48.1 - Kehidupan Pernikahan

863 119 55
                                    

Tanpa melepaskan genggaman tangannya pada Byun Yena, Sehun berdiri menghadap kedua orang tuanya yang kini membutuhkan penjelasan atas kabar pernikahan mereka yang serba mendadak siang tadi. Kalau bukan karena momen tersebut sengaja diabadikan oleh beberapa tamu dan langsung menjadi perbincangan hangat di internet, Jonghun dan Seyoon yang tidak menghadiri pesta pernikahan mantan calon menantu mereka tentu tidak akan tahu apa-apa.

"'Jadi tamu, Oh Sehun malah nikahi kekasihnya di depan Irene'?" Jonghun tertawa, tak habis pikir dengan judul artikel yang baru saja dibacanya. Pria paruh baya itu terduduk di sofa ruang tamu bersama sang istri, menatap dingin dua insan yang tak kuasa membalas tatapannya sedari tadi.

"Aku pikir, setelah kau membatalkan rencana pernikahan dengan Irene, kau akan berpikir ulang sampai seribu kali untuk menikah muda," ucap Jonghun, kekecewaan tergambar jelas lewat air mukanya. "Tapi ternyata, kau hanya mengganti mempelai wanita."

"Sudahlah, toh mereka juga sudah menikah." Seyoon mengelus punggung Jonghun, mencoba menjadi penengah. Dia juga tidak mau memperpanjang masalah, apalagi mengingat Yena telah membantunya dalam menemukan sang putri yang ternyata adalah Irene, dia yakin Yena pasti gadis yang baik juga untuk Sehun.

"Kau itu putraku satu-satunya, Sehun-ah. Aku menaruh harapan teramat besar padamu. Aku bisa saja melakukan apapun untuk memastikan kau hidup bahagia," ucap Jonghun. Pria paruh baya itu menghela napas berat, sebelum kemudian berkata dengan raut pasrah, "Tapi, jika memang ini sudah menjadi pilihanmu, aku bisa apa?"

"Kalau kalian berdua memang serius ingin menjalani pernikahan ini, aku meminta kau untuk segera mengatur pertemuan kami dengan orang tua istrimu."

Manik Sehun melebar, tak menyangka permintaan tersebut akan keluar dari mulut ayahnya. Butuh beberapa waktu bagi Oh Sehun untuk memutar otak. Tidak mungkin kan ia menolak permintaan sang ayah dengan alasan sejujurnya kalau ternyata orang tua istrinya adalah pasangan muda yang juga baru menikah siang tadi? Terlebih, Baekhyun merupakan anak dari adik tiri ayahnya, sementara Irene adalah mantan calon istri yang ternyata adalah kakak tirinya sendiri?

"Maaf, Ahjussi." Genggaman Yena menguat. Tanpa terlihat ragu, gadis itu pun mengaku, "Kedua orang tua Yena sudah meninggal. Appa Yena meninggal saat Yena belum genap 5 tahun, dan Eomma Yena meninggal 5 tahun setelahnya."

"Yena sempat tinggal di panti asuhan, sebelum akhirnya mendapat kesempatan menjadi trainee lewat audisi menyanyi di salah satu agensi dunia hiburan yang cukup besar. Sayangnya, sampai saat ini, Yena belum berkesempatan melakukan debut," tambahnya. Pengakuan Yena tersebut otomatis mengundang tatapan iba dari ayah dan ibunda Sehun.

Meski raut Jonghun dan Seyoon yang dingin sama sekali tak berubah, sang putra tahu bahwa hati masing-masing dari mereka telah luluh, apalagi ketika Jonghun mengakhiri pembicaraan dengan berkata,

"Selamat datang di keluarga kami, Byun Yena."



♥♥♥


"Nomor yang anda tuju tidak menjawab, silakan coba beberapa saat lagi ..."

Sudah lebih dari 20 kali Baekhyun mencoba menghubungi Yena, namun putrinya itu tak kunjung menjawab teleponnya. Hati lelaki yang kini hanya mengenakan jubah mandi itu didera risau. Jika malam ini adalah malam pertamanya dengan Irene, maka malam ini juga akan menjadi malam pertama Yena dengan Sehun.

Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul delapan. Irene sedang di kamar mandi sedari tadi, mungkin masih membersihkan diri. Ponselnya belum bersuara, seperti tak ada tanda-tanda bahwa Yena akan balik menghubunginya.

Di saat-saat seperti sekarang ini, sialannya, hanya Yena yang memenuhi pikiran seorang Byun Baekhyun. Saat ia menatap ke arah ranjang, terbayang lagi tatkala dahulu dirinya dan sang putri hampir saja melebur bersama-sama dalam dosa bercinta. Yena, tubuh polosnya, suara penuh keputusasaannya yang meminta untuk dijamah ... astaga, bagaimana bisa Baekhyun melupakan semua itu?

ELEVEN ELEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang