_41_

1K 89 36
                                    

“Mau pergi ke sekolah denganku?”

.

.

.

.

.

Entah kenapa Kagura merasa sedikit canggung. Mungkin sejak dia menyadari perasaannya dan mendengar Nobume pergi ke love hotel bersama Sougo. Atau mungkin karena Nobume yang pernah jadi bagian dari Naraku.

“Apa ada yang mau kamu bicarakan padaku?” tanya Nobume yang sadar dengan tingkah canggung Kagura padanya.

“Soal itu..”

“Apa ini tentang organisasi atau tentang hubunganku dengan Okita Sougo? Tapi aku rasa bukan yang terakhir. Soalnya dia baru menyatakan perasaannya padamu kan?”

Mendengar perkataan Nobume, wajah Kagura langsung memerah seketika. Dia menutup wajahnya dengan kedua tangannya karena malu. Tapi sesaat kemudian dia teringat sesuatu dan kembali menatap Nobume.

“Benar! Ini soal alat penyadap!” kata Kagura begitu teringat tentang alat penyadap itu. Orang-orang yang berada di dalam bus melirik mereka berdua begitu mendengar perkataan Kagura.

“Bisakah kau pelankan suaramu, Kagura?” tegur Nobume.

“Bisakah Nobutas mengambilnya? Nobutas taruh dimana alat penyadap itu?”

“Aku tidak mau mengambilnya dan tidak mau memberitahumu.” Tolak Nobume.

“Kenapa?” protes Kagura. “Bukankah yang Nobutas lakukan ini adalah tindakan melanggar hak asasi manusia?”

“Itu karena aku tidak bisa membiarkan Kagura dengan Okita Sougo. Laki-laki itu berbahaya.”

“Dia tidak-”

“Laki-laki itu berbahaya Kagura. Isaburo memang menyuruhku menaruh alat penyadap itu untuk mengawasi kalian. Dan..” Nobume mengambil jeda untuk menatap dalam-dalam mata Kagura.  “Selama ini aku berada disampingmu karena Isaburo memintaku untuk menjadi temanmu dan untuk menjagamu. Tapi karena kalian terlalu mencurigai Isaburo dan tidak membiarkan dirinya ikut campur, dia menaruh alat penyadap itu mengawasi kalian agar tidak terlalu gegabah.”

“Menjagaku?” tanya Kagura mengkonfirmasi pendengarannya.

“Nyawamu dalam bahaya karena Naraku mengincarmu. Aku terus berada disampingmu untuk terus menjagamu. Tapi sekarang aku menyadari perasaanku.” Nobume memandangi kedua tangannya yang berada di atas paha. Lalu memejamkan mata sambil mengambil nafas dalam untuk mengumpulkan keberanian. “Aku menyukaimu, Kagura.” Katanya. “Dan aku tidak akan membiarkanmu berdua saja dengan Okita Sougo.”

“E- Eh? Eeeeeeeeehhh???!!”

0o0o0o0

Sahabatmu menyatakan perasaannya padamu. Karena sangat dekat denganmu, kamu menganggapnya sudah seperti keluarga. Apa yang akan kamu lakukan?

Itulah yang saat ini dirasakan oleh Kagura. Sahabatnya menyatakan perasaan padanya. Hanya saja ada yang sedikit berbeda dengan apa yang dialami Kagura. Sahabatnya itu adalah perempuan. Dia adalah Imai Nobume.

“Tunggu.. Nobutas menyukai ku dalam arti sebagai teman, kan..?” tanya Kagura sedikit berharap.

“Perasaanku sama seperti Okita Sougo. Aku menyukaimu sampai aku ingin menciummu dan melakukan *** denganmu.” Jawab Nobume datar tanpa ekspresi.

“E-eeeh..” Kagura tidak tau harus merespon bagaimana tentang pernyataan Nobume. Dia terlalu terkejut dengan perkataan Nobume yang ingin melakukan hal intim dengannya.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang