Jungkook selesai membersihkan tubuhnya yang terasa lengket. Dia keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian kerjanya. Tangannya sibuk mengeringkan rambutnya yang basah. Pria itu sempat heran saat melihat istrinya yang sudah tidak ada di ranjang. Tapi Jungkook kira, Ahreum pasti sedang berada di lantai 1 untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri.
Dia segera mendekati nakas, meraih ponselnya dan mengotak-atiknya. Matanya membelalak melihat catatan panggilan terakhir.
20 menit lalu, ada panggilan dari Jimin yang sudah terjawab. Sementara Jungkook, 20 menit lalu dia masih berada di dalam kamar mandi. Lalu siapa yang mengangkatnya?
“ Ahreum! ” Pekik Jungkook yang segera berlari panik keluar kamar.
“ Di mana Ahreum? ” Tanya Jungkook saat berhasil menghentikan seorang pelayan.
“ Beberapa menit yang lalu Nyonya terlihat buru-buru, Tuan. Beliau keluar dengan berbalut setelan piyama tidur dan mantel tebal, beliau juga hanya menggunakan sandal berbulu kesukaannya. ” Jelas pelayan itu.
Jungkook mengumpat dalam hati, kesalahannya karena tidak membawa ponselnya kemanapun dia pergi. Jungkook segera meraih kunci mobil yang tergeletak di meja ruang tamu. Dia juga mencoba menghubungi Jimin tapi ponsel si bantet itu mati. Jungkook tidak berhenti mengumpat atas sikap cerobohnya. Dia segera menancap gas mobil dengan kecepatan tinggi dan pergi ke tempat Ahreum berada.
Anggap saja saat ini, Tuhan takdirkan semuanya terjadi. Agar Ahreum mengetahui sesuatu yang memang harus dia ketahui.
💔 The Truth Untold 💔
“ Jihan sadar. Dia mencarimu. ”
“ Jihan sadar. ”
“ Dia mencarimu. ”
“ JIHAN SADAR. ”
“ DIA MENCARIMU. ”
“ JIHAN SADAR. ”
Kata-kata Jimin saat di telfon tadi terus memenuhi kepala Ahreum, dia masih berlari secepat yang dia bisa menyusuri lorong sebuah Rumah Sakit besar. Air matanya tidak henti-hentinya menghiasi pipi tirus itu. Bahkan Ahreum tidak perduli dengan penampilannya yang bisa dibilang sangat aneh itu. Balutan piyama hijau muda dan mantel hitam, rambut dikuncir asal-asalan, dan jangan lupakan sandal berbulu berbentuk si kuning pikachu itu.
“ Di mana ruangan Hong Jihan, mungkin dia baru ditemukan oleh SAR, korban kecelakaan pesawat 9 bulan yang lalu. ” Kata Ahreum terburu-buru.
“ Kami akan cek dulu, Nyonya. ” Suster itu nampak jeli menelisik layar komputernya sebelum Ahreum yakin kalau dia menemukan sesuatu.“ Hong Jihan, 27 tahun, dia ada di lantai 5, hanya ada 1 ruangan di sana, Nyonya. Ruangan VVIP. ” Tanpa berterimakasih atau mengucapkan apapun Ahreum segera berlari menuju lift dan menuju lantai 5.
Dalam hati Ahreum, ada sediiit rasa ketakutan. Sedikit demi sedikit rasa trauma Ahreum kembali lagi, dan itu yang membuatnya lepas kontrol seperti saat ini.
Saat pintu besi itu terbuka, Ahreum bisa melihat sebuah ruangan yang terletak di sudut ruangan. Ahreum berjalan cepat bahkan nyaris berlari sampai kedua tungkainya berhenti melangkah saat kedua manik cantiknya menangkap sosok familiar baginya.
Dengan balutan jas putih khas dokter, dia menatap Ahreum terkejut sekaligus panik.
“ A... Ahreum? ” Kata Jimin terbata.
“ Di mana Jihan? ” Tanya Ahreum tanpa basa-basi, dia terlalu lelah dengan semua ini.
“ A.. Apa maksudmu? Jihan? ” Ahreum tau, Jimin mengetahui sesuatu.
Ahreum melangkah lebih dekat lalu menatap lurus pada mata sipit itu. Menatap Jimin lekat dengan mata basahnya.
“ Aku tau... Jihan sudah ditemukan.. Hiks.... Beritahu aku di mana dia... Kumohon, Jimin. ” Isak Ahreum
Jimin menatap Ahreum lekat, mencoba mngatakan lewat tatapan matanya kalau semuanya akan baik-baik saja.
“ Maafkan aku. ”
💔 The Truth Untold 💔
Setelah memarkir mobilnya asal-asalan di basement, Jungkook berlari terbirit-birit masuk ke Rumah Sakit. Hatinya terus berdoa agar prediksinya meleset, semoga Ahreum tidak mengangkat telfon dari Jimin.
Dia mengaku salah karena menyembunyikan sebuah rahasia besar. 2 hari lalu, Jihan di temukan di bawah puing-puing bangkai pesawat. Saat itu keadaannya kritis, Jungkook memang tidak memberitahu Ahreum. Karena dia tau, itu hanya akan membuatnya drop. Jadi Jungkook menyimpannya rapat-rapat, dia kira itu akan memperbaiki keadaan tapi ternyata salah. Kunci dari keluarga adalah komunikasi dan kejujuran.
Setelah pintu lift terbuka, Jungkook berlari menuju satu-satunya ruangan yang ada di lantai lima. Dia membuka pintu, kakinya membeku saat kedua maniknya menatap sosok yang dia cari. Ahreum tengah berdiri membelakanginya, menatap ke arah Jihan yang terbaring tidak berdaya. Sementara Jimin, berdiri tidak jauh di samping Ahreum.
“ S... Sayang? ” Gagap Jungkook yang berhasil membuat Anak berbalik.
Dengan mata basah dan sembapnya, dia tersenyum miris melihat suaminya yang berdiri tidak jauh darinya.
“ A.. Ahreum.. Aku— ”
“ Jangan katakan apapun, aku tidak perlu penjelasanmu saat ini... Hiks... Dulu aku pernah bilang kan? Sebisa mungkin... Hiks... Jangan pernah menyakitiku... Tapi kau? Hiks... Kau melanggarnya.. ” Isak Ahreum yang mampu membuat Jungkook merasa sangat bersalah.
“ Sshhh... ” Ahreum memegangi perutnya yang mendadak terasa sakit.
Jungkook melangkah maju, berniat membantunya. Tapi Ahreum segera memintanya berhenti melangkah.
“ Jangan sentuh aku! ” Kata Ahreum lalu berjalan melewati Jungkook, pergi meninggalkan Rumah Sakit dengan hati yang terluka parah.
“ Ahreum!! ”
Ahreum menangis semakin keras saat mendengar suara itu. Jimin mengejarnya dengan meneriakan namanya. Harusnya bukan Jimin yang mengejarnya tapi Jungkook karena suaminya bukan Jimin. Ahreum bisa menarik kesimpulan, anggap saja Jungkook sudah menjatuhkan pilihan. Dia lebih memilih....
Istri pertamanya karena Ahreum tidak lebih dari sekedar wanita perusak rumah tangga orang.
To Be Continued~~
Nyesssss... Baper aku tuh.. Kasian si Ahreum 😭
Vomment juseyo biar aku gak sedih 😚💋
Btw, aku buka sesi Q and A. Kalian bebas tanya apa aja di kolom komentar, masalah pribadi aku atau soal cerita. Tapi aku gak mau kasih spoiler ya^^
Jawaban dari pertanyaan kalian bakal ada di next part ❤😘
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanficPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...