil menepuk-nepuk punggung Sougo.

“-Hah?” Sougo kembali mengerutkan alisnya. Reaksi Sasaki diluar dugaannya. Kondo dan Hijikata yang memperhatikan mereka dari kejauhan ketika Sougo dipanggil pun terlihat bingung.

“Tenang saja. Aku akan membantumu agar tidak ada lagi yang akan membahas hal itu.” Sasaki kembali merangkul Sougo dan berbisik. “Karena kalau Tendoshuu- tidak. Kalau Naraku tau kalian berdua memiliki hubungan, Nobume-san akan diperintahkan untuk membunuhmu dan orang-orang disekitarmu.”

Sougo menjauhkan dirinya dan melepaskan rangkulan Sasaki. Dia menetap hati-hati Sasaki. Sasaki yang seperti bisa membaca pikiran Sougo, tersenyum lalu mendekatkan dirinya kembali pada Sougo.

“Aku sudah menduga Nobume-san akan memberitahumu.” Sasaki menepuk pundak Sougo. “Tapi aku tidak akan membiarkan Naraku menyentuh kalian lagi.”

“Tunggu! Gadis Donat itu memberitahuku kalau kau sudah membawanya keluar dari Naraku. Tapi-”

“Aku memang melakukannya. Tapi Naraku masih belum bisa melepaskan aset-aset pembunuh seperti Nobume-san dan yang lainnya.” Sela Sasaki.

Sasaki berjalan meninggalkan Sougo. Dia mengangkat tangannya untuk melambai pada Sougo yang sedang memperhatikan punggungnya. “Aku tidak akan membiarkan Nobume-san menangis. Jadi berhati-hatilah.”

Kondo segera menghampiri Sougo begitu Sasaki meninggalkan Sougo. Begitu juga dengan Hijikata yang berjalan menghampiri Sougo sambil memperhatikan Sasaki yang sedang berjalan menjauh.

“Sougo! Apa yang dia katakan? Kau tidak apa-apa? Apa kau diancam?” tanya Kondo panik mendengar kalimat terakhir Sasaki saat dia pergi meninggalkan Sougo.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang