BAB 2

437 25 2
                                        

Jam pulang sekolah merupakan hal yang di tunggu-tunggu bagi setiap pelajar termasuk Reva yang sekarang begitu gesit memasukkan bukunya ke dalam tas begitu terdengar bel sekolah berbunyi, setelah menjalani hukuman yang untungnya dewi fortuna hari ini sedang berpihak dengannya ia tidak ketahuan saat menghabiskan masa hukumannya dengan bersemedi di kantin alias mengisi perut di temani Mpok Wati yang merupakan pedagang kantin di sekolahnya.

Teman kelasnya sudah berhamburan keluar di ikuti Reva dan Aretha berjalan iringan kearah pintu pagar sekolahnya yang menjulang, Reva bersiul selama mereka berjalan sedangkan Aretha sibuk mencari kunci motornya.

"Ta, lo hari ni bawa mobil?" tanya Reva saat mereka sudah berada di parkiran kendaraan siswa.

Aretha menggeleng sambil menunjukkan kunci motor di depan wajahnya. "Karena tadi gue bangun telat jadinya gue gak bawa mobil, gue milih motor lumayan lah meminimalisir waktu supaya tidak telat," jelasnya panjang sambil memerhatikan sekeliling menunggu para siswa keluar dari parkiran.

"Lo ke sekolah tadi naik apa?" tanya Aretha begitu melihat Reva masih sibuk kepada ponselnya, dia tahu bahwa Reva selalu membawa mobil ke sekolah karena gadis itu merupakan keturunan dari orang yang sangat berada namun, yang membuat Aretha kagum berteman dengan Reva adalah sahabat di sampingnya ini tidak pernah memperlihatkan kesombongannya malah ia selalu berpenampilan sangat sederhana alias seperti tidak mampu.

"Gue tadi pagi naik gojek," jawabnya pendek tanpa menoleh kearah Aretha, fokusnya masih di layar ponsel.

"Tumben lo naik gojek biasanya juga naik mobil," kata Aretha yang mendadak bingung sekaligus curiga.

Reva mengidikkan bahu nya. "Gue pingin aja lagian naik mobil bawaanya gue telat mulu," jelas Reva lalu sedetik kemudian gadis itu tersenyum senang.

"Yoshh gue dapat drivernya!" kening Aretha berkerut saat ia sadar bahwa Reva sedari tadi sedang sibuk memesan ojek online.

"Lo pulang naik ojek online Re? Ayah lo gak jemput lo? Lo gak mau gue antar?" tawar Aretha yang langsung mendapat gelengan kepala dari Reva.

"Ayah gue sibuk kerja, lo juga gak usah repot-repot Ta, gue naik onjek online aja lagian lo abis ini lo jadwal les balet kan?" kata Reva yang membuat Aretha tersadar, ia lupa bahwa hari ini jadwal ia les balet.

Yah, Aretha sudah lama ikut les balet,ia memulai bakat menarinya itu saat masih duduk di bangku sekolah dasar, tidak heran gadis itu selalu ikut dan memenangkan banyak medali perlombaan balet.

"Tapi kan gue bisa antar lo bentar lagian lesnya jam tiga kok," ucap Aretha lagi yang kembali membujuk Reva.

"Udah gue pesan ni gojek nya, gak pa pa lo pulang deluan aja gue hari ini naik gojek aja, nah itu dia abang gojeknya." Aretha hanya bisa diam saat Reva cepat-cepat memasukkan ponselnya kedalam saku.

Gadis itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Aretha. "Gue deluan Ta," lalu gadis itu segera berlari kearah gerbang sekolah meninggalkan Aretha yang sudah siap-siap menyalakan motornya.


******

Suara deru motor berhenti tepat di depan pagar rumah yang menjulang tinggi, Reva turun dari motor dengan wajah malas saat ia melihat rumahnya yang besar berbeda dengan abang ojek di hadapannya ini yang tampak takjub dengan rumah bak istana di depannya, ia pun menatap penumpangnya yang memiliki wajah cantik.

"Neng, maaf abang mau tanya,ini rumah eneng?" tanya nya kepada Reva yang ingin membayar ongkos. Dahi Reva berkerut mendengar pertanyaan abang ojek yang agak kepo menurutnya.

Reva melirik rumahnya kemudian mengangguk pelan, reaksi abang ojek di hadapannya ini berbinar sekaligus takjub kepadanya.

"Wah eneng cantik, orang kaya kok mau naik ojek online biasanya kan orang kaya kayak eneng mana mau naik ojek beginian," ujarnya dengan semangat memerhatikan Reva yang tampak tersenyum miring dengarnya.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang