[Sequel of 'BATHROOM'] Yena merasa hidupnya tidak akan pernah berjalan mulus jika orang-orang terus mengaitkan dirinya dengan masa lalu kelam sang ayah yang tak lain merupakan seorang pembunuh. Meski 14 tahun telah berlalu sejak sang ayah tercinta d...
Membawa sifat ambisius sejak lahir menuntutku untuk memenuhi segala keinginanku dengan berbagai cara. Tumbuh di lingkungan keluarga yang penuh cinta membuatku sama sekali tak kekurangan kasih sayang. Aku selalu dimanja orang tuaku. Sebagaimana orang tuaku selalu mengaminkan apapun yang kuminta, orang lain pun harus memperlakukanku seperti itu.
Hidupku tak pernah dipenuhi tangisan.
Sampai pada saat aku berada di puncak ketenaranku sebagai model, pembenciku bermunculan. Aku bukan seseorang yang bisa dengan mudahnya menerima kritikan orang lain, apalagi jika kritikan-kritikan itu bernada pedas.
Aku terlahir untuk selalu dipuji, bukan dibenci.
Karena kepercayaan diri itulah, aku tidak bisa menerima tekanan dari para pembenciku hingga akhirnya aku memilih untuk mengakhiri hidupku.
“-Kau juga harus ingat, bahwa semakin tinggi sebuah pohon, maka akan semakin besar angin yang menerpanya.”
Aku jatuh cinta padanya, pada lelaki yang menarikku dari ambang pintu kematian. Aku harus mendapatkannya. Dia pasti bisa menjadi milikku.
Aku lemah di hadapannya.
Aku terlalu menaruh hatiku padanya.
Di depannya, aku tidak pernah mampu menunjukkan sifat asliku.
“Irene-ssi, kau cantik sekali hari ini.” puji salah seorang pemujaku di acara paling membosankan yang pernah kuketahui―jumpa fans.
“Maukah kau menikah denganku, Irene-ssi?”
Saat aku melihat wajahnya, penggemarku itu sama sekali bukan tipeku. Aku hanya menahan tawaku di balik senyuman palsu, maksudku, aku menahan diriku untuk tidak menertawainya yang tidak tahu diri mempertanyakan hal konyol semacam itu pada wanita sesempurna aku.
.
.
.
“Eomma...”
.
.
.
“Apa kau bilang?”
Ya Tuhan, bibirku bahkan belum pernah disentuh sedikitpun oleh kekasihku. Lalu tiba-tiba gadis ini datang dan memanggilku ‘Ibu’?
.
.
.
[ Are You Ready? ]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.