Jungkook melangkah pasti menuju apartemen Jimin. Ada sedikit rasa cemburu dalam hati Jungkook. Kenap harus Jimin saat Ahreum sudah memiliki Taehyung? Beruntung Jungkook tau alamat apartemen Jimin.
Dia sampai di sebuah gedung pencakar langit. Lantai 10, apartemen nomor 13. Kakinya melangkah pasti sampai dia berhenti tepat di depan pintu apartemen Jimin. Tangan besarnya menekan bel berkali-kali dengan tidak sabaran tapi tidak ada jawaban.
5 menit, perasaannya makin cemas. Hatinya mengatakan untuk langsung membuka pintu, dan benar. Pintunya tidak dikunci, dia segera menyeruak masuk. Mencari sang istri di lantai bawah, tapi tidak dia temukan. Akhirnya dia memutuskan untuk naik ke lantai atas, ke kamar Jimin.
“ Ahreum! ” Panggil Jungkook.
Tidak ada sahutan dari yang punya nama. Sampai akhirnya Jungkook sampai di sebuah pintu. Tangannya bergerak memutar knop.
Saat itu juga, detik yang sama. Jungkook merasa kalau jantungnya berhenti berdetak. Kedua netranya mendapati sang istri yang tergeletak tidak berdaya di lantai. Dia berlari secepat mungkin dan segera bersimpuh di samping Ahreum. Memangku kepalanya dengan hati-hati.
“ Ahreum... Buka matamu.. ” Panik Jungkook, dia segera memhopong tubuh itu.
Membawanya keluar, berniat menuju Rumah Sakit. Tapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba Jimin dan Taehyung berdiri di depan pintu.
“ Hyung, kita harus membawanya ke Rumah Sakit. ” Ucap Jungkook sarat dengan rasa panik.
“ Tidak perlu, aku akan menanganinya. ” Jimin segera merebut Ahreum dari gendongan Jungkook. Membawanya kembali ke kamarnya.
Jungkook menatap nyalang dan kesal pada Jimin. Hei! Jungkook ini suaminya. Jimin bersikap seolah Ahreum adalah istrinya, seolah Ahreum adalah miliknya bukan milik Jungkook. Kedua tangan Jungkook mengepal geram hingga buku tangannya memutih.
“ Aku tau isi pikiranmu, hyung. ” Gumam Jungkook.
🐰 The Truth Untold 🐰
Jimin menghela nafas berat setelah selesai memeriksa keadaan Ahreum. Keadaan wanita itu jauh dari kata baik-baik saja, ginjal kanannya makin melemah. Satu-satunya jalan agar Ahreum dapat bertahan hidup adalah dengan cuci darah. Setidaknya itulah alternatif agar Ahreum tidak merasakan sakit. Tapi Jimin akui, Ahreum adalah wanita yang kuat. Rata-rata, penderita gagal ginjal akan merasa lemas dan letih. Tapi Ahreum, dalam keadaannya yang seperti ini dia masih bisa sekedar tersenyum meskipun tidak selepas dulu, dia masih bisa beraktivitas seperti biasa, membersihkan rumah, dan memasak. Jimin sepenuhnya tau kalau Ahreum sedang berpura-pura tidak merasakan sakit. Meski sejujurnya tuhuhnya terasa seperti dihancurkan.
Jimin mengelus wajah Ahreum yang lembut. Lalu berujar dengan mantap.
“ Aku akan mencari pendonor untukmu. Aku janji. ”
Setelah itu, pintu kamarnya terbuka. Jimin segera menarik tangannya dari wajah Ahreum. Lalu bersikap seolah dia sedang memasang infus yang sebenarnya sudah terpasang di tangan kanan Ahreum.
“ Ahreum baik-baik saja kan? ” Tanya Jungkook.
Jimin memandang wajah Ahreum sesaat, apa yang harus dia jawab? Kejujuran atau kebohongan. Dia harus mengatakan kebenarnannya. Bahwa Ahreum sedang menderita gagal ginjal, dan itu karena dia mendonorkan satu ginjalnya pada Jihan. Jimin menghela nafas panjang lalu...
“ Dia baik-baik saja, dia hanya kelelahan. Iya kan Jimin? ” Sahut Taehyung dari arah pintu.
Jimin sempat memandang Taehyung tidak percaya, sementara Jungkook bernafas lega. Jimin sempat terlibat adu mata dengan Taehyung, sebelum dia mengangguk.
“ Ahreum baik-baik saja. ” Kata Jimin lalu pergi begitu saja dan diikuti oleh Taehyung.
Sekarang, tinggal Jungkook dan Ahreum di kamar Jimin. Dia duduk di sisi ranjang, matanya berkaca-kaca entahlah karena apa. Tapi hatinya seperti berkata, kalau Ahreum sedang menyembungikan sesuatu. Dia tersiksa oleh sesuatu. Jungkook menyentuh pipi Ahreum dengan lembut, seolah Ahreum adalah kertas terbakar yang mudah hancur kalau dia menyentuhnya terlalu kasar.
“ Maafkan aku. Tidak seharusnya aku melakukan ini padamu. Bangunlah, aku akan membawamu kembali, ke rumah kita. Aku akan membawamu pada Eunwoo, aku akan menjagamu. Aku janji. ” Setetes air mata berhasil menimpa pipi Ahreum yang mulus.
Tepat detik itu juga, di waktu yang sama. Obsidian hazel itu terbuka. Saat orang yang pertama dilihat Ahreum adalah suaminya, dia tersenyum lembut. Tangannya yang lemah terulur, menyentuh rahang tegas suaminya.
“ Hiks... Kau datang? ” Isak Ahreum terharu. Jungkook masih perduli padanya?
Ahreum menangis, mengeluarkan setiap rasa rindunya. Matanya menatap langsung ke arah mata suaminya. Jungkook merengkuh tubuh itu erat. Entahlah, dia bahkan lupa. Kapan terakhir kali dia memeluk Ahreum penuh kelembutan seperti sekarang? Dia mengecup puncak kepala itu lama. Merasakan aroma harum istrinya yang beberapa hari ini tidak saling bertegur sapa.
“ Hiks... Kau datang... ” Ahreum masih tidak percaya, rasanya seperti mimpi.
“ Aku pasti datang untuk menjemputmu, sayang. ” Bisik Jungkook. Jujur, hatinya tersayat melihat Ahreum menangis haru.
“ Jangan menangis, aku sudah di sini kan? ” Jungkook menegakkan tubuhnya, mengusap air mata Ahreum dengan ibu jarinya. Ahreum tersenyum lembut, setidaknya dia bisa bernafas lega untuk sekarang.
Tangan Ahreum bergerak menyentuh luka di sudut bibir Jungkook yang masih mengeluarkan sedikit darah.
“ Kau berkelahi? Kenapa? ” Tanya Ahreum lembut. Jungkook bingung harus menjawab apa? Tidak mungkin dia berterus terang kalau Taehyung yang menghajarnya kan?
“ Aku baik-baik saja. ” Elak Jungkook sambil tersenyum.
“ Biarkan aku melihatnya. ” Jungkook mengangguk lalu menunduk, mendekatkan wajahnya pada Ahreum.
Dengan gerakan perlahan, Ahreum mengecup lembut luka itu. Mengecupnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Membuat jutaan volt listrik menyalur di tubuh Jungkook. Ahreum memang istrinya, tapi tubuh Jungkook selalu bereaksi saat Ahreum menyentuhnya, sentuhan sekecil apapun.
“ Jangan terluka lagi. ” Bisik Ahreum sementara Jungkook masih terhipnotis oleh tatapan mata sayu Ahreum.
Jungkook tersenyum saat rohnya kembali selepas berkelana dalam mata Ahreum. Dia mengangguk lalu mengelus tangan kanan Ahreum lembut.
“ Kita pulang? ” Tanya Jungkook.
Entah setan mana yang memaksanya, tapi kedua obsidian Ahreum segera mengarah ke pintu. Di sana, Jimin berdiri, menatapnya penuh senyuman. Tapi Ahreum tau, itu bukan senyuman tulus seorang Park Jimin. Itu senyuman palsu. Dia menyembunyikan kesedihannya.
Ahreum kembali menatap Jungkook lalu..
“ Biarkan aku disini, untuk malam ini dan besok. ”
To Be Continued~~
Awwwww... Ahreum ga mau pulang... Dia betah sama chimol oppa loh.. Hayoo mana suaranya KookReum stand?
Seneng akutuh jailin kalian..
Lope lope deh 💋Btw guys...
Ayo dong follow collab acc aku di pisangbangtan karena soon bakal ada work-work kolaborasi dari para author lain, termasuk aku. Follow ya sayangkuu 😘
Bubye 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...