"Macam aku peduli."

43 2 0
                                    

Ini sebuah kisah sekecil kucupan, seindah ungkapan rasa yang kau pernah agungkan, junjungkan, lalu berubah menjadi sekilas sosok bayangan, Pada setiap terbit sinar rasa yang selalunya buat siangmu resah kerana tak jemu-jemu menyebut namanya, hingga mimpimu tak pernah putus, berpintal pintal bergelumang dengan bayangannya. Pada sekecil pengakuan demi sebuah pengorbanan, terhambur dari sebuah kemahuan, yang kemudiannya menjadi malam-malam sekelam penasaran yang melelahkan, waktu kau pilih nafsumu dan nafsuku; marak menyatu, bersenyawa bersama tapi tenggelam dalam kekalutan kebenaran, lalu melarut menjadi cambahan penyesalan, bukan pengertian. Pada pengecualian perasaan yang timbul sewaktu kasih kita teroleng-oleng, terumbang-ambing tanpa arah, waktu mereka anak-haramkan setiap kebenaran. Pada setiap hujah yang digantikan dengan peniruan kalimah-kalimah yang bersifat pembohongan, digula-gulakan dengan pengharapan yang kau anggap sebagai a labour of love. Pada sebuah pengkianatan, dalam sebuah pengkhianatan. Pada harapan yang kau sengaja klasifikasikan sebagai sebuah kepastian yang mengelirukan. Pada penantian sebuah kisah terindah yang sudah kau karang beribu kali dalam kepalamu, namun masih lagi tidak kesampaian. Pada setiap peristiwa yang julung kalinya terjadi walau dalam sedar masih melakukannya. Pada pengabdian sebuah rasa yang bertimpa-timpa beratnya. Pada diri, yang tak mungkin kembali, yang hilang tak berganti, yang tidak lagi dicari.

Pada bahagia yang tiada lagi.

Pagi, dan ritualnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang