37

2K 126 1
                                    

IRENE POV

"Iya eomma. Arraseo. "

Gue mematikan telepon gue. Eomma baru saja menelpon gue, buat nyuruh gue makan yang banyak agar tidak kelelahan nantinya.

Gue dulunya mempunyai kakak yang sangat perhatian sama gue, tapi sepertinya sekarang gue dan kakak gue udah berada di dunia yang berbeda.

Dia meninggal di saat dia mencoba menyelamatkan gue dari sebuah tabrakan.

Itu sebuah kecerobohan yang gue buat, hingga membuat gue sangat menyesal.

Di saat itu umur gue sekitar 5 tahun, dan kakak gue berumur 12 tahun. Pada hari itu gue gak sengaja menjatuhkan boneka yang gue bawa.

Dan boneka itu terjatuh di jalan, saat kami ingin menyebrang jalan. Gue kembali berlari menuju ke tengah jalan, tanpa gue sadari jika lampunya sudah berubah kembali menjadi hijau.

Di saat itu, juga gue hampir di tabrak oleh mobil, tapi kakak gue mendorong gue ke tepi hingga akhirnya dia yang terkena tabrakan dari mobil itu.

"Irene. "

Gue merasa masih bisa mendengarkan teriakan itu. Teriakan di mana kakak gue ingin menyelamatkan gue saat itu.

Kakak gue meninggal di depan mata gue sendiri, menyisakan perih yang cukup mendalam. Orang yang gue sayang meninggal di depan mata kepala gue sendiri, dan itu karena kesalahan yang gue buat sendiri.

Gara gara kecerobohan yang gue perbuat, nyawa orang yang gue sayang jadi terbuang sia sia.

'Kakak, Irene rindu sama kakak. Berharap kakak bisa kembali dan kita bermain bersama lagi. '

Tapi sepertinya itu hanyalah sebuah omong kosong yang selalu gue sebut di saat gue rindu dengannya.

Sekarang gue hanya punya eomma dan appa.

Gue lansung keluar dari WC. Iya, gue tadi nelpon nya di WC, tempat mana lagi coba yang aman buat nelpon kecuali WC.

Pas di saat gue keluar dari WC gue gak sengaja berpapasan dengan Minhyun.

Gue berusaha mungkin buat natap dia, walau itu susah menurut gue.
Dia menunjukan smirk khasnya ke gue.

"Minhyun. "

Tanpa sengaja gue menggumam namanya. "Gue rasa sekarang lo dapat merasakan kebahagian itu lagi. "Ucap Minhyun.

Gue cuman natap dia. Gue tau arah pembicaraan dia. "I, iya. "Jawab gue gugup.

Lagi lagi dia menunjukan smirknya. "Tapi sepertinya itu tak akan bertahan lama. "Ucap gue.

"Kenapa? Apa karna dia sudah mempunyai Hye Sun? Dengar, dia hanya menginginkan lo. "Ucap Minhyun.

"Dan gue juga yakin kalau lo juga menginginkan dia, walaupun gue berada tepat di depan lo saat ini. "Sambung Minhyun.

Gue cuman nundukan kepala. Apa yang di katakan Minhyun barusan itu benar. Semuanya benar.

"Itu memang benar. "Ucap gue.

"Mudah di tebak. "Ucap Minhyun.

"Tapi, ada suatu hal yang akan tetap memisahkan gue dengan Taehyung walaupun gue udah menjalin hubungan dengan Taehyung lagi. "Sambung gue lirih.

"Apa? "Tanya Minhyun. "Lo bakal tau Hyun, tanpa gue kasih tau lo juga bakal tau dengan sendirinya. Untuk sekarang gue belum bisa memberi tau ke lo. "Ucap gue lalu berlalu pergi.

Gue ngerasakan air mata jatuh dan membasahi pipi gue.

IRENE POV END.

HYE SUN POV

Etdah tuh anak kemana dah ya? Lama bener, katanya cuman ke WC doang. Boker kali ya?

Atau gue di kerjain sama dia?

"Sorry lama. "Ucap Minhyun duduk di depan gue. "Tadinya sih pengen gue tinggal kan aja lo nya. "Ucap gue.

Gue minum aja tuh jus jeruk gue. Kantin kali ini di bilang rame kali kagak, di bilang sepi g sepi sepi amat dah. Sedang lah.

"Lo ngapain tadi di kelas? Nangis? "Tanya Minhyun. Gue cuman nundukan kepala gue.

"Hahaha... Baru kali ini gue lihat seorang Park Hye Sun nangis. "

Ini dia ngeledek atau gimana ya? "Gue juga manusia kali "Ucap gue.

"Yang bilang lo mahluk astral emang siapa? "Tanya Minhyun.

"menangis itu wajar untuk setiap orang. Setidaknya dengan menangis beban yang kita rasakan terasa sedikit ringan. "Lanjut gue. "Tapi tidak membuat masalah menjadi selesai. "Ucap Minhyun.

Gue lihat Minhyun cuman menunjukan sedikit senyum nya. "Lagi lo tadi kenapa juga sih pakai peluk peluk gue segala? Gak MUKHRIM. "Ucap gue.

Dia terkekeh ngedengarnya. "Halah bacot ae lo. Buktiknya lo gak mau lepas dari pelukan gue tadi. "Gue lansung natap Minhyun gak percaya.

"Itu juga karena lo meluk gue erat banget, pengen ngelepas gue tadi tuh. "Ucap gue.

"Ya ya, terserah lo. Tapi pelukan gue nyaman kan? "Tanya Minhyun. "Kagak, biasa aja. "Jawab gue.

Gue bisa lihat dia kembali tersenyum. "Ngapain lo ha senyum senyum? "Tanya gue.

"Emang kenapa? Lo suka? Susah emang ya jadi orang ganteng nih. "Ucap Minhyun.

"Idih... Sok kepedean. Yang ada seram sendiri gue ngelihat lo senyum senyum sendiri gak jelas. "Ucap gue.


HYE SUN POV END

TAEHYUNG POV

Gue ngebuka sedikit demi sedikit mata gue. Gue ngerasakan sinar matahari masuk melalui kaca mobil gue.

Gue tertidur di mobil, dan di tempat yang sama seperti tadi malam.

Gue ngelihat ke sekeliling tempat ini. Seketika gue kembali teringat akan suatu hal.

Gue gak tau kalau gue bakal datang ke tempat ini lagi.

Tempat ini yang membuat gue jatuh hati akan seseorang.

TAEHYUNG POV END

My Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang