Bunyi keyboard laptop memenuhi ruang kerja Ahreum, jemari lentiknya bergerak lihai menggetik sebuah berkas yang harus segera dia laporkan. Memang awalnya Ahreum berniat mengambil cuti 1 bulan tapi karena masih banyak laporan yang harus dis laporkan. Ahreum memutuskan masuk hari ini.
Saat Ahreum tengah sibuk menyelesaikan laporannya, seorang pria masuk ke ruangan Ahreum dan membuat keributan.
“ Chukkae uri Ahreumiee~~ ” Ahreum menepuk dahinya pelan lalu fokus pada pria tidak jelas di depannya.
“ Ayolah Hoseok, apa kau salah minum obat pagi ini? ” Kata Ahreum malas.
“ Aku turut bahagia untukmu. Baru saja kau mengambil cuti hampir 2 minggu setelah kembali ke sini kau sudah menikah. Itu adalah hal bagus. ” Hoseok mengambil tempat tepat di depan Ahreum.
“ Bagus bagaimana. Kau tidak pikirkan Jin? ” Sungut Ahreum.
“ Hei. Aku adalah temanmu sejak SMU. Aku tau apa yang terbaik untukmu. Aku tidak pernah setuju kalau kau berhubungan dengan Jin itu. Kau tau? Dia terlalu datar, suka mengatur, perfectionist, dan berbahaya untuk wanita tua sepertimu. ” Ledeknya yang berhasil mengundang tawa Ahreum.
“ Kenapa kau mengaturku? Memangnya kau Ibuku? ”
“ Aku yakin, Ibumu pasti juga tidak menyukai Jin. ” Ucap Hoseok angkuh.
“ Dasar sok tau! ” Keduanya tertawa lepas.
Setidaknya untuk sesaat, Ahreum bisa tertawa karena sahabatnya itu. Hoseok memang selalu ada untuk Ahreum kapanpun dia perlu.
“ Aku akan kembali sebelum bos besar itu marah. ” Hoseok mengacak rambut Ahreum lalu pergi.
Bersamaan saat Hoseok mencapai pintu, Jin berdiri di sana. Raut wajah Ahreum berubah datar lagi melihat Jin mendekatinya.
“ Maafkan aku karena membentakmu kemarin. ” Kata Jin setelah pintu tertutup.
Ahreum bangkit berdiri, menyibukkan diri dengan mengambil berkas dari rak di belakangnya, membuka setiap halaman walaupun tidak membacanya.
“ Aku sibuk, kalau kau sudah selesai. Pergilah. ” Kata Ahreum datar.
Jin yang mulai muak dengan sikap acuh Ahreum segera menarik lengan Ahreum hingga berkas di tangannya jatuh. Dia menghempaskan tubuh ramping itu ke rak kayu hingga membuat Ahreum memekik kesakitan. Pasalnya punggungnya terbentur rak dengan keras dan dia yakin pasti punggungnya membiru.
“ Apa maumu? ” Sarkas Ahreum.
“ Kau. Aku pernah memintamu menikah denganku tapi kau menolak. Kau bilang, kau belum siap menjadi Ibu. Tapi nyatanya, kau kembali dan menjadi isrti orang lain. Ditambah lagi, dia memiliki seorang putra. Atau jangan-jangan kau memang sudah berhubungan dengannya selama bertahun-tahun? ” Tuduh Jin.
“ Aku sama sekali tidak mengenalnya! ” Tegas Ahreum.
“ Benarkah? Kalau begitu, ceraikan dia. ” Tatapan Jin menajam seperti pisau belati.
“ Aku tidak bisa! ” Kata Ahreum.
“ Kenapa? Kau mencintainya? ” Pandangan Jin berubah sendu dan sayu.
“ Aku tidak mencintainya, aku hanya tidak ingin menginjak altar untuk yang kedua kalinya. Pernikahan hanya dilakukan satu kali seumur hidup Jin, tolong mengertilah. ” Mohon Ahreum.
Tringg...
Ponsel Ahreum berdering, tanda ada pesan masuk. Dia segera meraih ponselnya dan memgernyit melihat nama pengirim pesan. Jungkook.
From : Jeon 😒
Keluarlah, aku ada di tempat parkir. Kedua orang tua kita sedang menunggu di sebuah resto dekat kantormu. Kalau mereka lihat kita datang sendiri-sendiri, mereka akan curiga. Cepat, aku menunggumu.
Ahreum mendesah pasrah, mendorong Jin menjauu, meraih tasnya dan berlari keluar ruangan. Membiarkan Jin menatapnya marah sekaligus kecewa.
Jin berjalan menuju kaca besar, menatap Ahreum yang dijemput oleh suaminya. Jin mengepalkan tangannya geram lalu memukul meja kerja Ahreum sekuat mungkin.
“ Kau benar-benar sudah jatuh ke tangannya, Choi Ahreum. ”
💘 The Truth Untold 💘
Mobil mewah Jungkook terparkir di halaman luas sebuah restoran mewah. Jungkook turun bersamaan dengan Ahreum. Dia berjalan berdampingan dengan Ahreum sebelum secara tiba-tiba Ahreum menggandeng tangan Jungkook. Reflek Jungkook berhenti dan menoleh pada Ahreum.
“ Agar mereka tidak curiga. ” Jawab Ahreum seadanya.
Jungkook mengangguk lalu menggenggam tangan Ahreum yang memggandeng lengannya. Ada kehangatan menyalur dari tangan keduanya, mereka mencoba menyiapian senyuman masing-masing.
Sampai keempat orang itu terlihat tersenyum ke arah mereka. Jungkook dan Ahreum mengambil tempat bersebelahan tepat di depan para orang tua.
“ Kalian pasti belum makan siang kan? Kalau begitu kita makan dulu. ” Kata Nyonya Jeon Somi.
Dan mereka mulai makan siang dengan tenang, sementara yang lain melahap makanan masing-masing. Ahreum hanya mengaduk makanannya sambil melamun.
“ Sayang? Ada apa, kau sakit? ” Tanya Tuan Siwon.
“ Tidak Appa, aku baik-baik saja. ” Ahreum tersenyum lalu menyuapkan makanan ke mulutnya.
Tuan Wonwoo, Ayah Jungkook memberikan 2 amlop berwarna putih pada putranya. Baik Jungkook maupun Ahreum hanya menatap amplop itu bingung.
“ Itu tiket ke Paris, kami mengirim kalian ke sana untuk bulan madu. ”
“ Uhukk... Uhuukk... Uhhuukk.. ” Ahreum tersedak makanannya sendiri dan dengan cepat dia meraih air di dekatnya dan meneguknya hingga habis.
“ B... Bulan madu? ” Gagap Ahreum.
“ Ya, bukankah semua pengantin baru membutuhkan itu? ” Tanya Nyonya Sooyoung.
“ Tidak bisa Eomma, kalau kami pergi. Eum... Eunwoo.. Ya, Eunwoo bagaimana? ” Elak Ahreum.
“ Kami akan menjaganya untuk kalian. ” Sahut Nyonya Somi.
“ Lalu pekerjaan kami? ” Ahreum mencoba mencari alasan lain.
“ Kalian harus mengambil cuti. ” Kata Tuan Wonwoo.
“ T... Tapi— ”
“ Kami akan berangkat. ”
SKAK MAT! Ahreum hanya bisa pasrah kalau Jungkook sudah berbicara.
To Be Continued~~
Vomment ditunggu ya^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanficPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...