54. Don' t Talk, Don' t Leave

6K 806 81
                                    

Suara isak tangis Nyonya Sooyoung memenuhi ruang tunggu sementara sang besan tengah sibuk menenangkannya dan Taehyung terus berjalan mondar-mandir di depan ruang gawat darurat. Dia memilin jari-jarinya gelisah, perasaannya sedang campur aduk.

Harusnya hari ini Taehyung membatalkan semua rapat,  jika saja tadi Taehyung datang ke apartemen Ahreum tidak akan celaka seperti ini.

Hiks... Kenapa aku tidak pernah tau keadaan putriku? Bahwa sebenarnya dia terluka. Hiks... Dia selalu bilang padaku kalau rumah tangganya baik-baik saja, tapi sekarang? D... Dia... Hiks.. ” Isak Nyonya Sooyoung.

“ Jangan seperti itu, di sini Jungkook juga bersalah. Dia tidak seharusnya mengatakan kata-kata kasar pada istrinya. Apalagi istrinya itu sedang hamil. Tenanglah, putri dan cucu kita pasti baik-baik saja. Mereka orang yang kuat. ” Kata Nyonya Somi.

Ya, Taehyung tadi menjemput bibi dan Ibu Jungkook. Dia menceritakan semuanya tanpa terkecuali, penderitaan, kesedihan, dan pengorbanan yang sudah dilakukan Ahreum untuk Jungkook dan Jihan. Tapi tidak sedikitpun balas budi yang mereka berikan pada Ahreum. Hebat bukan?

Taehyung yang sudah mulai emosi, segera mengepalkan tangannya erat, meninju sebuah tembok dengan dada naik turun. Emosinya terlalu tinggi, jika harus meningat kembali apa saja yang sudah adiknya relakan untuk pria brengsek itu.

Taehyung segera menegakkan tubuhnya melihat Jimin dan Namjoon keluar dari ruang rawat, diikuti seorang dokter wanita.

“ Mereka baik-baik saja? ” Tanya Taehyung panik.

“ Bayinya baik-baik saja, dia hanya mengalami sedikit guncangan tapi kalian tidak perlu cemas karena aku sudah memberinya vitamin. Tapi Ibunya... Sedang dalam masa kritis, nafasnya masih melemah jadi kami masih harus rutin mengontrol alat pembantu bernafas yang terpasang padanya. Dan kalau sampai dua hari ke depan dia belum sadar. Maka, bisa dinyatakan kalau dia koma. Dan aku tidak bisa menjamin keselamatan mereka. Maaf. ” Kata dokter wanita itu sambil menunduk.

Tubuh Nyonya Sooyoung melemas seketika dengan pandangan kosong. Yang bisa dia lakukan saat ini hanya menangis dan bersandar pada sang besan. Meskipun dia tidak melahirkan kepala Ahreum, tapi Nyonya Sooyoung punya cinta yang besar, sama seperti Ibu yang menyayangi anak kandungnya.

“ Jadi, sebisa mungkin. Buat dia membuka mata. Ajak dia bicara, lakukan sentuhan fisik agar dia merasa kalau banyak orang yang sedang menunggunya. Kalau perlu, kalian bisa memeluknya. ” Kata dokter itu lagi.

“ Kalau begitu aku permisi. ” Dokter itu pergi, kemudian mereka semua terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

Hanya beberapa detik, kemudian Jimin segera beranjak pergi.

“ Mau kemana kau? ” Tanya Namjoon.

“ Membuat Ahreum bangun. Hubungi aku saat terjadi sesuatu. ” Kata Jimin lalu pergi meninggalkan Rumah Sakit.

The Truth Untold ⏳

“ Rapat pagi ini selesai, kalian bisa kembali. ” Seru Jungkook mengakhiri rapat yang sudah dimulai sejak tadi pagi.

Jungkook bersandar pada kursi empuknya dengan mata terpejam. Beberapa hari ini ada yang berbeda dengannya. Perasaannya terus tertuju pada Ahreum, gelisah, cemas, semuanya beradu menjadi satu.

Sesekali terdengar helaan nafas lelah dari bibirnya. Dia membuka mata, menatap foto Ahreum yang masih terpasang manis di meja kerjanya. Tangan Jungkook terulur meraih pigura itu, tapi malah jatuh dan pecah.

Jungkook berdecak lalu berlutut, menyelamatkan selembar foto itu dari puing-puing pecahan kaca itu. Jungkook duduk di kursinya kembali lalu menatap foto itu. Cantik, sama seperti namanya.

“ Tidak apa, aku akan mengganti piguranya nanti. Kau tidak perlu cemas. ” Monolog Jungkook. Ya, anggap saja dia itu gila! Berbicara dengan selembar foto.

BRAKKK...

“ Jungkook!! ” Seru Jimin yang menyeruak masuk ke ruangan Jungkook.

“ M.. Maaf Presdir, kami sudah mencegahnya tapi— ”

“ Pergilah. ” Ucap Jungkook pada seorang pegawainya.

Setelah itu, tinggalah Jimin dan Jungkook. Untuk beberapa detik Jungkook hanya menatap Jimin datar, sebelum Jimin berujar.

“ Mau kuceritakan sesuatu? ” Tanya Jimin yang segera duduk di depan Jungkook.

“ Kau kemari hanya untuk mendongeng? Pergilah! ” Sarkas Jungkook.

“ Tapi ini soal Ahreum! Aku tau kau masih perduli padanya kan? ” Sahut Jimin lalu mengeluarkan ponselnya.

“ Kau lihat? ” Jimin menunjukkan beberapa foto, diantaranya adalah foto Ahreum saat ini, saat dia tengah terbaring lemah dengan banyak selang tipis yang ditancapkan ke tubuhnya.

“ Keadaannya memburuk. ” Jungkook masih bingung, dia menatap Jimin datar.

“ Ini, adalah hasil sinar X tubuh Ahreum. Kau lihat bagian ini, dia hanya memiliki satu ginjal. Dan ginjal itu sedang rusak parah. Kau tau? Dia mengalami gagal ginjal! ” Saat itu, Jungkook merasa kalau dunianya runtuh.

“ Kau ingat saat aku mengatakan padamu kalau kedua ginjal Jihan rusak saat ditemukan dari kecelakaan? Keesokan harinya, Ahreum menghampiriku, dia memohon padaku. Dia bilang ingin mendapatkan pendonor untuk Jihan. Tentu saja awalnya aku tidak setuju, tapi kau tau siapa Ahreum kan? Keras kepala. Jadi, selama ini, ginjal yang ada pada tubuh Jihan adalah milik Ahreum. Ginjal itu bekerja dengan baik di tubuh Jihan tapi ginjal Ahreum yang lain mengalami masalah, sampai dia positif dinyatakan mengidap gagal ginjal. Kau tau seberapa hancurnya dia? Dia hancur! ” Jungkook masih terdiam dengan pandangan berkilat.

“ Kau ingat saat mendadak dia bilang dia pergi ke Paris untuk masalah pekerjaan? Dia bohong! Saat itu, dia sedang melakukan donor untuk Jihan. Orang yang kau lihat sebelum masuk ke ruang operasi adalah Ahreum, istrimu. ” Jimin menghela nafas sebentar.

“ Dan bayi dalam kandungannya saat ini. Dia anakmu, dari benihmu. Aku tidak pernah menyentuhnya, karena sampai kapanpun dia akan tetap memcintaimu. Dan kau juga tau? Dia berusaha membuatmu agar membencinya, dia bilang kalau kau membencinya, maka saat dia mati nanti kau tidak akan menangisinya. Kau tau? Pagi ini, setelah dia bertemu dan kau bilang kalau dia murahan beberapa waktu lalu. Dia dengan sengaja menenggelamkan tubuhnya. Penyakitnya semakin parah sampai dia putus asa dengan keadaannya sendiri. Dia tau.... Kalau dia tidak akan pernah bisa sembuh. Dalam 2 hari ini, jika dia tidak membuka matanya. Maka kau benar-benar akan kehilangan mereka. Keadaannya kritis. Jadi, semuanya kuserahkan padamu. Kau... Masih akan tetap duduk di sini. Atau menguatkan istrimu, membujuknya agar mau membuka mata. ” Final Jimin yang kemudian bangkit berdiri.

Jungkook masih membeku, rasanya seperti dia baru saja menerima ribuan pukulan keras hingga membuatnya jatuh ke dalam jurang yang gelap dan dalam. Dia menatap wajah Ahreum yang tersenyum dalam foto di genggamannya. Sampai hatinya bertekad.

Kalau saat ini, Ahreum dan anaknya tengah membutuhkannya. Atau... Jungkook akan menyesal seumur hidupnya.











To Be Continued~~

Ayoooo dua sekaligus ya, jangan lupa besok-besok stok tisu yang banyak..

Makaseh ya buat yang udah nunggu Ken
Lope-lope deh 💋

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang