27 - Kepastian

1.5K 240 72
                                    

“Seseorang itu… Yena, Nuna.”

Irene memaksakan tawanya yang muncul sepersekian detik kemudian. Sambil mengusap rambut pirangnya, Irene tampak menatap Baekhyun tak percaya.

“Hei! Apa kau bisa secepat itu jatuh cinta pada gadis lain? Sebelumnya kan kau seperti menunjukkan kalau kau cinta mati padaku,” ucapnya, sedikit kesal.

“Maaf?” manik Baekhyun mengerjap polos, tak mengerti akan reaksi si gadis pirang di hadapannya.

“Sebagai penggemar beratku, harusnya kau tahu kalau aku paling tidak suka tersaingi oleh siapapun.”

“Kenapa Nuna harus merasa tersaingi oleh Yena?” tanya Baekhyun, mencoba mengorek lebih dalam tentang perasaan Irene.

Berniat melampiaskan kekesalan, gadis cantik itu justru berakhir merobek-robek buku yang tadi hendak dibacanya. Meski tahu ia akan mendapat denda karena tindakan konyolnya, Irene benar-benar tidak memedulikan itu untuk sekarang.

“Memangnya aku ini kurang cantik ya jika dibandingkan dengan Yena? Kenapa rasanya semua orang di sekelilingku hanya berpihak pada gadis itu? Bahkan calon suamiku saja bisa-bisanya menjadikan gadis itu simpanannya dan lebih mengutamakan gadis itu daripada aku!” Irene hampir saja mengeraskan volume suaranya, namun kesadaran akan keberadaan dirinya di sebuah perpustakaan lebih dulu mencegahnya melakukan hal yang hanya akan mempermalukan dirinya sendiri itu.

Tunggu! Simpanan?

Baekhyun mengerutkan kening, curahan hati Irene barusan cukup untuk membuat batinnya terkejut. 2 bulan lalu memang Irene pernah menangis dalam pelukannya, berkata bahwa Oh Sehun adalah seorang pria brengsek yang jahat dan tak punya hati. Setelah itu, Baekhyun mendapati Sehun masih berada di ruang rawat Yena meski Irene telah ia antar pulang. Oh iya, satu lagi yang tak mungkin Baekhyun lupakan; hari di mana hampir semua media heboh memberitakan kabar kencan Sehun dengan wanita lain, yang jelas sekali di mata Baekhyun, wanita lain itu tak lain tak bukan adalah Yena.

Tapi, bukankah sewaktu Baekhyun kalang kabut mencari keberadaan Yena, Sehun bilang ia sudah tak berhubungan lagi dengan gadis itu?

Lantas, siapa yang berani berbohong di sini? Kakaknya atau Oh Sehun?

“Sejak kapan Yena menjadi simpanan Sehun, Nuna?”

“Aku tidak tahu! Dan tidak mau tahu juga! Memikirkannya saja sudah sangat menyakitiku!” Irene mengipas-ngipas wajahnya yang mulai berkeringat saking emosi.

“Baekhyun-ssi…” panggil si Gadis Bae. Ia memainkan telunjuknya di atas meja, membuat pola lingkaran berulang-ulang. Setahu Baekhyun, jika Joohyun sudah seperti itu, berarti Joohyun sedang menahan gugup.

“Datanglah ke pesta ulang tahunku besok lusa. Ini undangan pribadi yang mungkin takkan kau dapatkan dua kali dalam hidup, lho! Jadi, jangan disia-siakan ya!”

♥♥♥

“Sampai kapan kau mau terus hidup membangkang, Oh Sehun?”

Langkah panjang lelaki yang telah bersiap menjemput Yena itu harus terhenti sesaat. Keputusannya untuk pulang ke rumah lebih dulu tampaknya sedikit keliru. Waktu yang ia miliki sekarang tak cukup banyak untuk meladeni ‘petuah’ panjang lebar ayahnya.

Sehun berbalik, menghadap sang ayah yang berdiri tegap penuh wibawa di hadapannya.

“Aku tidak pernah bermaksud seperti itu, Abeoji.” Lelaki itu menundukan pandangan, berusaha menjaga sikap.

“Apanya yang ‘tidak bermaksud’?” tanya pria paruh baya tersebut, menyudutkan putranya sendiri. “Kau selalu mengambil keputusan seenaknya. Lalu apa keputusan yang kau ambil tanpa pikir panjang itu selalu benar? Tidak. Tak ada satupun dari keputusanmu yang sesuai dengan pandangan kami. Menikah di usia 21 tahun? Yang benar saja!”

ELEVEN ELEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang