Pagi-pagi buta Ahreum sudah membersihkan tubuhnya. Kejadian semalam mampu membuat luka operasi Ahreum sakit. Ahreum terus berdoa, semoga semalam Jungkook tidak menyadari kalau ada luka di bagian rongga perut Ahreum.
Ahreum selesai membereskan rumah dan menyiapkan sarapan sebelum para pelayan mulai bekerja. Setelah semuanya beres, Ahreum segera naik kembali menuju kamar Jungkook. Di sana, di atas ranjang. Jungkook masih tertidur pulas dengan menghadap ke pintu. Tubuh bagian atasnya terkespos karena selimutnya hanya menutupi tubuh bagian bawahnya. Ahreum tersenyum masam lalu duduk di lantai, berhadapan langsung dengan wajah Jungkook.
“ Selamat pagi.. Akhirnya, setelah sekian lama. Aku bisa merengkuhmu semalaman.. ” Air mata Ahreum kembali menetes.
“ Kuharap, setelah ini kau bisa tersenyum seperti semula. Jangan jadi pemarah, kau harus jadi Ayah yang baik untuk Eunwoo. Kalau suatu hari nanti aku bertemu dengannya dan dia mengaduh kalau Ayahnya ini nakal. Aku pasti akan menghajarmu. Aku berjanji. ” Ahreum menyeka air matanya.
“ Kau memintaku pergi kan? Akan kulakukan. Aku akan pergi dan jangan pernah mencariku. Hiks... Jaga Eunwoo baik-baik. Hiks... I love you, Jeon. ” Isak Ahreum lalu mengecup bibir Jungkook lama dan memejamkan matanya.
Selama beberapa detik, Ahreum hanya menatap wajah damai Jungkook dan menangis dalam diam. Sebelum dia bangkit berdiri dan melangkah pergi. Tapi langkahnya terhenti saat dia sampai di ambang pintu. Dia kembali menatap Jungkook dari jauh.
“ I leave you. ” Lirih Ahreum lalu pergi.
Ahreum terus tersenyum meski air matanya terus menetes. Lalu matanya tertuju pada kamar Eunwoo. Dan apa yang dia lakukan? Tentu saja melihat putranya.
Ahreum berjalan pelan lalu naik ke ranjang Eunwoo. Bocah itu masih terlelap dengan tubuh meringkuk. Ahreum membetulkan selimutnya pada tubuh kecil itu.
“ Kau sudah semakin besar sayang, tumbuh dengan baik. Kau harus menyayangi Jihan dan Jungkook, mereka orang tuamu. Jadilah Eunwoo dewasa yang baik. Jangan menyusahkan pengasuhmu. Hiks... Eomma menyayangimu. ” Ahreum mengecup kening Eunwoo lalu pergi.
Benar-benar pergi dari rumah. Mungkin bukan hanya rumah, tapi juga kehidupan mereka. Karena Ahreum tidak lebih dari sekedar orang ketiga.
Ahreum mulai melangkah dengan menyeret kopernya. Dia datang kerumah ini dengan memenangkan hati Jungkook, tapi sekarang dia pergi dengan kekalahan. Dalam hal, membuat Jungkook tetap bertahan di sampingnya.
“ Aku pasti merindukan kalian. ”
😿 The Truth Untold 😿
Mobil super mewah berhasil terparkir di halaman kantor Taehyung. Seorang pria berjas putih, Jimin berlari tergesa-gesa memasuki gedung pencakar langit itu. Berkali-kali pula dia melihat ponselnya dan berdecak.
“ Maaf Tuan, kau sudah buat janji dengan presdir Kim? ” Tanya seorang resepsionis.
“ Aku tidak perlu janji! ” Kata Jimin lalu menyeruak masuk ke ruangan Taehyung.
“ Eoh, hyung? Waeyo? ” Taehyung segera meletakkan berkas-berkas yang ada di hadapannya.
“ Di mana Ahreum? ” Tanya Jimin dengan nafas terengah.
“ Tentu saja di rumah suaminya. Kemana lagi? ” Jawab Taehyung.
“ Dengar, aku memang belum mengecek ke sana tapi puluhan kali aku mencoba menghubungi ponselnya. Nomornya tidak aktif, dan kau tau? Butiknya dijual. Sesuatu pasti sedang terjadi, satu hal lagi. Hari ini adalah jadwalnya cuci darah atau sakitnya akan bertambah parah. Dia hanya bisa bertahan dengan obat dosis tinggi. ” Jelas Jimin panik.
Taehyung segera meraih ponselnya, mencoba menghubungi ponsel adiknya tapi, benar kata Jimin nomornya tidak aktif. Taehyung berdecak lalu meraih mantel di sandaran kursinya.
“ Aku benar-benar sudah muak dengan pria itu! ” Ucap Taehyung lalu pergi, diikuti Jimin.
Dan kalian pasti tau, sasaran kemarahan Taehyung bukan?
Ya.. Jeon Jungkook.
😿 The Truth Untold 😿
Cahaya menyilaukan berhasil menembus kelopak mata Jungkook, pria itu berbalik menyamping. Kosong, dia tidak menemukan tubuh Ahreum. Jungkook segera membuka matanya lebar dan melihat sekeliling, sudah rapi dan tidak ada siapapun selain dia.
Jungkook merasa ada satu hal yang aneh. Kemana Ahreum pergi sepagi ini setelah kejadian melelahkan semalam? Dia segera bangkit, meraih piyama tidurnya dan memakainya. Setelah itu berjalan— lebih tepatnya berlari, menghiraukan rasa pening yang ada di kepalanya akibat pengaruh alkohol semalam.
“ Ahreum!! ” Serunya menggema dalam bangunan itu.
“ Sayang!! ” Serunya lagi, tapi tetap tidak ada respon.
Jungkook berdecak, kembali masuk ke kamar dan meraih ponselnya di nakas. Tapi matanya seketika tertuju pada selembar kertas yang ada di samping ponselnya. Jungkook meraihnya, membuka lipatan kertas itu dan membaca isinya.
Jeon Jungkook. Selamat pagi, aku yakin saat kau membaca tulisanku ini, aku pasti sudah berada jauh darimu. Kau ingat bukan? Dua kali kau memintaku untuk pergi, dua kali juga kau menyakiti hatiku. Sekarang, aku benar-benar pergi. Ke tempat yang seharusnya, bukan di tengah-tengah kau dan Jihan.
Awal pertemuan kita bukanlah awal yang baik. Kau tau kan? Haha... Saat itu aku mabuk berat karena ulah teman kerjaku, dan kau menolongku. Saat kau secara tiba-tiba datang ke rumah dan Eomma bilang kau adalah calon suamiku, tentu saja aku terkejut. Memang, awalnya aku menolak, hatiku berontak. Tapi, seiring berjalanya waktu, aku mulai jatuh hati padamu. Kau tau? Seumur hidupku, aku berharap kau adalah cinta pertama dan terakhirku.
Tapi ekspektasi memang tidak selalu berjalan lancar. Aku pergi, boleh kuminta satu hal? Mungkin bukan satu, tapi beberapa. Jangan pernah mencariku, menghubungiku, memanggil, atau bahkan membahas namaku.
Jaga Eunwoo baik-baik, jangan jadi pemarah atau semua orang akan menjauhimu. Just be yourself, Mr. Jeon. Maaf, aku tidak bisa menepati janji pernikahan kita. Tapi sampai kapanpun, aku akan tetap mencintaimu.
Jangan ada kata ‘ KITA ’ karena mulai detik kau memintaku pergi. Kita sudah berpisah, menjadi kau dan aku. Terimakasih juga untuk semuanya, cintamu, kasih sayangmu, kemarahanmu, dan luka yang kau berikan.
I Love You, Jeon.
SorryI leave you.
To Be Continued~~
Kira-kira ada yang baca gak ya?
Akhirnya aku bisa double up ya say 😿Aku tuu seneng baperin kalian masa 😹😹
Pokoknya love you full deh
Salam peluk,
Ken 💋

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...