_5_

1.9K 152 35
                                    

“Aku pulang..” kata Sougo datar sambil membuka pintu masuk rumahnya.

Mitsuki yang mendengar anaknya pulang, langsung menghampiri anaknya. “Selamat datang kembali. Sougo, apa-” Mitsuki terkejut melihat Sougo yang datang bersama dua bersaudara Yato, Kamui dan Kagura. Tapi ada yang lebih membuat Mitsuki terkejut, pipi kiri putra tampannya -yang manis tapi tingkahnya seperti anak iblis- itu lebam. “Tunggu.. ada apa dengan pipimu Sougo?” kata Mitsuki khawatir.

“Aku terjatuh,” kata Sougo dengan nada datar dan wajah tanpa ekspresinya sambil menyentuh pipinya yang bengkak. ‘Ck! Ternyata memang bengkak. Semoga kepalamu itu cepat botak, bakamui!’ kata Sougo mengutuk Kamui dalam hati.

“Aku yang memukulnya, “ perkataan Kamui membuat semua orang yang mendengarnya terkejut dan menoleh ke arahnya. “Maafkan aku.” Kamui menunduk meminta maaf.

“Tidak. Aku terjatuh..” sangkal Sougo.

“Tidak! Aku memang memukulmu, Sougo-kun!”

“Tapi aku memang terjatuh, Bakamui!”

Kamui kaget mendengar panggilannya dari Sougo. Lalu Kamui tersenyum saat mengingat kejadian di mini market. Ya.. memang Sougo terjatuh saat itu. “Benar juga, ya.. kamu memang terjatuh, Sougo-kun. Kamu terjatuh karena pukulanku. Kamu lemah..” kata Kamui tersenyum dengan nada yang sedikit meledek.

Perempatan imajiner muncul di pelipis Sougo. Dia tidak terima disebut lemah oleh Kamui. “Hah?! Siapa yang kau sebut lemah kuso bakamui?!”

“Tapi kamu memang lemah, bakaiser, “ kata Souko berjalan mendekati pintu masuk.

“Souko-nee!” Kagura langsung memeluk Souko begitu dia melihat anak perempuan -yang sayangnya- mirip Sougo.

Souma -yang baru saja pulang dari kerjanya- melihat orang yang berkumpul di pintu masuk hanya bisa tersenyum. Sebelumnya kediamannya ini diselimuti perasaan khawatir karena Kagura yang menghilang. Tapi dengan kedatangan Sougo bersama dua bersaudara Yato, membuat suasananya menjadi lebih hangat.

“Kamui.. Kagura.. ayo masuk,” kata Souma menghampiri orang-orang -lebih tepatnya anak-anak dan istrinya- yang sedang berbicara atau (sedikit) berdebat di pintu masuk. “kalian juga. Kita harus mengobati pipi Sougo agar bengkaknya tidak tambah parah.”

Semua orang menuruti perkataan Souma. Mereka masuk dan Souma mengambil ponselnya dari kantong celana. Dia menghubungi Kankou. “Halo, Kankou-san? Kamui dan Kagura sekarang berada di rumahku.”

+++

“Ada apa Kagura-chan?” Souko menyadarkan lamunan Kagura. Kagura dari tadi hanya duduk dan melihat-lihat ruang keluarga kediaman Okita -yang sudah dia cukup hapal setiap sudut ruangan karena sering mampir ke kediaman Okita saat Kouka masih hidup-

“Sadis bilang dia akan mengantarkan aku pulang. Tapi ini bukan rumahku.”

Souma dan Mitsuki saling menatap kemudian melihat Sougo. Mereka tersenyum membuat Sougo bingung dibuatnya.

“Kamu sudah dianggap menjadi bagian keluarga ini Kagura.. begitu juga Kamui.” kata Souma yang kini menatap kakak-beradik Yato.

“Kalau kalian ada masalah, kalian bisa datang kemari dan bercerita kepada kami. Pintu rumah kami selalu tersedia untuk kalian.” sambung Mitsuki.

TING TONG!

“Sepertinya ayah kalian sudah datang.” Souma berjalan menuju pintu masuk dan membukanya. Tidak lama kemudian Kankou muncul (ga tiba-tiba ya.. cuman ga tau kata yang pas 😅) di ruang keluarga kediaman Okita.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang