Udah 3 hari semenjak Irene pergi untuk selama lamanya.
Gue berdiri di rooftop kamar, masih ada rasa sedih Yang menyelimuti hati gue.
Gue ngelihat secarik surat Yang waktu itu sempat di berikan oleh Appa Irene ke gue.
Gue membuka surat itu perlahan.
Gue menemukan surat kecil.
Dear Hye Sun.
Hye,Jika kau membuka surat ini, itu berarti aku sudah tidak ada lagi. Terimakasih atas semua kenangan manis yang sudah kita buat selama ini. Walau kita hanya bertemu sebentar, tapi kau banyak membuat kenangan manis untuk gue.
Kau cewek yang manis, pantang menyerah, setia, tangguh, semua itu berada di dalam diri lo.
Taehyung memang tidak salah jika memilih lo untuk menjadi kekasihnya, dia memang pandai memilih seorang cewek. Benar begitu bukan? Hahaha
Jaga Taehyung, gue mungkin tidak bisa lagi mengubahnya menjadi lebih baik lagi, tapi gue percaya lo pasti bisa.Lo juga harus jaga diri lo Hye Sun. Jangan pernah berfikir untuk meninggalkannya Hye Sun. Berjanjilah.
Gue pernah memberikan kotak kecil pada lo kan? Sekarang lo udah boleh untuk membuka kotak tersebut,dan satu lagi ,jangan lupa untuk selalu tersenyum ,apa pun masalahnya. ^^
Dengan segera gue membuka kotak yang berukuran kecil yang pernah di berikan Irene saat dia masih hidup.
Kota itu berisikan liontin cantik.
di dalam kotak tersebut ada secarik kertas.
"Pakai ini untuk gue Hye. Salam Irene. "
Dengan segera gue memakai liontin tersebut. Terlihat cantik.
Tiba tiba gue ngelihat hp gue berdering.
"Hallo. "
"....!!!"
Dengan segera gue turun dari kamar, tidak lupa gue memakai jaket dan syall karna udara di luar sangat dingin.
****
"Taeyong. Ayo cepat. "Ucap gue saat di dalam mobil Taeyong. "Iya iya Hye. Ini udah cepat. Lo mau kita mati di sini? Ini jalannya lagi licin. "Ucap Taeyong.
Setelah sampai di rumah Taehyung dengan segera gue turun dari mobil dan masuk ke dalam rumah Taehyung yang di susul oleh Taeyong.
Gue ngelihat ada anak bangtan duduk di sofa, gue juga ngelihat muka Suga dan Jimin terlihat bonyokan. "Apa yang terjadi? "Tanya gue ke mereka. "Mending lo cek sendiri Hye. "Ucap Jungkook.
"Tapi luka kalian? "
"Biar bibi saja yang mengobatinya. Taehyung sepertinya lebih membutuhkan kamu Hye Sun. "Jawab Bibi sambil membawa kotak P3K.
"Hye, panggil kami jika terjadi sesuatu. "Ucap Taeyong, gue cuman ngangguk mengiyakan.
Dengan segera gue memasuki kamar Taehyung. Ada rasa ragu di hati gue saat ingin memasuki kamarnya. Gue mencoba meyakinkan diri gue untuk membuka pintunya.
BRAK....!!
Tampa ragu lagi gue lansung memasuki kamar Taehyung. Gue ngelihat kamar Taehyung yang gelap gulita, Yang hanya mendapatkan sinar dari bulan.
"Aaarrgghhh!! "
"Tae..."
Dengan segera gue menghampiri Taehyung. Gue lihat Tangannya mengeluarkan banyak darah. "Tae, apa yang terjadi!? "Gue ngelihat cermin di depannya pecah.
'Apa dia memukulnya dengan tangan kosong? '
"Tunggu di sini. "Gue berusaha mencari cari kotak P3K. Dengan keadaan yang gelap gulita membuat gue kesulitan untuk mencari nya.
"Ah, dapat. "Ucap gue saat menemukan kotak P3K di samping meja.
Dengan segera gue mengobati luka nya tersebut. Selang beberapa menit akhirnya gue selesai mengobati lukanya.
Gue ngelihat mukanya yang terlihat berantakan Dan rambutnya yang terlihat sedikit basah."Tae, tatap gue. "Ucap gue.
"Tae~"
Dia menatap gue tajam, tatapan itu membuat gue ragu untuk berbicara.
"T, Tae, izinkan gue mencintai lo sebelum gue pergi juga. "Ucap gue.
"Apa lo akan meninggalkan gue juga? "Tanya Taehyung. "Gak Tae. "
"Apa lo bakal ngebuat gue mencintai lo dan lo akan melukainya dengan cara pergi!? "Tanya Taehyung.
"Gak Tae, gue gak akan pergi dari lo. "Ucap gue memeluk Taehyung. Gue belum ngerasain ada balasan darinya.
"Sekarang gue ngerasai getar itu. Getaran yang tidak bisa gue artikan dengan sendirinya. "Ucap gue lirih.
Gue ngerasain Taehyung meluk gue erat. Lebih erat dari pelukan gue yang sebelumnya. "Berjanjilah kalau lo tidak akan pergi. "Lirih Taehyung.
"Janji. "Jawab gue. Gue mengakhiri pelukannya.
Gue mengusap pipinya pelan. "Jangan nangis. Gue akan ikutan sedih jika Lo sedih. "Ucap gue. Tiba tiba Taehyung memegang tangan gue. Gue tersenyum tipis.
Dengan berani gue mendekatkan wajah gue, sekarang jarak gue Dan Taehyung sangat dekat. Bahkan hidung kami saling bersentuhan.
Lalu...
Cup...
"Akkhh... "
Gue segera melepasi kecupannya. "Ah, maaf, apa itu sakit? "Tanya gue saat ngelihat sudut bibir Taehyung sedikit terluka.
"Tidak apa. "Jawab Taehyung.
"Tae, lebih baik Lo tidur. Gue akan pulang. "Ucap gue. "Jangan pergi. Lo jangan pulang. "Ucap Taehyung.
"Tae, gue h, harus... "
"Gue mohon. Tetap lah di sini untuk 1 atau 2 hari. "Ucap Taehyung menahan tangan gue.
Gue menghelakan nafas. "Baiklah. Gue akan bilang dulu ke Taeyong. Agar dia menyampaikan ke Chanyeol oppa. "Jawab gue.
Gue segera keluar dari kamar Taehyung gue lihat mata mereka semuanya tertuju pada gue.
"Hye, apa Yang terjadi? "Tanya Jin.
"Dia sudah tenang. "Jawab gue. "Hye Sun bisa menenangkannya tampa harus bonyokan seperti kita. "Ucap Jimin."Semuanya itu bisa di atasi dengan kasih sayang Dan cinta. "Ucap gue sambil tersenyum.
"Hye, ayo pulang. Ini sudah larut malam. "Ucap Taeyong. "Maaf Yong, gue gak pulang untuk 2 hari ini. Gue akan menemani Taehyung di rumah. Bilang itu ke Chanyeol oppa juga ya. "Ucap gue.
Gue lihat Taeyong mengangguk paham.
***
Gue masuk ke kemar Taehyung. Gue berusaha mencari stopkontak untuk menghidupkan lampunya.
Gue ngelihat dia Yang sudah tertidur di kasurnya dengan nyaman. Gue segera menyelimutinya. "Ketika tidur Lo terlihat sangat tenang. "Ucap gue sambil tersenyum.
Gue membereskan beberapa barang yang berserakan di lantai kamarnya.
Gue ngelihat ada buku kecil yang pernah di berikan oleh eomma Irene ke Taehyung .
Tapi buku itu terkunci, Taehyung pasti menyimpan kuncinya.
"Jika lo ingin membacanya, bukan dengan menggunakan ini. "
****
Tbc 💜😘
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
Teen FictionHanya untuk pelampiasan semata atau benar benar cinta? Atau mungkin hanya Fake Love? {BELUM DI REVISI }