BAB 44

120 3 0
                                    

NOW PLAYING : How can i love heartbreak, you're the one i love ost AKMU

Hari keberangkatan Reva pun tiba. Saat ini Reva hanya berdiri termenung di balkon nya dengan perasaan berat. Sampai sekarang pun ia tidak memberitahukan Ezra tentang kepergiannya. Reva menghela nafasnya.
Tangannya saat ini sedang memegang kotak berukuran.

Ketukan pintu dari luar membuat Reva menoleh kearah sumber suara. Ia tersenyum saat Ayah nya masuk ke dalam kamarnya dengan senyum lembutnya. Sehingga Reva menghampiri Ayahnya. Untuk beberapa saat Wijaya terdiam sambil memperhatikan kamar Reva dengan lambat. Hari ini keberangkatan putri kesayangannya. Ia pasti akan merindukan putri nya ini. Apalagi mereka hanya sebentar bisa kembali seperti dulu. Putri nya ini memutuskan untuk kuliah di Inggris karena ingin mewujudkan impiannya.

"Ayah bakal merindukan kamu, kamar ini pasti sangat sepi. Ayah tidak menyangka waktu berjalan sangat cepat. Kamu sudah menjadi dewasa," Kata Wijaya.

Reva tersenyum, ia memeluk tangan Ayahnya lalu menyenderkan kepalanya di bahu Wijaya. "Valin pasti lebih merindukan Ayah. Valin akan berusaha keras untuk banggain Ayah dan Ibu." Ujar Reva.

"Kamu memang selalu membanggakan Ayah sayang," Wijaya mencium kening Reva dengan sayang.

"Baiklah, sekarang waktunya jam terbang." Reva terkekeh. Ia mengangguk lalu mengikuti Ayah nya yang lebih dahulu keluar sambil membawa koper besarnya.

Reva berjalan lambat keluar dari kamarnya. Ia menatap sekali kamarnya yang akan ia tinggali dalam waktu lama. Kamar yang selalu mandi saksi bisu nya selama ini.

Reva keluar dengan perasaan lebih tenang. Saat ini ia hanya harus fokus dengan kehidupan nya di masa depan.

*
*

Di bandara Soekarno Hatta, semuanya berkumpul menunggu keberangkatan Reva yang sebentar lagi akan tiba. Sahabat nya sejak tadi tampak menahan tangisnya di hadapan Reva sehingga Reva memeluk nya. Reva tahu berat bagi mereka berdua berpisah.

"Lo kalau di sana jaga-jaga diri, jangan ikutin pergaulan yang gak benar. Tiap hari harus Skypee gue. Gue gak mau tahu!" Reva terkekeh, ia menepuk gemas baju Aretha.

"Iya, udah dong jangan gini muka lo, gue jadi berat ninggalin lo." Kata Reva bercanda membuat bibir Aretha mencebik.

Bersamaan dengan itu Reva mendengar pemberitahuan kalau dirinya sebentar lagi akan lepas landas sehingga Reva bersiap-siap untuk segera pergi.

Reva memeluk keluarga nya. Dan terakhir Aretha. Sahabatnya ini menangis di pelukannya sehingga yang di lakukan Reva adalah mencoba menahan tangisnya. Ia tidak ingin ikutan menangis.

"Hati-hati ya? Kalau udah sampe di Inggris kabari gue,"

"Iya!" Jawab Reva mantap. Ia mengambil kotak sedang yang sejak tadi ia pegang saat di rumah tadi lalu memberikannya pada Aretha.

"Tolong kasih ini untuk Ezra. Lo masih ingat kan permintaan gue beberapa hari lalu?"

Kepala Aretha mengangguk, Reva memang meminta nya untuk melakukan sesuatu karena itu merupakan permintaan terakhir Reva sebelum ia pergi ke Inggris.

"Nanti gue sampaikan sama dia,"

"Makasih banyak, Ta. Tolong bilang sama dia kalau aku cinta dia. Sampai kapan pun!"

Setelah mengatakan hal itu Reva berjalan pergi meninggalkan orang-orang yang di cintainya. Ia berjanji akan kembali lagi ke sini saat dirinya sudah menjadi sukses.

Tunggu Valin semuanya, Valin gak akan mengecewakan kalian!.

Di dalam pesawat, Reva memandang sekelilingnya tanpa minta. Perasaan nya campur aduk. Pesawatnya nya saat ini sedang menunggu penumpang.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang