Mabuk, tapi jujur.

48 0 0
                                    

"Untuk kenal siapa kita, kita perlu rasa beberapa perkara." Kata dia, sebelum dia buka pintu dan keluar dari kereta, dalam keadaan yang terhoyong hayang. Biasalah, sebagai designated driver yang tragis, aku terpaksa ambil dan hantar dia pulang. Selalunya, pulang itu lebih banyak bercakap dan mencarut. (Okay, mencarut, sebenarnya.) Salahkan alkohol untuk semua ini, tapi dia lebih jujur dengannya.

"Antaranya apa?" Soal aku. Ingin tahu.

"Antaranya: jatuh cinta tapi kemudian patah hati, berkali-kali. Dan dalam semua kegilaan itu, kau akan dapat ilham untuk buat novel paling power." Kata dia, dengan mata separa redup.

"Lepas tu?"

"Apa lagi, kasi franchise lu punya produk la."

Siot. Tengah sedap la tu.

Pagi, dan ritualnya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang