* Di part ini bakal banyak flashback tentang how and why, so check this out *
Ahreum mendaratkan tubuhnya dengan hati-hati. Dia duduk di sebuah bangku taman, tangannya tidak pernah berhenti mengelus perutnya yang memang belum membesar. Entah kenapa, hari ini Ahreum sangat ingin jalan-jalan bersama Jungkook ke taman.
Kalau kalian tanya, kemana Jungkook sekarang. Jawabannya adalah, lelaki itu sedang menenangkan Eunwoo yang tengah menangis karena ingin menyentuh badut pororo yang sedang berada di sana.
Keadaan taman sangat ramai, banyak pasangan suami istri bahkan anak muda yang menghabiskan waktu di sini. Sekilas Ahreum mengingat seseorang, yang bertahun-tahun yang lalu, mampu membuatnya depresi berat. Ahreum menghela nafas sejenak saat kepalanya kembali mengingat kejadian mengerikan itu.
" Melamun lagi? " Suara lembut itu berhasil menyapu gendang telinga Ahreum.
Ahreum tersenyum melihat jagoan kecilnya sudah terlelap dalam gendongan Ayahnya. Jungkook segera mengambil tempat di samping Ahreum dan menatap lurus ke depan.
" Boleh aku menanyakan sesuatu? " Pertanyaan itu mampu merebut seluruh atensi Ahreum.
" Saat itu, malam di mana aku menolongmu saat kau mabuk berat. Kau bilang, kau terlambat, harusnya saat itu kau mencegahnya pergi. Kau terus minta maaf dan mengatakan untuk tidak pergi meninggalkanmu. Kau juga bilang kalau kau ketakutan. " Meski Jungkook belum menyelesaikan kalimatnya, Ahreum sepenuhnya tau arah pembicaraan Jungkook.
Ahreum tersenyum sesaat sambil memandang Jungkook. Kemudian dia menatap lurus ke depan.
" Kau tau, Jungkook? Aku pernah mengalami depresi. Dan aku di rawat di Rumah Sakit Jiwa. " Perkataan Ahreum berhasil menyita seluruh perhatian Jungkook.
" Saat itu....... "
Flashback ( Diambil dari sudut pandang Ahreum )
Aku memiliki kekasih, namanya Park Chanyeol. Kami menjalin hubungan semenjak kelas 2 SMU dan bertahan selama 5 tahun. Aku melakukan kesalahan dengan memberikan semua bagian hatiku padanya. Aku begitu mempercayainya melebihi aku percaya pada diriku sendiri.
Hari itu, saat usiaku 22 tahun, kami memutuskan untuk melepas masa pacaran kami dan melanjutkannya ke jenjang yang lebih serius. Semua persiapan sudah dilakukan, mulai dari gaun, makanan, gedung, dekorasi, semuanya adalah pilihanku.
5 bulan terakhir sebelum kami menikah aku tidak pernah mencurigai perubahan sikapnya. Dia yang awalnya hangat berubah menjadi sedingin es. Tapi kupikir itu biasa, mungkin karena efek lelah.
Lama kelamaan perubahannya semakin terlihat, dia jarang menemuiku, membicarakan teman-teman kampusnya, dia juga jarang menghubungiku. Sampai akhirnya, 2 hari sebelum pernikahan kami dilaksanakan. Aku mengajaknya pergi ke taman.
Berjam-jam kami menghabiskan waktu di sana, saling bertukar cerita, senyuman, tawa, dan keluh kesah. Tapi aku tidak pernah menyadari kalau itu adalah saat terakhirku bersamanya.
Sampai secara tiba-tiba, seorang wanita berperawakan tinggi dan cantik menghampiri kami dengan perut yang sudah membuncit. Kalau tidak salah, namanya adalah Kang Seulgi. Dia berdiri tepat di depanku dan menampar Chanyeol tanpa sebab, dia bilang.
" Pria brengsek!! Kenapa kau tega melakukan ini padaku? "
Aku yang belum mengerti hanya mengernyit mendengar makiannya pada Chanyeol. Di situ Chanyeol dan Seulgi terlibat adu mulut yang masih belum jelas apa penyebabnya. Sampai Seulgi mengatakan sebuah kalimat yang mampu membuatku seperti tersambar petir di siang hari. Dia bilang...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...