IRENE POV
Gue mencoba untuk mendatangi rumahnya Hye Sun. Ada hal penting yang akan gue sampaikan.
Gue perlahan lahan untuk menekan bel rumah Hye Sun.
"Eh Irene. "
Di saat gue mau menekan bel rumah Hye Sun. Tiba tiba pintunya terbuka dan memperlihatkan Hye Sun dengan stayle yang rapi.
"Ada perlu apa? "Tanya Hye Sun. Gue masih diam. "Ayo masuk dulu. "Ucap Hye Sun.
"Gak usah Hye. Gue kesini cuman mau ngasih tau sesuatu sama lo. "Ucap gue.
"Apa? "Tanya Hye Sun.
Gue ragu untuk membilangnya. Karena gue tau, dia pasti bakal terasa sakit nantinya. Gue bingung harus mulai dari mana.
"G, gue rasa lo pasti udah tau dari Taehyung tentang gue dan Taehyung. "Ucap gue sedikit gugup.
"Oh~"
Gue rasa dia ngerti tentang arah pembicaraan gue.
"Jadi kapan acaranya? "Tanya Hye Sun dengan tersenyum ke arah gue.
Apakah dia senang?
"Kenapa lo tersenyum? Apa lo tidak merasa sedih atau marah kepada gue? "Tanya gue ragu.
"Kenapa gue harus marah atau sedih? Itu hal yang gembira buat lo ya kan? Jadi gue juga harus gembira. "Ucap Hye Sun sambil tersenyum.
"Oh~"
"Jadi kapan acaranya? "Tanya Hye Sun ulang.
"Minggu depan. "Ucap seseorang, suaranya familiar di telinga gue.
Taehyung.
"Dan lo harus datang. "Ucap Taehyung ke Hye Sun.
"Gue baru ingat kalau gue ada urusan pada hari itu. "Ucap Hye Sun.
"Gue gak mau dengar alasan apa pun dari lo. "Ucap Taehyung.
"Tae gue gak... "
"Gue gak nerima penolakan! "Cap Taehyung sambil sedikit membentak kepada Hye Sun.
Taehyung segera membawa gue pergi.
Gue sedang di dalam mobil Taehyung saat ini. Sepi, senyap, gak ada yang memulai pembicaraan.
"Tae. "
Gue memberanikan diri menegur Taehyung. "Tae. Kita mau kemana? "Tanya gue.
Gue lihat Taehyung menghelakan nafasnya.
"Kita bakal pergi jalan jalan. "Ucap Taehyung sambil tersenyum.
Gue suka senyumannya, sikapnya, semuanya yang ada pada dirinya gue suka.
Andai gue bisa menatap wajah tersenyum itu untuk lebih lama lagi.
***
HYE SUN POV
"Huuuaaa.... Hikksss.... Hikksss.... "
"Hye, udah udah cup cup jangan nangis lagi deh lo. Kompeng mahal. "Ucap Seulgi ke gue.
"Hikksss... Lo kira gue bayi? Huuuaaa.... Hikkss... "
"Ya udah, berhenti nangis lo. Mata lo bengkak nanti gimana? "Tanya Seulgi.
"Biarin... Gak peduli... Hikkss... "
"Rencana mau pergi jalan bareng, malah jadi gue yang pergi ke rumah lo. "Ucap Seulgi.
"Maksud dia maksa gue datang ke acara dia tuu buat apa? Mau buat gue sedih? Gak bakal! "Kesal gue tuh.
"Gak bakal sedih? Buktinya lo udah sedih duluan. "Ucap Seulgi ke arah gue.
Gue lansung ngelemparin dia pakai boneka gue. "Lo sahabat gue atau bukan sih? Ngertiin dikit dah nih hati napa? "Kesal gue.
"Iya iya gue ngerti kok. "Ucap Seulgi.
"Terima takdir Hye. Mungkin dia memang ingin bersama dengan cinta pertamanya. "Lanjut Seulgi."Kan dari dulu gue udah bilang, jangan terlalu dekat sama Taehyung. Gue takut lo cuman di jadikan pelampiasan. "Ucap Seulgi. "Gue lebih tau sifat Taehyung ketimbang lo. "Lanjut Seulgi.
"Hikkss.... Hikkksss.... Gue benci dia hiikkss... "
"Udah ah lo jangan nangis lagi. Kita bakal pergi sama sama nanti ke acaranya. "Ucap Seulgi sambil meluk gue.
"Buktiin sama dia kalau lo itu bisa tampa dia. "Ucap Seulgi sambil ngelus gue.
"Hikksss... "
'Ternyata jika sudah terlanjur terlalu sayang itu sangat sulit untuk melepaskannya. Bahkan walaupun sudah sekuat tenaga kita untuk melupakannya rasa itu bakal tetap ada walau hanya setetes air mata. '
***
Maaf ya kalau bayak typo nya. Hehehe.
Ngaur ya? Huhuhu, maaf ya kalau ngaur (╥_╥)Thanks^^
TBC 💜❤

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy
Ficção AdolescenteHanya untuk pelampiasan semata atau benar benar cinta? Atau mungkin hanya Fake Love? {BELUM DI REVISI }