60. Kill Me, Softly

6.9K 771 84
                                    

Hari ini, Jungkook memutuskan membawa Reyna pulang, karena dokter bilang, hawa Rumah Sakit sangat tidak baik untuk keadaan bayinya. Dan mau tidak mau Jungkook harus merawat Reyna di rumahnya karena keadaan Ahreum kembali kritis.

Mobil mewah Jungkook sampai di halaman luas kediaman mewah Jungkook. Perlahan, pria itu turun dengan seorang bayi kecil di gendongannya. Ya, dari tadi Jungkook menyetir dengan satu tangan dan mengemudi dengan pelan. Dia tidak ingin terjadi sesuatu pada putrinya. Beruntung si kecil juga sangat pengertian, dia tertidur dan tidak menangis sama sekali.

Dengan langkah pasti, Jungkook melangkah masuk ke rumahnya setelah mengambil sebuah tas lumayan besar yang berisi perlangkapan bayi, mulai dari susu sampai pakaian.

Saat Jungkook memasuki rumahnya, para pelayan sempat melongo. Melihat majikannya yang selama ini terlihat dingin dan kasar tengah pulang dengan menggendong bayi dan membawa sebuah tas. Apa mereka tidak salah?

“ Perlu kubantu Tuan? ” Tanya seorang pelayan tua.

“ Bawa saja tasnya ke kamarku. ” Ucap Jungkook datar sambil memberikan tas itu pada pelayannya.

“ Kali ini siapa lagi yang kau pungut? ” Jihan turun dengan tidak sopannya dia bilang kalau Rey adalah anak pungut.

Rahang Jungkook sudah mengeras, satu tangannya mengepal geram sebelum tangan kecil Reyna menarik kerah jas Ayahnya, bayi itu membuka matanya pelan membuat Jungkook melunak secara perlahan. Melihat putrinya membuka mata mampu menghapus semua kemarahannya.

“ Kau yakin kalau dia benar-benar anakmu? ” Lagi, Jungkook tidak bisa menahan amarahnya.

“ Bawa Rey ke kamar Eunwoo. ” Jungkook menyerahkan bayinya pada seorang pelayan.

Jungkook menatap nyalang pada Jihan setelah kepergian Reyna dan pelayannya. Dia mendekat pada Jihan dan menatapnya penuh kebencian.

“ Dia putriku! ” Tegas Jungkook.

“ Dari mana kau tau? Kau tidak ingat? Ahreum pergi selama berbulan-bulan dan setelah bertemu dengannya dia sudah dalam keadaan hamil 3 bulan. Bisa saja anak itu adalah anak Jimin atau siapapun! Dan, bisa saja dia itu anak haram kan?! ”

“ TUTUP MULUTMU!! ” Tunjuk Jungkook tepat di depan wajah Jihan. Nafasnya memburu karena amarah.

“ Jaga mulut busukmu itu! Istriku tidak semurahan itu! Dia putriku! Jangan pernah kau menyebutnya anak haram! Dan kau!! Berhenti mempengaruhiku!! ” Bentak Jungkook.

“ Kenapa kau membelanya?! Aku istrimu!! Apa yang dia lakukan padamu sampai kau begitu memujanya?! Katakan! ” Marah Jihan.

Jungkook membuang nafasnya kasar lalu mengusap wajahnya gusar.

“ Dia tidak melakukan apapun untukku. Tapi kau tau? Dia memberikanmu sesuatu! Kau tau? ” Jungkook mendekat lagi, membuat Jihan terpojok dan memenjarakan wanita itu dalam kungkungan tangannya.

“ Salah satu organ terpenting yang berfungsi dalam tubuhmu ini adalah milik Ahreum! Kau tau? Ginjalmu pecah saat kecelakaan kan? Dan aku, melakukan kesalahan sampai Ahreum rela memberikan satu ginjalnya padamu. Bukankah ginjalnya bekerja dengan baik di tubuhmu? Ya, memang. Tapi asal kau tau, saat satu ginjal itu diberikan kepadamu. Satu ginjalnya yang lain gagal bekerja di dalam tubuhnya. ” Jungkook menatap mata itu tajam.

Mendengar semua hal itu, bibir Jihan terkatup rapat. Setetes air mata menetes membasahi pipinya.

“ Dia harus menderita karena mengidap gagal ginjal! Setiap hari, dia harus merasakan sakit dan mual, bisa kau bayangkan. Setiap detik hidupnya dia selalu tersiksa oleh rasa sakit! Bukan hanya itu! Dia juga harus merelakan setiap harinya, sebuah jarum menusuk lengannya karena dia harus melakukan cuci darah secara rutin. ” Mata Jungkook pun mulai berkaca-kaca, membayangkan bagaimana sakitnya menjadi Ahreum.

“ Dan hebatnya istriku adalah! Dia masih bisa tersenyum saat keadaannya kritis. Aku tidak menemaninya saat dia sakit, saat dia menangis aku juga tidak memeluknya, bahkan saat dia hamil aku tidak menemaninya! Tapi dia menerima semua itu dengan senyuman. Saat ini, detik ini. Dia terbaring kritis di Rumah Sakit, jangankan bicara, membuka mata saja pasti sangat berat untuknya! Lalu kau? Kenapa dengan seenaknya kau menyebut putrinya sebagai anak haram?! KENAPA?! ” Jungkook meninju tembok yang ada di samping Jihan dengan tangan kosong, membuat tangisan Jihan semakin menjadi.

“ Kalau saja keadaan ini kukembalikan padamu!! Saat ada yang bilang kalau Eunwoo adalah anak haram!! Apa kau bisa terima?! Katakan!! Meskipun pada kenyataannya Eunwoo memang anak haram!! Dia bukan dari benihku!! Apa kau bisa terima?! Sementara Rey, DIA PUTRIKU!! DARI BENIHKU!! KENAPA BERANI SEKALI KAU MENGATAKAN KALAU DIA ANAK HARAM?! Dengarkan aku, kau memang tidak tau terimakasih! ” Jungkook masih mengintimidasi Jihan dengan pandangan mematikannya.

“ Sekali saja aku dengar kau berani mengatakan hal buruk tentang Ahreum atau Rey. Kupastikan kau keluar dari rumah ini! Aku tidak bisa terus seperti ini, Jihan. Hubungan tanpa landasan cinta. Aku tidak bisa. Secepat mungkin, aku akan menceraikanmu! ” Kata Jungkook lalu pergi. Anggap saja Jungkook sudah berada pada titik terendahnya.

Tubuh Jihan merosot jatuh, dia menangis sambil memeluk kedua lututnya. Dia tidak pernah menyangka. Ahreum menjamin hidupnya, dia menyelamatkan Jihan dari maut. Orang yang selama ini dia benci ternyata adalah seorang malaikat untuknya. Jihan menangis makin keras saat kepalanya kembali memutar perkataan Jungkook. Semua itu memang benar! Dia tidak pantas berlaku seburuk itu pada Ahreum. Karena Ahreum sudah menukar hidupnya untuk Jihan.

🔥 The Truth Untold 🔥

Suara alat pendeteksi detak jantung memenuhi seisi ruangan. Jimin berjalan pelan menghampiri tubuh yang selama berhari-hari ini terbaring tidak berdaya. Ini adalah hari kelima di mana mata itu tidak lagi terbuka, mata itu terus tertutup seolah sang pemilik sudah terlalu lelah melihat apa saja kenyataan yang ada di depannya.

Jimin tersenyum lemah, diiringi air mata yang menetes dia menyentuh wajah mulus Ahreum. Mengingat betapa cantiknya wanita itu saat dia tersenyum. Tiba-tiba saja, Jimin merindukan Ahreum, saat di mana dia tersenyum, tertawa, berbicara, mengomel, bahkan meneriakinya. Tubuh Ahreum benar-benar lemah, dia seperti kehilangan semangatnya. Dia terlihat sangat nyaman berada dalam alam bawah sadarnya yang gelap itu.

“ Buka matamu, kau tidak ingin lihat betapa lucunya putrimu? Dia menggemaskan, pipinya semakin bulat sekarang, dia juga punya mata lebar dan bibir mungil sepertimu. Kau tau? Kuharap bibirnya tidak sepedas bibirmu saat dia besar nanti. ” Jimin tersenyum bahkan tertawa sebelum semua itu berubah menjadi tangisan pilu, tubuhnya bergetar melihat keadaan Ahreum yang jauh dari kata baik.

Uljima... Gwenchanna... ” Suara itu muncul disertai sesuatu yang menyentuh lengan Jimin lembut.

Pria itu segera menegakkan kepalanya dan melihat Ahreum yang tersenyum lemah dan mengelus lengannya pelan.

“ Kau merasakan sesuatu? ” Tanya Jimin panik.

Ahreum mengangguk pelan sambil mendesis.

“ Sakit... Tapi hanya sedikit.. ” Jimin yakin kalau sakit itu pasti tidak sedikit.

“ Jim, bisa aku meminta sesuatu? ” Pinta Ahreum.

“ Apa? ” Jimin menggenggam tangan Ahreum lembut.

“ Apapun yang aku punya ditubuhku saat ini. Saat ada orang yang membutuhkannya, berikan pada mereka. ” Jimin mengernyit, dia tidak mengerti maksud Ahreum.

“ Apa maksudmu? ” Heran Jimin.

“ Kau akan tau saat ada orang yang membutuhkannya, nanti. ”









To Be Continued~~

Noh... Si Jihan udah dimarahin Kookie noh... Puas kalian? :")
Btw, nama bayinya Jeikei bagus ya.. Terharu aku 😂

Lope yu guize... 😘

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang