Countdown D-1

632 79 29
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Countdown - Byun Baekhyun

Entah untuk ke berapa kali, ponsel Byun Baekhyun berbunyi, mendapat panggilan masuk dari nomor Bae Irene, sang kakak yang sekaligus akan resmi menjadi istrinya di esok hari. Lelaki itu tampak sengaja mengabaikan panggilan calon istrinya tersebut, sebab sedari tadi yang ia lakukan hanyalah berdiam menyendiri di salah satu kamar di rumahnya yang gelap dan tak terpakai.

Di sudut, Baekhyun terduduk sembari menatap putus asa ke arah pigura yang membingkai foto ibu dan ayahnya. Ia tebak, di surga sana, ibu dan ayahnya pasti sedang menaruh kecewa. Seharusnya, setelah mampu membawa Joohyun 'pulang', Baekhyun tak lantas menyia-nyiakan kehadiran Joohyun begitu saja.

"Memang aku yang salah, Appa. Aku yang tidak bisa menjalani kehidupan normal seperti orang lain, aku yang tidak bisa tidak jatuh cinta pada keluargaku sendiri. Saat kalian masih ada, aku sudah memendam rasa pada Joohyun Nuna. Dan sekarang, saat putriku dari masa depan datang, aku malah jatuh cinta padanya." Saat mengadu pada ayah dan ibunya, Baekhyun kadang tertawa, lalu menangis, kemudian tertawa lagi, seperti orang tak waras.

Ia benar-benar tidak mengerti cara apa lagi yang harus ia terapkan agar perasaan terlarangnya pada Byun Yena dapat sirna seluruhnya. Perjanjian menyakitkan yang sudah hampir terwujudkan nyatanya tak memberi hasil seperti yang ia harapkan. Ia pikir, jika yang ia terima dari mencintai Byun Yena terus menerus hanyalah rasa sakit, hatinya akan trauma dan menolak mencintai orang yang sama. Tapi ternyata, kenyataannya tidak pernah demikian. Hatinya tetap memihak orang yang salah, dan Baekhyun menyukai kesalahan itu.

"Appa ... waktu yang kumiliki kurang lebih hanya tinggal 6 tahun sebelum aku meninggal di tahun 2021." Baekhyun mendekap pigura foto orang tuanya erat-erat. "Aku ingin membahagiakan Nuna dan Yena semampu yang kubisa. Tapi, aku takut yang kulakukan malah menyakiti satu atau bahkan keduanya tanpa kusadari."

'Baekhyun-ah ....'

'Byun Baekhyun!'

'Kenapa tidak menjawab teleponku?!'

'Apa kau berencana kabur dan membatalkan pernikahan, ha?!'

'Angkat teleponku sekarang atau aku akan membunuhmu!'

110 panggilan tak terjawab, 56 pesan.

Sebegitu takutnya seorang Bae Irene kehilangan Byun Baekhyun. Padahal harusnya, Baekhyun-lah yang seperti itu.

Ponsel Baekhyun berbunyi lagi. Namun kali ini, panggilan datang dari nomor kontak Yena.

"Halo?"

"Appa, Appa di mana? Kenapa tidak menjawab telepon Eomma? Appa sedang tidak berniat berbuat macam-macam, 'kan?" Yena menyerang ayahnya dengan banyak pertanyaan bertubi-tubi. Dari nada bicaranya, bisa dipastikan kalau Byun Yena sangat mengkhawatirkan sang ayah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ELEVEN ELEVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang