BAB 28

165 15 0
                                    

Bel sudah berdering dari lima menit yang lalu menandakan usainya pelajaran sekolah. Reva dan Aretha sama-sama keluar setelah harus mengalah kepada teman kelasnya khususnya para cowok yang berhamburan terlebih dahulu untuk keluar dari kelas. Reva mengabaikan pesan singkat milik Ezra yang tadi masuk untuk memperingati nya agar segera pergi ke ruang osis, cewek itu dengan bersikap masa bodoh untuk tidak menuruti apa perintah dari Ezra.

"Kak Reva!"

Reva menghentikan gerakan tangannya untuk membuka pintu mobil milik Aretha, badannya pun berbalik dan melihat adik cewek kelasnya yang berpenampilan nerd atau bisa di bilang anak baik-baik.

Entah mengapa ia merasakan kedatangan adik kelasnya ini membawa kabar yang buruk.

"Ada apa?" Tanya nya dengan suara jutek nya membuat adik kelasnya yang baru saja sampai di hadapannya menggaruk kepalanya.

Bahasa tubuh dia pun menunjukkan kalau adik kelasnya ini takut kepadanya. "Itu kak.... Kak Ezra suruh aku bilang sama kakak kalau kakak di suruh ke ruang osis,"

Helaan nafas Reva terdengar, sudah ia duga sesuai firasat tidak enaknya tadi. Ezra memang cari mati dengannya!

"Lo anak osis?"

"Bukan Kak, aku tadi kebetulan lewat depan ruang osis terus jumpa sama Kak Ezra," Jelas nya dengan takut - takut.

Reva berdecak, ia mengacak rambutnya dengan kesal. Kenapa dirinya harus repot-repot ke ruang osis sih? Cowok itu sebenarnya ingin ia lakuin apa?

"Kenapa Re?" Reva melirik sebentar ke Aretha yang keluar lagi dari dalam mobilnya.

"Ezra memang minta di maki! Dia nyuruh gue ke ruang osis sekarang,"

"Buat apa?"

"Mana gue tau!" Kesal Reva.

Ia kembali melihat adik kelasnya yang masih saja menunggu dirinya, sesekali adik kelasnya itu tersenyum tipis walaupun air mukanya menunjukkan segan kepada Reva.

"Lo ada di suruh sama Ezra kan mastiin gue pergi ke ruang osis sama lo?" Dia tahu dengan sifat Ezra yang memang tidak bisa di kibulin. Ada saja cara cowok itu yang membuat Reva tidak punya pilihan.

Adik kelasnya ini meringis setelah mendengar pertanyaan. "Ada Kak, Kak Ezra bilang kalau Kakak gak mau turuti apa yang kak Ezra bilang kak Ezra bakalan lakuin ancamannya," Jelas nya lagi.

"Ezra kampret! Asli lo cari mati sama gue!" Teriak nya kesal membuat adik kelasnya ini menjadi tersentak ketakutan.

"Ta, lo deluan aja pulang. Gue mau nyusul Ezra sekarang,"

"Eh, tapi-...."

Reva tidak mendengar balasan dari Aretha yang hanya memandangi Reva dan adik kelas mereka yang sudah kembali masuk kedalam sekolah. Ia pun menghembuskan nafasnya dan segera pergi dari parkir sekolah.

Tangan Reva membuka dengan kasar pintu ruangan osis dan melihat di sana ada beberapa pengurus osis di sekolah nya termasuk Ezra yang sedang berbicara menjadi berhenti sambil melihat Reva yang menunjukkan wajah menahan kesal.

"Ada perlu apa Kak kesini?" Dela yang merupakan anak osis berdiri dari duduk nya untuk bertanya kepada Reva. Wajahnya sekarang menunjukkan tidak senang karena rapat penting yang sedang mereka bicarakan terganggu karena kehadiran Reva secara tiba-tiba.

"Lo tanya aja sama Ezra kenapa gue ke sini," Balas Reva ketus. Ia pun masuk ke ruang osis lalu duduk di kursi kosong dekat meja.

Mata Dela sekarang beralih ke Ezra yang sedang melihat Reva.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang