_56_

846 75 5
                                    

Sejauh mata memandang, tidak ada yang bisa dilihat selain warna putih. Pemandangan yang sama seperti sepuluh tahun yang lalu. Pemandangan sebelum Sougo sadar dari komanya setelah kecelakaan itu.

“Ini dimana?” gumam Sougo. Dia berjalan sambil memperhatikan sekelilingnya. Mencari jalan keluar dari tempat itu. Tapi bukannya menemukan jalan keluar, dia malah menemukan sungai kecil yang mengalir.

“Jika aku jadi kau, aku tidak akan kesana, Bakaiser!”

“Siapa yang kau panggil 'Bakaiser’, sial-”

Sougo tertegun. Saat menoleh dan mau membalas perkataan orang yang menghinanya, Sougo mendapati seorang gadis seumurannya memiliki rambut berwarna coklat pasir dan juga memiliki wajah yang mirip dengannya.

“Souko..?”

“Lama tidak berjumpa, Bakaiser.”

Tanpa disadari, setetes air mata mengalir di pipinya. Gadis yang berdiri di hadapannya itu adalah Souko, adik kembarnya yang sudah meninggal. Entah perasaan sedih atau senang yang dirasakan Sougo saat ini. Tapi yang pasti dia sangat merindukan gadis itu.

“Apa-apaan ini? Kau menangis?”

“Tentu saja tidak, Piggy!” jawab Sougo sedikit terisak. “Kenapa kau ada disini? Ini dimana?”

“Hmm… bisa dibilang kita sedang ada di alam bawah sadarmu. Dan sungai yang mengalir itu adalah sungai Stiks.” Jawab Souko sambil menunjuk ke arah sungai. “Kalau kau menyeberanginya, mungkin kau tidak akan pernah sadar lagi.”

“Hah?” Sougo melihat sungai itu tidak percaya. Bagaimana mungkin sungai Stiks bisa ada di dalam alam bawah sadarnya. Tidak. Apa memang benar ini adalah alam bawah sadarnya?

“Kau pasti tidak percaya dengan jawabanku, kan?” tanya Souko menghela nafas panjang.

“Siapa yang akan percaya dengan orang yang mengatakan dirinya menemukan sungai Stiks di alam bawah sadarnya?” Balas Sougo. “Lagipula jika memang ini alam bawah sadarku, seharusnya ibu atau ayah yang datang.”

“Sudah kuduga kau akan berkata seperti itu.” Souko kembali menghela nafas. “Aku pun tidak tau kenapa aku yang muncul. Tapi yang pasti aku disini akan menemanimu sampai kau sadar.”

“Sadar?”

“Apa kau ingat apa yang terjadi sebelumnya? Ada seseorang yang membiusmu.”

Sougo teringat dengan keadaannya saat itu. Saat dia terbangun dari tidurnya, dia mencium aroma yang memabukkan dan membuatnya kehilangan kesadaran. Tapi sebelum kesadarannya benar-benar hilang, Sougo ingat ada seseorang yang menghampirinya.

“Kau mengenali pria itu?” tanya Souko setelah memperhatikan perubahan ekspresi Sougo.

“Entah. Tapi aku mengenali suaranya.” Jawab Sougo. Dia sedikit ragu menyimpulkan siapa orang yang menghampirinya itu. “Bagaimana caranya agar aku bisa kembali?”

“Entah.” Jawab Souko.

“Tidak berguna.”

“Hei! Kau pikir aku ini dewa atau semacamnya yang mengatur alam bawah sadarmu?!” bentak Souko tidak terima dengan perkataan Sougo. “ Cih! Aku heran kenapa Kagura-chan mau dengan orang sepertimu.”

“Kenapa kau jadi membahas dia?”

“Aku tidak membahasnya, aku hanya bergumam sendiri.”

“Cih! Kenapa harus kau yang muncul?” gumam Sougo.

Sebuah perempatan imajiner tercetak jelas di wajah Souko. Jelas sekali apa yang digumamkan Sougo itu untuk membalasnya. Tapi kalau dia meladeni sikap kekanak-kanakan Sougo, mungkin mereka akan terus berdebat sampai Sougo kembali ke alam sadarnya.

Yours & Mine [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang