_22_

1K 101 7
                                    

DUK! DUK! DUK!

“Kagura bangun! Ada telepon untukmu.” teriak Gintoki membangunkan Kagura yang tidur.

Suara Gintoki dan suara gedoran pintu Gintoki sangat mengganggu. Dengan malas Kagura membuka pintu kamarnya.

“Cih! Akhirnya bangun juga.” kata Gintoki lalu menguap. “Ada yang meneleponmu. Kenapa dia harus menelepon di pagi buta seperti ini?” keluh Gintoki meninggalkan Kagura yang masih belum sepenuhnya sadar.

Kagura dengan kesadaran yang tipis, berjalan untuk mengangkat telepon. Telepon untuknya di Minggu pagi jam tujuh.

“Halo?” kata Kagura menyapa orang di seberang sana yang meneleponnya.

“Oi, China! Apa kau baru bangun? Kenapa aku tidak bisa menelepon ponselmu?”

Kagura mengenali panggilan itu. Suaranya pun cukup dia kenali. Mengetahui siapa yang meneleponnya, kesadaran Kagura kembali seutuhnya.

“Sadist! Kau pikir ini jam berapa? Hari apa? Kenapa kau tau nomer telepon rumahku?” tanya Kagura bertubi-tubi kesal. Kenapa laki-laki ini harus mengganggunya sebelum tidur dan sesudah bangun tidur.

“Jika dilihat dari jamku sekarang jam tujuh pagi dan hari Minggu. Kenapa aku bisa tau nomer telepon rumahmu? Kau pikir aku siapa?” balas Sougo dengan nada datar yang menantang. “Cepat siap-siap! Tiga puluh menit lagi aku datang menjemputmu.”

“Hah?! Tunggu! Kau-”

TUUT.. TUUT.. TUUT..

Sebelum Kagura selesai berbicara, Sougo menutup teleponnya.

“Apa-apaan dia?! Apa dia tidak punya kerjaan lain selain menggangguku?” tanya Kagura kesal.

Kagura meletakkan gagang telepon di tempatnya lalu berjalan ke kamarnya. Dia teringat semalaman dia mematikan ponselnya. Ketika dia menyalakan ponselnya sudah ada dua puluh pesan dan lima misscall. Dua puluh pesan semuanya dari Sougo dan lima misscall dari nomor yang sama, nomor yang dia tebak adalah milik orang yang sudah mengganggunya sejak pagi ini.

“Sial! Kenapa dia sangat senang menggangguku dan memberikan perintah?” kata Kagura kesal.

Kagura melihat baterai ponselnya yang sudah dua puluh persen. Dia mengambil chargernya dan memasangnya ke ponselnya. Setelah memastikan baterai ponselnya mengisi, Kagura berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bersiap-siap.

“Tunggu! Kenapa aku bersiap-siap?” tanya Kagura pada dirinya sendiri. “Ah.. aku bersiap-siap untuk menyambut minggu pagi. Bukan untuk si sadis, ya!” lanjut Kagura menjawab pertanyaannya sendiri sekaligus untuk meyakinkan dirinya.

Dasar Tsundere.

*+*+*+*

Tiga puluh menit kemudian sesuai janji, Sougo sudah berada di depan rumah tempat tinggal Kagura. Sougo menekan bel rumah. Dan suara seorang pria terdengar dari intercom.

“Haa’i.. siapa disana?”

Sougo sadar pria yang menyapanya di intercom adalah pria yang sama dengan yang mengangkat teleponnya. Suara rendah yang khas dengan nada malasnya.

“Aku..” Sougo bingung memperkenalkan dirinya sebagai siapanya Kagura. Teman? Tetangga? Guru? Kakak kelas?

“Aku Okita Sougo, kenalannya Chi- Kagura.”

“Aah.. laki-laki yang tadi menelepon.” Gintoki menyadari dari suaranya. “Masuklah!”

Sougo masuk ke pekarangan rumah menuju pintu masuk. Sesampainya di pintu masuk, Sougo menunggu seseorang membuka pintunya.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang