Bab 58

7 1 0
                                    

Jakarta.

Kembali ke negara sendiri untuk kedua kalinya memberikan perasaan yang berbeda sejak pertama kali Reva balik. Waktu itu ia kembali dengan perasaan berat dan juga khawatir, dan saat ini Reva merasakan perasaannya lebih lega dan terasa rindu dengan orang-orang terdekatnya.

Ia tersenyum lebar tat kala melihat sosok tidak jauh dari tempatnya setelah keluar dari area imigrasi, kacamata hitam yang sejak tadi ia pakai di buka dan di sampirkan di atas rambut, Reva tertawa kecil saat Azka yang menjemputnya di bandara mengenakam pakaian kasual dengan rambut di tata rapi. Ia merentangkan tangannya agar membiarkan tubuh wanita itu masuk ke dalam pelukannya, hal itu menarik gejolak perasaan bahagia saat ia berlari kecil untuk memeluk laki-laki yang mengisi kekosongan hatinya satu tahun belakangan.

"How's your flight?" Tanya Azka pertama kali membuka topik di antara mereka yang masih memeluk satu sama lain. Reva menghirup aroma tubuh Azka perpaduan lemon dan mint yang memberinya kenyamanan saat kepalanya bersandar pada dada bidang laki-laki ini.

"Membosankan, tapi terbayar karena aku akhirnya kembali pulang." Jawabnya pelan, kecupan di kepala di rasanya saat Reva mengendurkan pelukan mereka.

"Sekarang waktunya kamu reunian sama mereka, ini kejutan mereka bukan?"

"Yahh, dan aku harap mereka tidak memukulku karena serba mendadak,"

"Mungkin, karena ini awalnya ide kamu."

Reva memutar bola matanya, jengkel. Memang untuk dirinya berniat memberikan kejutan untuk keluarga sekaligus sahabatnya bahwa ia pulang ke Indonesia, berita ia pulang sengaja ia sembunyikan dan hanya Azka saja yang tahu tentang kepulangannya. Reva hanya membutuhkan kejutan kecil dan menyenangkan saat ia kembali kedua kalinya ke negaranya, walaupun ia tahu konsekuensi ia melakukan ini pasti ada di sembur ocehan dari Aretha dan juga orang tuanya.

Yah apapun itu biarkan saja, karena memang ini idenya.

"Suprise!!!" Ujar Reva saat ia mendadak hadir di hadapan Aretha saat sahabatnya itu baru saja keluar dari rumahnya.

"Jantungku!" Teriak Aretha saat ia terkejut setengah mati melihat sosok yang berdiri di hadapannya sambil menenteng paper bag dan senyuman lebar. Mata nya melebar saat tahu Reva di depan pintu rumahnya.

"Reva?!!" Pekiknya tertahan.

"Iya ini gue jadi siapa lagi? Lo mau sampai kapan berdiri liat gue sambil nganga mulut kayak gitu? Pegel nih tangan dari tadi," Sarkas Reva ketika memperhatikan Aretha tidak bergerak dari tempatnya sejak tadi. Sahabatnya itu tampak melihat hantu di siang bolong saking terkejutnya dengan kedatangan dirinya tanpa kabar.

Bukannya pelukan yang ia dapatkan setelah lama merentangkan tangan. Aretha memukul punggungnya beberapa kali sehingga Reva mau tak mau mengaduh kesakitan karena memang benar pukulan Aretha cukup tersengat di seluruh punggungnya.

"Seriously Reva? Lo balik ke indo tanpa briefing dulu di gue? Lo pikir gue mau peluk lo karena ini, Hah?! Kebiasaan lo ya! Pergi diam-diam terus balik ke sini juga diam-diam!" Sembur Aretha dengan emosi tertahan karena gemas dengan tingkah satu sahabatnya ini yang di luar jangkauan, Reva selalu bersikap seenaknya sejak mereka di bangku sekolah dulu, dan kali ini Aretha tidak lagi mentolerir pilihan seenaknya wanita ini.

"Duh!! Ihhh sakit, Ta! Lo tega banget mukul gue!" Pekik Reva tertahan, tubuhnya bergerak menjauh dari tangan Aretha.

"Biarin! Silent treatment lo itu menjadi-jadi gue perhatiin, apapun itu ya omongin dong di gue, lo pikir gue senang lo balik ke sini tanpa kabar dulu? Ya walaupun saat ini gue senang tapi gue juga kesel sama lo!" Ujarnya cepat dengan berkacak pinggang.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang