Yena terus mencoba meneguhkan hati. Ia tidak boleh goyah lagi oleh segala bentuk godaan yang Baekhyun beri. Mereka adalah ayah dan anak, itu realitanya.
"Berkatmu, aku tidak lagi berakhir menjadi lelaki pengangguran putus sekolah yang hanya mengandalkan harta kekayaan peninggalan orang tuanya. Aku berubah menjadi seperti ini berkat dirimu," lanjut sang ayah, setengah berbisik.
Ada untungnya rumah mereka besar. Jika mereka ingin saling mengungkap perasaan di tengah malam yang hening tanpa berbisik pun, Sehun dan Irene takkan mampu mendengarnya. Tapi, kembali lagi pada realita. Hubungan cinta pria dan wanita di antara mereka memang sudah seharusnya tidak pernah ada.
"Yena senang Appa sudah mau berubah." Tangan Yena melepaskan lingkaran tangan Baekhyun. Sedetik, ia berbalik. Jarak antara dirinya dan sang ayah masih sangat dekat sehingga ia perlu sedikit menjauhkan wajahnya. "Tapi Yena harap, cinta tulus Appa pada Eomma tidak akan pernah berubah."
"Tentu saja. Kau tidak perlu khawatirkan hal itu," timpal Baekhyun dengan bibir tersungging. Lelaki itu kembali ke kursinya semula, meneguk susu hangat yang tadi putrinya hidangkan dalam satu teguk.
"Terima kasih untuk susu hangatnya," ucap si Lelaki Byun. "Aku istirahat dulu. Kau juga, jangan begadang, ya?"
♥♥♥
Usai liburan bulan madu dengan pasangan masing-masing, Irene dan Sehun kembali disibukkan oleh segudang jadwal pekerjaan di dunia hiburan. Irene balik mengisi sejumlah jadwal pemotretan majalah dan beberapa iklan, sementara Sehun mendapatkan lagi pekerjaannya sebagai pembawa acara tetap sebuah program bincang-bincang bersama artis di sebuah stasiun televisi.
Kembalinya mereka ke dunia hiburan Korea Selatan setelah menghebohkan publik karena menikah bersama orang lain di hari dan tempat yang sama membuat nama mereka justru kian melejit dan ditunggu banyak orang. Kepopuleran, harta, dan cinta, membuat hidup mereka berdua tampak amat sangat sempurna. Ya, sempurna, setidaknya itulah yang pertama terlintas di benak banyak masyarakat setiap kali melihat potret bahagia Irene dan Sehun bersama pasangan baru mereka di media sosial.
Namun, kenyataan tidak sesempurna itu. Publik hanya bisa menilai dari luar, tanpa bisa benar-benar tahu apa yang sebenarnya terjadi di hidup mereka, terutama Irene. Watak Seyoon sepertinya menurun semua pada wanita 24 tahun itu. Sama seperti ibunya dulu, Irene selalu ingin terlihat sebagai seorang wanita sempurna yang membuat iri orang banyak. Tidak boleh ada sedikit pun cela, hingga ia rela menutupi semuanya dari setiap pasang mata.
"Eomma!" panggil Yena pada Irene. Tangannya melambai tinggi di udara, penuh semangat. Gadis itu rupanya berinisiatif sendiri untuk menjemput Irene pulang dari lokasi pemotretan.
Melihat putrinya begitu semringah, suasana hati Irene yang semula turun akhirnya bangkit lagi.
"Kau naik apa ke sini?" tanya Irene sesaat setelah menghampiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELEVEN ELEVEN
Fanfic[Sequel of 'BATHROOM'] Yena merasa hidupnya tidak akan pernah berjalan mulus jika orang-orang terus mengaitkan dirinya dengan masa lalu kelam sang ayah yang tak lain merupakan seorang pembunuh. Meski 14 tahun telah berlalu sejak sang ayah tercinta d...