Part. 57

1.8K 115 6
                                    

"Hye, nih alkoholnya letakan di mana? "Tanya J-hope oppa.

"Di atas meja itu aja oppa. "Jawab gue.

Gue lagi di markas anak Bangtan sekarang. Tempat geng Taehyung.

Kalau gue gak ketemu sama Jin oppa tadi, gak tau deh gue harus kek apa.

"Makasih ya oppa. "Ucap gue.

J-hope cuman tersenyum lalu pergi.

Tiba tiba gue ngelihat Jungkook datang.

"Kenapa lo masih mau ngobatin dia? Sedangkan dia udah nyakitin lo? "Tanya Jungkook.

"Kenapa lo masih mau ngelihat dunia? Padahal dunia itu kejam Kook. "Tanya gue balik.

Jungkook diam sesaat.

"Itu karena gak selamanya dunia itu kejam. Sekejam kejamnya dunia pada kita, pasti ada sisi kebaikan di dunia ini. "Jawab gue.

Jungkook diam untuk sesaat. "Lo gak harus memusuhi dia untuk selamanya Kook. Hanya karena masalah sepele yang kalian buat, itu bisa membuat kalian menjadi musuh yang panjang. "

"Gue mohon, maaf kan dia Kook. "Ucap gue sambil memegang tangan Jungkook.

"Bakal gue pikirkan itu. "Ucap Jungkook lalu pergi.

Gue menghelakan nafas panjang.

"Aagghh... "

Gue ngelihat Taehyung udah sadar dari tidurnya.

"Tae, lo jan... "

"Aaarrgghh... Diam lo! "

Tiba tiba aja Taehyung ngebentak gue.

"Mau ngapain lo kesini? Mending lo pergi! "Bentak Taehyung sekali lagi.

Gue mencoba buat ngontrol emosi gue saat ini. Gue tau suasana saat ini seperti apa.

"Tae, izinkan gue buat ngobatin luka lo. "Ucap gue.

Tiba tiba Taehyung nunjukan smirk nya. "Buat apa Hye? Luka yang dulu aja belum sembuh. Lo mau ngobatin luka ini? Buat apa Hye!? "Bentak Taehyung.

"Mending sekarang lo pergi, atau gue yang akan pergi! "Bentak Taehyung.

"Gue gak bakal pergi! "Jawab gue tak kalah keras.

"Ok kalau itu mau lo. Jangan harap lo bisa nyari gue lagi Hye! "Bentak Taehyung.

Apa yang bakal dia lakukan?

Taehyung menghempaskan pintu kamar markas dan segera menuju ke pintu depan.

Semua mata seketika tertuju ke arah gue. "Hye, lo gak apa apa? Lo kenapa sama Taehyung? "Tanya Jimin.

"Gak kok Jim, gue yang salah. "Jawab gue.

Test...

Sialan. Air mata gue harus pakai jatuh segala pula lagi.

"Ululu, jangan nangis Hye. "Ucap J-hope oppa nenangin gue.

"Sini sini gue peluk dulu. "Ucap J-hope oppa. Gue lansung jatuh kepelukannya.

J-hope, Jin, Suga, Namjoon, mereka udah gue anggap sebagai oppa kandung gue.

"Hikkss... "

"Nangis sepuas lo Hye. Bahu gue selalu ada buat lo. Kapan pun lo mau."ucap J-hope oppa.

Gue ngelihat ke arah Jungkook, gue yakin dia pasti bakal marah lagi dengan Taehyung.

Dengan segera gue lansung menghampiri Jungkook.

"Kook, lo harus janji sama gue. "Ucap gue.

Dia natap gue,seolah olah berkata 'janji apa? '

"apa pun masalah nya. Jangan pernah buat ngebenci Taehyung. "Ucap gue.

Gue lihat Jungkook cuman menghelakan nafasnya.

"Hye, apa perlu kami bantu lo untuk masalah ini? "Tanya Suga oppa.

"Gak usah oppa. Ini masalah kami berdua. Kami yang memulainya. Kami juga yang harus menyelesaikannya. "Jawab gue.

"Umm... Gue mau pulang dulu ya. "Ucap gue.

"Biar gue antar Hye. "Ucap Namjoon oppa.

"Makasih, tapi keknya Hye bakal naik bis aja. "Ucap gue lansung menuju pintu depan.

***

Di perjalan menuju ke halte, entah apa yang gue rasakan saat ini. Sedih, marah, sakit, semuanya bercampur aduk.

Bis yang akan gue naiki akhirnya sampai juga di halte. Gue segera masuk ke dalam bis tersebut.

Gue gak bisa menahan air mata. Sedari tadi gue menangis.

Hujan seketika turun. Gue ngerasa awan juga merasakan kesedihan yang gue rasakan.

"Hikkss... "

Gue membuat nama Taehyung di embun embun kaca bis.

Gue mengusap nama itu pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gue mengusap nama itu pelan. Seketika gue keingat kata kata dia tadi.

Gue benar benar takut akan hal berbahaya di luar sana yang akan dia lakukan.

Itu sama saja dengan dia menyerahkan nyawanya sendiri.

"Hikksss... "

Bis yang gue tumpangi berhenti di halte bis berikutnya. Gue segera mungkin untuk turun dari bis tersebut.

Hujan...

Gimana gue mau turun? Gue gak bawa payung lagi.

"Ayo mbak. Mbak mau turun atau tidak? Bis nya akan segera jalan. "Ucap supir tersebut.

"Eehh.. Umm... "

Aduh gimana ini?

"Udah ah, keburu lama lo mikirnya. "

Tiba tiba aja seseorang lansung narik tangan gue buat keluar dari bis.





Dengan jarak yang berdekatan...








Berada di satu payung...





Saling tatap menatap...





****

Andai aja itu bisa terjadi di kehidupan gue. Gue sama bias.

Barokah mah hidup gue.

Wkwkw

Vote ye guyyss... Yang mau komen juga boleh. Gue terima terima aja kok. Karena mungkin gue ada salah, atau ceritanya kurang bagus....huhuhu...

Maaf ye banyak typonya.

TBC, 💜

My Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang