59. Baby Jeon

6.8K 769 53
                                    

EENGGGGHHHHHHH!!!

Oeeeekkkkk... Oeeeeeekkkkk... Oekkkk...
Baik Jungkook, Ahreum, dan perawat serta sang dokter bernafas lega saat Ahreum berhasil melahirkan seorang bayi perempuan.

Ahreum menghirup nafas rakus, tangannya terlepas dari genggaman Jungkook karena dia terlalu lemas. Dokter wanita itu, membuka selimut yang menutupi tubuh bagian atas Ahreum lalu menidurkan bayi baru lahir itu di atas dada telanjang Ibunya.

Dengan pintarnya, si kecil segera menggerak-gerakkan tangan dan kepalanya, mencari sesuatu sebelum mulut mungilnya berhasil menemukan puting susu sang Ibu. Putri kecil mereka segera menyusu layaknya bayi kelaparan.

Suasana haru segera melingkupi mereka berdua, Jungkook tersenyum bahagia melihat putri cantiknya lahir tanpa cacat apapun. Jungkook segera menyentuh jemari kecilnya yang langsung digenggam oleh bayi itu, sepertinya dia langsung mengenali Ayahnya.

“ Hai sayang, Daddy isseo. ” Ucap Jungkook lalu beralih pada Ahreum yang wajahnya mulai memucat.

“ Sayang? You okay? ” Panik Jungkook.

Bukannya menjawab, mata Ahreum malah terpejam, tangannya yang tadi memegang lemah tangan Jungkook kini terjatuh.

“ Ahreum!! Ahreum?? Kau mendengarku? ” Panik Jungkook.

“ Anda bisa tunggu di luar, kami akan memeriksanya. ” Ucap dokter itu.

Dengan tidak rela, Jungkook meninggalkan ruang persalinan. Dia cemas sekali melihat wajah Ahreum yang memucat dan langsung memejamkan matanya.

“ Bagaimana Ahreum? Bayimu? ” Tanya Nyonya Jeon panik.

“ Bayiku perempuan Eomma. Dokter masih memeriksa keadaan Ahreum. ” Jungkook memang tidak menjelaskan keadaan Ahreum secara rinci, dia hanya tidak ingin membuat keluarganya panik.

“ Perempuan? ” Nyonya Jeon dan Nyonya Choi segera berpelukan, perasaan bahagia sedang mengelilingi mereka.

Berbeda dengan Jungkook, di segera duduk di bangku ruang tunggu dengan perasaan gugup, berharap tidak akan terjadi apa-apa pada Ahreum.

Seorang dokter keluar dengan seorang suster dan berlari panik, Jungkook pun ikut berdiri dan menghadang dokter itu.

“ Apa yang terjadi pada istriku? ” Tanya Jungkook.

“ Kami belum bisa memastikan Tuan Jeon. Istri Anda mengalami pendarahan, karena penyakit ginjalnya sudah mencapai stadium akhir, tekanan darahnya juga naik. Kami harus meminta bantuan dokter Jimin selaku dokter spesialis ginjal. ” Jelasnya lalu pergi begitu saja.

Jungkook bersandar pada dinding, tubuhnya merosot jatuh bersamaan dengan setetes air mata yang jatuh.

The Truth Untold

Jungkook berjalan perlahan menuju ruangan steril dan berhenti tepat di depan sebuah kaca besar. Di sana, dia bisa melihat bayi kecilnya sedang tertidur di dalam inkubator. Jungkook tersenyum lembut lalu menyentuh kaca itu.

“ Kau cantik, sayang. Sama seperti Ibumu. ” Ucap Jungkook.

Senyumannya makin mengembang saat melihat bayinya bergerak tidak nyaman dan terus mengusak wajahnya meskipun matanya masih terpejam.

Daddy yakin, kau akan tumbuh menjadi wanita kuat, sekuat Ibumu. Bantu Daddy untuk membuat Ibumu agar tetap bersama kita. Agar dia bisa melihat betapa cantiknya, putri kecilnya. ” Kedua mata mungil itu terbuka, tangan kecilnya bergerak mengetuk-ngetuk kaca inkubator.


Bibir mungilnya melengkung membentuk sebuah senyuman, membuat Jungkook tersenyum lembut sambil menitikan air matanya.

“ Kau tersenyum? Kau bisa lihat Daddy? ” Jungkook kembali mengetuk kaca itu pelan.

“ Kau tau sayang, Daddy sudah memiliki sebuah nama untukmu. Jeon Reyna. Kau suka? Kata itu berasal dari kata hujan. Daddy harap kau bisa menjadi hujan untuk orang lain, nak. ” Lagi, bayi kecil nan lucu itu tersenyum menatap sang Ayah membuat sedikit perasaan sedih Jungkook berkurang.

“ Cepat sehat agar Daddy bisa memelukmu. ” Ucapnya lalu mengecup kaca itu.

“ Tuan Jeon, Nyonya Jeon sudah siuman dan beliau mencari Anda. ” Ucap seorang suster yang sukses membuat semangat Jungkook kembali.

Dia segera berlari secepat mungkin, tidak sabar ingin melihat wajah Ahreum. Sampai kedua kakinya berhenti di dalam ruangan yang cukup luas itu. Tubuh Ahreum terbaring dengan terhubung dengan beberapa alat yang Jungkook tau diantaranya adalah mesin cuci darah, dan pendeteksi detak jantung.

Hiks.... Jungkook.. ” Isak Ahreum saat melihat Jungkook yang sudah duduk di sampingnya.

Jungkook mengangguk sambil tersenyum lalu menggenggam tangan Ahreum dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya dia pakai untuk mengelus puncak kepala Ahreum. Dia tidak tega melihat Ahreum seperti itu, ditambah lagi dengan wajahnya yang sangat pucat. Pasti sangat menyakitkan untuknya.

“ Kau harus bisa sabar. Sebentar lagi, aku yakin kau akan sembuh. ” Ucap Jungkook.

Ahreum tersenyum lemah lalu menyentuh wajah Jungkook, mengelus pipinya dengan tangan kananya.

“ Jangan mencoba menghiburku. Aku tau benar yang akan terjadi. Aku akan segera menghilang seperti butiran debu yang tertiup angin. ” Jungkook segera mengusap setetes air mata yang keluar dari obsidian cantik Ahreum.

“ Kau harus kuat. Kau harus percaya kalau semuanya akan baik-baik saja. Kau harus bisa sembuh agar kau bisa melihat putri kita tumbuh dewasa, agar kau bisa melihatnya menangis, kau harus bisa. ” Ucap Jungkook menyemangati.

Hiks... Aku tidak bisa, rasanya sakit sekali. ” Ahreum memejamkan matanya erat merasakan sakit luar biasa pada tubuhnya.

“ Hei... Hei... Tolong jangan pernah menutup matamu. Kau harus tetap terjaga, ayo buka matamu. ” Jungkook yang mulai panik segera menepuk-nepuk pipi Ahreum, memintanya untuk tidak memejamkan mata.

Mata Ahreum memang terbuka tapi hanua sedikit, dia sudah tidak mampu bertahan. Rasanya sakit di tubuhnya begitu menyiksa. Tapi di tengah keadaannya yang seperti itu, dia masih bisa tersenyum.

Ahreum melepas sebuah cincin dari ibu jari tangan kanannya lalu meraih tangan Jungkook dan memakaikannya pada jari manisnya. Jungkook nampak berpikir sejenak sebelum dia ingat, itu adalah cincin pernikahan mereka yang sempat Jungkook lempar ke kaki Ahreum waktu itu.

Jungkook tidak pernah menyangka kalau wanita itu akan menyimpannya.

“ Jangan pernah membuangnya lagi karena aku juga tidak akan melepaskan cincin pernikahan kita. Jangan jadi pemarah atau kau akan semakin kelihatan tua. Jaga putriku sebaik mungkin. Kalau suatu saat nanti aku pergi, bisa kau lakukan sesuatu? ” Ahreum tersenyum lagi.

“ Jangan pernah menyakiti Jihan. ”









To Be Continued~~

Masih ada yang baca ga?
Ini part gajelas bangey ya 😨
Beberapa last chapter, siap-siap buat meledak 😹 btw lagi, itu yang di mulmed fotonya baby Rey ya^^

Lope yuu 😽

Eh iya, tadi aku baca ada satu comment yang minta wordnya dibanyakin. Oke, bakal aku panjangin sebisa aku tapi ga di book ini karena nanggung banget kalo di sini kan? So, mungkin di sequel nanti aku bakal kasih 1500 atau 2000 words buat kalian... Gimana?

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang