Ahreum membuka matanya perlahan saat dia merasa kalau sesuatu tengah melingkupi tangannya. Wanita itu mengerjap beberapa kali sebelum memfokuskan padangannya pada pria di sampingnya.
“ J... Jimin. ” Panggil Ahreum pelan.
“ Kenapa kau tidak melakukan cuci darah? ” Tanyanya terkesan datar dan dingin.
“ Karena kau tidak ada, untuk apa aku melakukannya? ” Ucap Ahreum.
“ Tapi kau harus melakukannya dengan atau tanpaku. ” Tegas Jimin.
“ Apa kau akan pergi jauh? ” Pertanyaan Ahreum berhasil membuat Jimin terdiam.
“ Aku tidak pernah pergi, Ahreum. Bukankah aku pernah bilang, aku tidak akan pernah membiarkanmu jatuh. ” Ahreum menangis haru, entah kenapa semenjak kehamilannya dia jadi semakin sensitif.
“ Hiks... Lalu kenapa beberapa minggu ini kau menghilang dan baru muncul hari ini? ” Isak Ahreum.
“ Aku menyelesaikan beberapa pekerjaanku. Lagipula ada Jungkook yang menjagamu. ” Jimin mengusap air mata Ahreum.
“ Tapi aku juga butuh kau. ” Tangis Ahreum makin keras tapi malah mengundang tawa lembut Jimin.
Dia memeluk tubuh yang terbaring itu lalu mengusap pundaknya pelan.
“ Jadi, kalau kau memiliki 2 pilihan, dan kau harus memilih. Siapa yang kau pilih? Aku atau Jungkook? ” Ucap Jimin terlewat enteng.
“ Memilih? Dalam hal apa? ” Ucap Ahreum bingung.
“ Cinta. ”
“ Tidak keduanya. ” Ahreum segera membuang muka.
“ Kenapa? ” Tanya Jimin berusaha melihat wajah Ahreum.
Ahreum menatap sayu tepat ke dalam mata Jimin.
“ Aku tidak ingin menyakiti salah satu dari kalian. ” Kata Ahreum tulus.
Jimin terkekeh pelan diiringi setetes air mata. Tiba-tiba saja dadanya terasa sesak.
“ Tapi Ahreum, asal kau tau... ” Jimin mendekat pada telinga Ahreum dan berbisik.
“ Kau sudah menyakitiku. ”
🔆 The Truth Untold 🔆
“ Reservasi atas nama Jeon Jungkook. ”
Ahreum mengikuti langkah kaki seorang pelayan yang menuntunnya pada sebuah meja di pojok ruangan dengan hiasan super romantis, mawar merah dan lilin. Jujur Ahreum sangat menyukainya, beberapa sekon Ahreum sempat mengaguminya sebelum mendaratkan tubuhnya di sebuah kursi.
“ Anda ingin pesan sesuatu, Nyonya? ” Tawar si pelayan.
“ Aku akan menunggu suamiku lebih dulu. ” Jawab Ahreum lembut.
“ Baik. ” Setelah pria berdasi kupu-kupu itu pergi, Ahreum sibuk mengamati setiap sudut ruangan mewah itu. Banyak pasangan sedang menghabiskan uang mereka di sini.
Ahreum menunggu sang suami dengan sabar, memang mereka tidak bertemu selama sehari saja. Tapi rasanya bagi Ahreum dia sudah terpisah dari Jungkook selama berpuluh-puluh tahun. Senyuman Ahreum tidak pernah luntur sebelum sebuah panggilan masuk ke ponselnya.
Matanya berbinar, dia gugup, dan ingin berteriak senang saat melihat nama Jungkook tertera di sana. Ahreum segera menekan dan sebuah tombol dan menempelkannya ke telinga.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanficPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...