Ahreum berjalan pelan memasuki rumah mewahnya. Cuci darah yang baru saja dia lakukan memberi efek luar biasa pada tubuh Ahreum. Karena sedari tadi dia terus merasa mual dan ingin muntah, tapi Jimin bilang itu efek samping dari cuci darah untuk penderita gagal ginjal.
Ahreum merasa kalau cuci darah itu tidak memperbaiki keadaannya, melainkan tubuhnya makin sakit, seperti diremukkan. Seorang wanita paruh baya segera menghampiri Ahreum dan menggandeng lengannya.
“ Anda baik-baik saja, Nyonya? ” Tanyanya cemas.
“ Aku baik-baik saja, aku hanya lelah, ahjumma. ” Jawab Ahreum penuh senyuman lalu melangkah menuju lantai 2, baru saja dia menginjak lantai 2, langkahnya terhenti saat dia mendengar suara seseorang. Ya, Jihan.
“ Dari mana kau? ” Tanya Jihan.
Ahreum berbalik lalu menatap Jihan jengah.
“ Bukan urusanmu. ” Kata Ahreum lalu melangkah lagi, tubuhnya terlalu sakit untuk menanggapi perkataan nenek sihir itu.
“ Akh! ” Pekik Ahreum saat merasakan Jihan menarik rambut panjangnya dari belakang.
“ Nyonya! ” Pekik pelayan paruh baya yang tadi mencemaskan Ahreum.
Jihan menarik rambut Ahreum dengan kuat hingga rasanya kepala Ahreum mau meledak. Belum lagi rasa mual dan sakit di sekujur tubuhnya, dan kini Jihan menambah penderitaannya. Hebat sekali bukan?
“ Kau hanya istri kedua di sini! Jangan harap kau bisa melawanku begitu saja! ” Bisik Jihan.
Pelayan itu tentu diam saja, dia tidak bisa membantu Ahreum. Kini, air mata Ahreum mulai menetes, rasanya sekujur tubuhnya bertambah sakit. Kenapa Jihan masih menyiksanya?
“ Lepaskan! ” Lirih Ahreum.
“ Tidak, sebelum aku berhasil menyingkirkanmu! ” Jihan makin menguatkan tarikannya. Ahreum tidak kuat lagi, rasanya rambutnya sudah rontok berhelai-helai.
“ SAKIT! ” Ahreum berbalik lagi, mendorong Jihan kuat.
Membuat tubuhnya jatuh melewati belasan anak tangga. Sungguh, Ahreum tidak bermaksud mendorongnya, matanya membulat seketika. Sampai tubuh Jihan terapar di lantai dasar, tapi sebelum itu kepalanya menghantam dinding keras, hingga tercipta lautan darah.
“ JIHAN!! ” Pekik Jungkook yang baru saja keluar dari kamarnya.
Dia segera berlari tergesa menuruni anak tangga dan memangku kepala Jihan dengan hati-hati. Darah segar mulai keluar dari kepala dan mulut Jihan, membuat hati Jungkook menjerit kesakitan.
“ Hiks... J... Jungkook... ” Tangan Jihan yang bersimba darah menunjuk pada Ahreum yang masih terpaku di lantai atas.
“ D.. Dia mau membunuhku.. ” Ahreum menggeleng keras, dia menangis.
“ T... Tidak, a... Aku— ”
“ Cepat, ikut aku ke Rumah Sakit! ” Jungkook membopong Jihan dan diikuti oleh seorang supir. Tapi sebelum itu, Jungkook menatap Ahreum kecewa.
Ahreum terisak dalam diam sebelum tubuhnya ambruk, dia jatuh bersimpuh dan tenggelam dalam tangisnya.
“ Hiks... Dia yang menyakitiku! Bukan aku! ” Isak Ahreum.
Pelayan paruh baya itu segera menghampiri Ahreum dan memeluknya. Memberi kehangatan pada wanita yang sudah dia anggap seperti anaknya itu.
“ Hiks... Aku tidak melakukannya, ahjumma... Andwae... ” Isak Ahreum.
“ Aku tau, Nyonya. ” Ucap wanita itu, saat itu juga hanya satu nama yang ada di pikiran pelayan itu. Yang harus dia hubungi hanyalah, Park Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanficPenuh kesepian, kebun ini mekar penuh duri. Dan aku tau, semua kehangatanmu benar. Aku ingin memegang tanganmu. Ini takdirku, jangan tersenyum padaku, terangi aku. Karena aku tidak bisa datang padamu. Tidak ada nama yang bisa kau hubungi. Kau tau, a...