BAB 6

244 17 3
                                    

Ezra masih menyimpan kekesalannya saat ia membersihkan seragamnya yang sudah kotor akibat ulah cewek onar di sekolahnya sekaligus merangkap cewek bar-bar.

Perbuatan Reva tentu mengundang perhatian dari murid sekolahnya terutama sahabatnya,Wildan dan Azka. Sahabatnya itu tak kalah terkejut saat aksi Reva tadi, bahkan Ezra sampai harus menggemelutukkan giginya pusing saat beberapa pertanyaan di lontarkan kepadanya.

Gara-gara cewek itu ia tidak jadi mengisi perutnya.

Gara-gara cewek itu bajunya sekarang sudah kotor.

Dan gara-gara cewek itu Ezra tidak dapat menahan malu nya saat perlakuan Reva tadi yang tanpa bersalah meninggalkannya.

Agh! Cewek itu sudah membuat hari nya menjadi sial!

"Gue heran kenapa Reva bisa lakuin itu buat lo?" tanya Wildan sambil memperhatikan Ezra yang sedang sibuk membersihkan seragamnya.

Mereka saat ini berada di toilet khusus murid laki-laki dan mereka sangat bersyukur saat ini hanya mereka bertiga saja yang berada di toilet dengan begitu mereka bisa leluasa bertanya perihal kejadian tadi.

Ezra tidak menjawab, wajahnya sudah menunjukkan kalau ia sekarang tidak ingin berbicara namun hal itu tidak di sadari oleh Wildan yang masih sibuk menanyakan hal tadi.

"Bisa diam gak mulut lo!" sentaknya membuat Wildan seketika terdiam lalu mendengus kasar.

Punggung Wildan bersandar di dinding toilet bersama Azka yang sedari tadi memerhatikan Ezra dalam diam, di dalam pikirannya sekarang tentu di penuhi berbagai pertanyaan tentang mengapa Ezra bisa berurusan dengan gadis onar di sekolah yang tidak lain adalah Reva.

Ezra mengembuskan nafasnya kesal saat ia melihat noda di bajunya sudah sedikit berkurang, tangannya sibuk menepuk dan mengibas seragam karena basah, ternyata Reva dendam kepadanya atas kejadian dimana Reva bisa terkena hukuman.

Tapi bukankah itu kesalahan dirinya? Justru ia berbaik hati telah menangkap siswa yang sudah melanggar aturan. Ah ia lupa bahwa yang di tangkapnya itu merupakan cewek pembawa masalah di sekolah.

"Lo ada masalah sama cewek tadi?" kali ini Azka yang membuka suaranya saat begitu ia melihat Ezra sekarang membasahi wajahnya, Ezra melirik dari kaca melihat kedua sahabatnya itu, tentu saja sahabatnya ini merasa bingung atas kejadian tadi terlebih Reva menunjuk sikap permusuhan untuknya.

Ezra mengangguk pelan membuat Wildan dan Azka saling pandang. "Beberapa waktu lalu gue nangkap tu cewek sedang manjat tembok belakang sekolah-" Ezra mendengus kembali seraya memijit hidungnya. "Dia telat tapi nekat banget manjat tembok dan ketahuan sama gue yasudah gue bawa tu cewek ke bu Susi sampai si cewek itu kena hukuman," jelas Ezra dengan wajah kesalnya.

Kedua sahabatnya itu hanya menyimak atas ucapannya dan mereka saling pandang kembali saat Ezra terdiam. "Dan yang tadi kayaknya tu cewek ngebalas gue," lanjutnya.

Wildan menjadi pertama yang memberi reaksi, ia terkekeh dengan wajah songongnya menarik perhatian Ezra dan Azka. "Lo tau kan gimana tu si Reva? cewek tu gak bakalan diam saat lo udah buat masalah dengan dia," ujar Wildan sekaligus meringis saat ia membayangkan bermasalah dengan Reva, errr!

Azka mengusap dagunya,ucapan Wildan ada benarnya juga. "Bener yang di bilang Wildan, Reva kan terkenal cewek buas di sekolah. Lo masih ingat kan kejadian dua tahun yang lalu saat Reva dengan kak Leta bertengkar," Ezra terdiam, pertengkaran Reva dengan Leta memang menjadi perbincangan hangat sewaktu mereka masih kelas sepuluh dulu, gadis itu tidak pernah mau mengalah kepada lawannya.

"Masih banget! Gue heran itu cewek gak ada feminimnya, wujud aja perempuan tapi sifatnya preman coy!" sahut Wildan dengan wajah ngeri.

Ezra berdecak frustasi,sungguh ia tidak ada niat berurusan dengan cewek bar-bar itu dan yang harus di ingat adalah cewek bar-bar seperti Reva sangat ia hindari bahkan menjadi daftar terpenting dalam hidupnya saat sekolah.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang