01. Please, Save Her

13.8K 1.1K 24
                                    

Ahreum mendesah lega saat jam menunjukkan pukul 12 siang. Itu tandanya jam makan siang tiba, Ahreum segera menutup laptop miliknya dan bergegas menuju kantin.

Ahreum mendaratkan tubuhnya di sebuah kursi kayu. Ahreum memejamkan matanya rapat, belakang ini pikirannya terfokus pada seseorang yang bahkan Ahreum tidak tau namanya. Dia adalah orang yang menolong Ahreum saat dia mabuk berat 5 hari yang lalu.

" Aish... Apa aku menangis di depannya? " Gusar Ahreum sambil mengacak rambutnya.

" Hai sayang. " Wanita 25 tahun itu tercekat saat sepasang lengan melingkar di lehernya.

" Oppa? " Ahreum mendengus karena ulah kekasihnya itu.

" Apa yang sedang mengganggumu? " Tanya pria bernama lengkap Kim Seok Jin itu.

" Tidak ada. Aku hanya memikirkan berkas bulanan yang mau kuberikan padamu. " Elak Ahreum sambil tersenyum.

Jin, kekasih sekaligus CEO dan pemilik perusahaan tempat Ahreum bekerja itu mengambil posisi di depannya. Dia tersenyum menatap kedua manik hazel wanita yang dicintainya itu.

" Kudengar kau mau mengambil cuti? " Kata Jin.

" Ya, aku ingin pulang ke Gwangju. Aku ingin menjenguk Eomma dan Appa. Tapi aku janji tidak akan lama, hanya 1 bulan. " Kata Ahreum.

" Sayang~ Kau tau itu waktu yang lama. Aku ingin pergi ke Gwangju bersamamu. " Rajuk Jin mirip seperti balita 1 tahun.

" Dan meninggalkan perusahaan begitu saja? Lalu kau mau sepulang dari Gwangju bisnismu hancur? Silakan saja. " Kata Ahreum terlewat enteng.

" Haah... Baiklah, tapi setelah pulang dari Gwangju kau harus menikah denganku! " Ahreum melotot seketika mendengar penturan Jin yang sembrono itu.

" Me... Menikah? Tidak! " Pekik Ahreum.

Jin mengernyit lalu mendekatkan wajahnya pada wajah Ahreum.

" Wae? "

" A... Aku terlalu muda untuk menjadi Ibu, bodoh! " Sungut Ahreum lalu meninggalkan Jin.

Jin selalu bisa tersenyum bahkan tertawa lepas saat melihat wanitanya marah saat mereka membicarakan tentang pernikahan. Karena Jin sepenuhnya tau, kalau Ahreum memiliki trauma pada hubungan pernikahan.

" But you 25th now, honey. " Jin tertawa dan terus mengejar wanitanya.

" Mati saja kau Kim Seok Jin!! " Pekik Ahreum kesal.

🌹 The Truth Untold 🌹

Line~

Ringtone Line milik Ahreum berbunyi, dia membuka matanya yang masih enggan untuk melihat dunia. Karena baru tadi malam, Ahreum menginjak tanah Gwangju. Dan pagi buta seperti ini, seseorang sudah mengganggu tidur nyenyaknya.

From : Seok Jin Kim

Hai sayang, do u miss me?

To : Seok Jin Kim

Big no, boy! Please stop distrub me, I wanna sleep, now!

Begitu saja lalu Ahreum mematikan ponselnya dan kembali memejamkan mata.

" CHOI AHREUM!! " Suara itu muncul bersamaan suata ketukan pintu yang sangat keras. Ya, itu sudah pasti Ibu Ahreum, Choi Sooyoung.

" Ck! WAEYO EOMMA?! " Teriak Ahreum kesal.

" Bisa kau pergi ke supermarket? Kita akan kedatangan tamu, malam ini dan Eomma harus menyiapkan semuanya. " Ahreum berdecak lalu memasang posisi duduk dengan malas, dia memandang jam dinding.

Ternyata jam 10 pagi, padahal Ahreum kira ini masih pagi buta. Akhirnya Ahreum menyerah, dia bangkit dan membuka pintu.

" Aku akan bersiap. " Satu kalimat lalu Ahreum kembali menutup pintu dan berbaring lagi.

" CHOI AHREUM!! EOMMA TAU KAU BERBARING LAGI KAN?! " Nyonya Sooyoung memang selalu paham dengan tingkah laku putri tunggalnya itu.

" Ne! Ne! Aku bersiap sekarang! " Sungut Ahreum.

🌹 The Truth Untold 🌹

Ahreum berjalan susah payah berkat kedua kantong plastik besar merepotkan yang berisi bahan makanan dari supermarket. Kalau saja Ibunya mengerti jika Ahreum sangat lelah sekarang, mungkin sekarang dia sedang berbaring nyaman di ranjang kesayangannya.

Nyonya Sooyoung meminta Ahreum untuk membeli banyak bahan makanan dan hasilnya, pukul 3 sore Ahreum masih berjalan menyusuri jalan raya untuk mencapai rumahnya. Kakinya terasa sangat sakit karena Ahreum salah kostum, dia menggunakan tanktop yang ditutupi cardigan, short jeans, and heels. Ayolah, dia bukan sedang pergi ke departmen store tapi supermarket.

Ahreum terus berjalan melewati halte dan gang kecil, sampai dia berpapasan dengan beberapa pria hidung belang yang tengah mabuk di jam seperti ini. Ahreum mencoba bersikap setenang mungkin, dia melewati pria-pria itu dan berjalan cepat.

Tapi langkahnya terhenti saat 3 orang pria itu menghadang jalannya. Ahreum mendengus lalu menatap nyalang pria-pria menjengkelkan itu.

" Pergi! Aku buru-buru. " Kata Ahreum datar.

Bukannya menyingkir, mereka malah tertawa terbahak-bahak. Hanya satu kata yang terlintas di pikiran Ahreum. Sinting! Wanita bermarga Choi itu mencoba menghiraukan pria-pria sialan itu dan melewati mereka.

Tapi ekspetasi selalu tidak sesuai dengan realita, saat salah satu pria tua itu menarik kedua lengan Ahreum kencang hingga semua belanjaan Ahreum jatuh berantakan. Amarahnya membuncah, susah payah dia membawa belanjaan itu dan sekarang semuanya terbuang sia-sia.

" Dasar bajingan sialan! " Teriak Ahreum.

Ternyata teriakan itu bukan membuat mereka takut, malah membuat mereka marah. Dua orang pria segera memegang masing-masing satu tangan Ahreum, sementara seorang lagi menarik cardigan hingga sobek dan terkoyak.

" Kenapa kau kasar sekali? Hm? Tapi tenang, kami suka permainan yang kasar, sayang. " Bisik salah satu di antara mereka.

" Cuih.. " Dengan beraninya Ahreum meludahi wajah pria dihadapannya.

PLAAKK...

Meludahi wajahnya malah membawa malapetaka bagi Ahreum. Pria itu menampar wajah Ahreum dengan keras membuat kepalanya seakan dihantam oleh puluhan ton batu besar.

Tubuh Ahreum merosot, dia jatuh tersungkur saat mereka melepaskan tubuhnya, pandangannya berputar dan rasanya dia ingin mati sekarang. Pria-pria kurang ajar itu tertawa terbahak-bahak dan mulai melepaskan kedua heels Ahreum.

Dia tidak sanggup bergerak, dan hatinya hanya bisa berdoa pada Tuhan. Semoga Dia, mengirim seorang malaikat penyelamat untuk menyelamatkannya. Siapapun itu.








To Be Continued~~

Hai... What do u think guys? Like or no? Ini hanya sebuah kisah klasik 😚
Sorry for typo

Bye ❤

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang