Selama 20 menit, keheningan menyelimuti dua insan yang dulu pernah hampir ditakdirkan menjadi calon suami istri. Oh Sehun dan Bae Irene, mantan pasangan kekasih yang kini telah menyadari status mereka sebagai kakak beradik tiri dari ibu yang sama itu memisahkan diri sejenak dari orang-orang sekitar. Kalau kata Sehun, mereka sedang butuh waktu, untuk bicara berdua saja.
Di kamar lama Irene saat masih menjadi Byun Joohyun, keduanya sama-sama duduk di tepi ranjang. Masih belum saling bertukar sepatah kata pun meski waktu terus bergulir. Mungkin masih terkejut, tak menyangka, kalau mereka yang dulu sempat bermimpi bahagia dalam ikatan pernikahan ternyata telah lebih dulu terikat kisah yang amat rumit di masa lalu.
"Aku sangat mengagumi ibumu, bahkan ketika kau kukuh mengatakan kalau dia orang yang angkuh. Aku tidak tahu dari mana perasaan itu muncul. Seandainya aku tahu lebih awal kalau perasaan itu muncul karena ikatan batin di antara kami, aku mungkin tidak akan pernah mengaguminya sama sekali," sesal Irene, kepalanya tertunduk sendu.
"Aku tahu, kesalahannya memang tak termaafkan. Tapi yang harus kau tahu, selama hidupku, aku tidak pernah melihat dia bahagia sebahagia ketika dia menghabiskan waktunya bersamamu, Irene-ah."
Tangan Sehun menggenggam tangan Irene erat-erat, mencoba mentransfer kekuatan agar gadis itu bisa yakin kalau semua tetap akan baik-baik saja. Perlahan, genggaman itu berubah menjadi sebuah pelukan hangat nan menenangkan. Bagaimana pun Irene mencoba berpikir, Sehun memang paling bisa diandalkan untuk menjadi sandaran di saat-saat seperti ini.
Masih dalam posisi memeluk Irene, Sehun berkata lembut, "Aku tidak akan memaksamu untuk memaafkan Eomma. Tapi kemarin lusa, Yena pernah bilang sesuatu untuk menghiburku, 'mau seburuk apapun perilaku mereka, yang namanya orang tua tetaplah orang tua. Mau seberapa jauh pun anak dan orang tua dipisahkan, ikatan mereka tidak akan pernah bisa terputus.'"
♥♥♥
"Saengil chukhahamnida! Saengil chukhahamnida! Saranghaneun uri Yena, saengil chukhahamnida!"
Masih terngiang jelas di telinga Yena lagu selamat ulang tahun yang dinyanyikan kedua orang tuanya tepat saat ia berulang tahun yang ke-4.
Kala itu, Yena tetap merasa begitu senang meski ulang tahunnya hanya dirayakan oleh Baekhyun dan Irene yang selalu kompak memakai hidung tomat ala badut.
"Sebelum Yena meniup lilinnya, Yena buat permohonan dulu, ya!"
"Baik, Eomma!"
Walau 15 tahun sudah berlalu, masih segar dalam ingatan seorang Byun Yena permohonan apa saja yang ia panjatkan di ulang tahun yang sebelumnya tak pernah ia sangka-sangka akan menjadi momen ulang tahun terakhir bersama dua orang paling berharga di hidupnya tersebut. Tolong biarkan Yena selalu bahagia bersama Eomma dan Appa. Yena juga ingin punya boneka beruang yang besar, semoga Appa mau membelikan satu saja untuk Yena. Amin.
"Satu ... dua ... tiga!"
Fuh!
"Yeay! Anak Appa sudah besar sekarang!"
"Anak Eomma semakin cantik saja!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN ELEVEN
Fanfiction[Sequel of 'BATHROOM'] Yena merasa hidupnya tidak akan pernah berjalan mulus jika orang-orang terus mengaitkan dirinya dengan masa lalu kelam sang ayah yang tak lain merupakan seorang pembunuh. Meski 14 tahun telah berlalu sejak sang ayah tercinta d...