Countdown D-20

556 80 26
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Countdown – Kim Minseok

Saat itu, saat hujan turun di hari senin pukul 4 sore, Minseok hanya bisa berdiri meneduh di depan sekolah sambil menanti rintiknya reda. Padahal, ibunya sudah mengingatkan untuk membawa payung yang digantung dekat pintu rumah tepat sebelum ia berangkat. Sialnya, ia baru mengingat itu sekarang.

Selang 5 menit, perhatian Minseok pada rintik-rintik hujan teralihkan oleh eksistensi gadis di sebelahnya. Manik lelaki itu membesar, diiringi degup jantungnya yang tiba-tiba saja berubah tak biasa.

Gadis dengan rambut cokelat bergelombang sepunggung itu mengulurkan tangan ke depan, sengaja membiarkan telapak tangannya terbasahi oleh tetesan air yang tak kunjung berhenti turun dari langit.

"Sepertinya Sunbae juga tidak terlalu peduli dengan ramalan cuaca, ya?" tanya si gadis, membuka sebuah obrolan ringan. Karena tidak ada siapa pun lagi di sana, pastilah Minseok yang sedang ingin ia ajak bicara.

"Di antara semua orang di sekolah, hanya kita berdua yang terjebak di sini karena tidak membawa payung." Gadis itu terkekeh, lalu mulai bercanda lagi, "Lucu sekali. Apa ini juga termasuk takdir?"

Minseok mencoba mengatur napas, bersikap seolah-olah tak ada yang salah dengan dirinya. Ia hanya sedang menghadapi seorang gadis, kenapa harus sebegitu gugup? Nalarnya sanggup berpikir demikian, namun hatinya berkata ... yang ia hadapi kini ialah seseorang teristimewa.

"Orang tuamu memangnya tidak akan menjemput?" tanya Minseok, akhirnya memberanikan diri.

"Appa-ku sudah 3 hari tidak pulang, sibuk menyelidiki kasus pembunuhan yang ramai dibicarakan tempo hari. Kalau Eomma, dia masih belum bisa menyetir mobil dengan benar," jawab gadis itu diakhiri tawa renyah.

Minseok mengangguk saja, bingung mau membalas apa.

Waktu terus bergulir, sementara hujan masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan segera mereda. Adik kelas pindahan dari Amerika yang dikagumi Minseok sejak sebulan lalu itu menjadi satu-satunya yang banyak bersuara, sedang Minseok hanya berusaha menjadi pendengar yang baik meski jarang sekali menimpali.

"Sunbae, apa kau tahu sekarang kau sedang menjalani kehidupanmu yang ke berapa?"

Kening Minseok mengernyit, tak paham akan arah pembicaraan gadis itu yang mulai terdengar serius.

"Kalau aku, kurasa ini adalah kehidupan pertamaku. Entah bagaimana, aku akan hidup sebagai seseorang lain di masa depan. Tapi, kalau aku terlahir lagi sebagai orang lain, apakah diriku yang sekarang masih tetap bisa hidup dan bertemu dengan diriku yang baru nantinya? Atau ... aku ini akan segera mati, ya?"

"Aku tidak mengerti, tapi kumohon jangan bicara seperti itu." Minseok dibuat merinding. Setahu Minseok, reinkarnasi hanya ada dalam drama-drama serta film. Ia tidak bisa percaya begitu saja sebelum dirinya yang mengalami sendiri.

ELEVEN ELEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang