33

2K 123 0
                                    

Gue bingung harus menceritakan semuanya ke Taeyong dan Seulgi, atau tetap diam aja?

"Hye, napa dah dari tadi gue lihat lo bengong? Kerasukan kagak nanggung loh kita. "Ucap Seulgi mukul sedikit meja cafe.

Gue lansung menggelengkan kepala gue pelan. "Hye, tumben bawa Ika ke cafe? "Tanya Taeyong.

"Hehehe, iya. Ika pasti juga udah bosan di rumah mulu. Jadi apa salahnya kalau ngebawa Ika ke luar rumah. "Jawab gue.

"Makin tembam. Kek lo ya. "Ucap Taeyong sambil nyubit pipi gue.

"Aduh, Taeyong, sakit. "Ucap gue. "Gue gemas sama lo. "Ucap gue.

"Udah pulang kuy. "Ajak Seulgi. "Pulang bareng aja. "Ajak gue. "Gak usah, gue pulang naik taxi aja, gue juga masih ada urusan. Lo bedua aja. Gue pergi dulu bye. "Ucap Seulgi lalu pergi.

"Hye. "

"Eh, iya? "

"Kuy pulang. "Gue lansung ngangguk paham. Gue masukan Ika ke dalam kandangnya terlebih dahulu baru gue naik ke motor Taeyong.

"Pegangan yang kuat Hye. "Ucap Taeyong. "Iya iya. "Gue megang jaket yang di kenakan Taeyong.

"Peluk gue aja kali Hye. Entar lo jatuh gimana? "Tanya Taeyong.

"Gak bisa, di tengah gue ada kandang Ika. "Jawab gue. "Oh ya udah. "Jawab Taeyong.

Selang beberapa menit, Taeyong memberhentikan motornya. "Lah, Yong. Udah sampai? "Tanya gue.

Taeyong membuka helmnya. "Belum. Kuy turun. "Ucap Taeyong ngajak gue turun dari motornya. "Taman? "Tanya gue saat turun dari motor dan memasuki area taman.

Tapi sebelumnya Ika gue gendong dulu, dan gue nyuruh Taeyong buat ngemegangkan kandangnya.

"Gue tau lo gak mau pulang pasti? Gue lihat lo dari tadi ngelamun. Lo ada masalah? Cerita Hye. "Ucap Taeyong. Gue cuman menggeleng kecil.

"Lo jujur Hye. "Ucap Taeyong sambil megang bahu gue. Gue menghelakan nafas.

"Yong, apa pantas jika seseorang berubah demi menjadi cewek idaman pacarnya sendiri? Dan berubah semua gayanya agar terlihat mirip dengan cewek yang di sukai pacarnya? "

Taeyong terdiam mendengarkan perkataan gue. "Hye, Love your self. "
"Gue tau itu. "Jawab gue.

"Hye, apa pun yang terjadi lo gak boleh jadi orang lain. Lo harus tetap jadi diri lo sendiri, bukan jadi diri orang lain. Cintai diri lo apa adanya. Karena sifat lo yang sebenarnya itu ada pada diri lo sendiri,bukan orang lain."Ucap Taeyong sambil senyum ke arah gue.

"Sekarang lo cerita sama gue lo kenapa? "Tanya Taeyong. "Gue..." Baru aja gue mau turun tiba tiba aja Ika loncat dari gendongan gue terus lari entah kemana.

Gue ngedengar Taeyong manggil gue, tapi gue tetap lari. "Ika, aiisshh..
Berhenti. "Gue merhatikan setiap langkah Ika.

Tiba tiba aja tuh Ika berhenti dan natap anjing kecil di depannya. Seperti bermusuhan. Lansung aja gue gendong Ika, dan gue tatap siap pemilik anjing kecil itu.

Dan...

Itu Taehyung. Dia tidak sendiri.








Dia bersama....








Irene.

Gue terdiam menatap Irene yang sedang ngerangkul tangan Taehyung. Taehyung cuman natap gue datar.

"Seharusnya lo bisa menjaga hewan peliharaan lo dengan baik. "Ucap Taehyung lalu pergi bersama dengan Irene. Mereka berjalan seperti sepasang kekasih. Sakit? Udah pasti.

Gue yakin mata gue udah mulai berkaca kaca. "Hye aisshh... Gue capek ngej... Eh, Hye lo kenapa? "Tanya Taeyong.

Gue ngebalikan badan gue dan menghadap ke arah Taehyung yang berjalan melewati gue. "KIM TAEHYUNG, GUE BENCI SAMA LO BA*GS*T. "Gue gak peduli orang orang lain pada dengar. Lansung aja gue lansung pergi menuju halte.

"Hye, tunggu lo mau kemana? "Tanya Taeyong manggil gue. Tapi gue tetap aja jalan menuju halte. Keberuntungan sedikit bagi gue, bus tiba di saat gue tiba di halte.




"Hikkss... Ka, gue ngasih hati gue ke orang yang salah ka. "Lirih gue.

Gue gak peduli dengan orang orang yang dia dalam bis itu memperhatikan gue atau tidak. Terlihat gila memang jika berbicara pada hewan, di tambah dengan penampilan gue yang kusut kek ginian.

"Hikss... Hikkss... "

"Nak, kamu kenapa nangis? "Gue dengar nenek nenek yang duduk di sebelah gue manggil gue.

Gue natap dia, sambil tersenyum dan menggelengkan kepala gue pelan. Nenek tersebut cuman ngebalas senyuman gue.

"Jika kamu menangis karena pacar mu, percayalah dia bukan lah satu satunya cowok yang berada di bumi ini. "Ucap Nenek tersebut ke gue.

"Kamu gak sendiri, jangan pernah merasa sedih jika itu karena masalah pacar mu, karena di luar sana bayak yang ingin menjadi pacar mu. "Ucap nenek tersebut.

"Mungkin dia bukan lah jodoh yang di tetap kan tuhan untuk mu. Jodoh yang di tetap kan oleh tuhan nanti, adalah orang yang akan menemani mu sampai maut memisahkan kalian berdua. "Sambung nenek tersebut.

Gue cuman tersenyum ngedengarnya. Orang tua memang lebih berpengalaman ternyata.

Tiba tiba aja tuh gue hp gue bergetar, dan ternyata itu chat dari Minhyun.

Minhyun :

Chagiia




****

Nah lo = ̄ω ̄=
Panggilannya kok?

Like nya jangan lupa ya manteman. Kalau mau beri saran or kritik. Gue terima kok. Ok sip.

Tbc

My Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang