Sang Mantan.

158 4 0
                                    

Di sebuah keramaian, waktu binatang dan manusia keluar bergembira ke hutan batu, ada susuk tubuh yang aku kenal sedang menari. Liuk tubuhnya lembut mengikuti melodi. Dengan perlahan, aku menghampirinya.

"Hell, You got some nerve for showing up here looking like this." Tegur aku dari belakang.

Dia menoleh lalu melirik senyum, kerana dia tahu yang aku cuma bergurau.

"Well. Look at you. So sly and all. I roam wherever I like. stranger." Katanya, sinis. "..and you're stepping on my moves."

"Oooh. A comeback, as always." Kata aku, membalas senyumnya.

"A tease, is always good. Its just the way some of us is. Come.."

Kemudian dia tarik tangan aku ke tempat sunyi. Mulanya dengan usikan. Kemudian berpelukan. Lalu, kami berdua terdiam.

Bertentang mata.

Dan, separuh nafasnya menjadi nafasku.

Momen, membeku.

Lama.

Kemudian dia berpaling dan berbisik perlahan di kelopak telingaku.

"God. This is wrong, and I'm late. I gotta go before the sun comes up."

"Predictable. Like always.." Kata aku, dalam nada bergurau.

"You don't understand. You'll never will. It's complicated, stranger. And we will always remain like that."

"Stay." Kataku, pendek.

"You know I can't do that. You'll never afford it."

"Afford what?"

Dia cuma diam. Kemudian dia berlalu pergi, sambil berkata.

"Hey, just be careful where you place your heart. You might never get it back."

...dan aku ketika itu, aku bangun tidur sambil menyumpah-nyumpah.

Sebab aku masih lagi di sini.

Pagi, dan ritualnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang