BAB 10

199 18 0
                                    

"E-Elo...!!!" Jerit Reva dengan matanya yang melotot terkejut melihat siapa yang sedang berada di hadapannya sekarang.

Demi apapun siapapun di kota ini mengapa cowok inilah yang sekarang berhenti di depannya saat ia sedang mengalami kesulitan? Dan mengapa ia selalu di pertemukan dalam keadaan seperti ini? di mana dialah yang selalu mengalami kesusahan.

Reva mengusap wajahnya dengan gusar melihat cowok di hadapannya ini tengah tersenyum puas melihat wajah nya yang semakin nelangsa karenanya. Yap! Bagi yang menebak cowok di hadapannya ini adalah Ezra,cowok yang merupakan rival Reva akhir-akhir ini di sekolah maka Reva akan memberikan sepuluh jem[ol dan poin seratus.

Ya tuhan,kenapa ia begitu sial hari ini? Apalagi Ezra lah yang berhenti di dekatnya.

"Kenapa? Kaget lo?" Tanya Ezra dengan wajah menantang kepada Reva yang mengatupkan bibirnya.

Kalau di tanya kaget tentu jawabannya ia begitu kaget mendapati Ezra di hadapannya,padahal ia tidak pernah berpikir yang akan membantunya adalah Ezra walaupun cowok menyebalkan ini belum mengiyakan permohonannya. Dan yang membuat Reva semakin senewen adalah saat ia tadi telah berjanji kepada dirinya sendiri akan berbuat baik kepada siapapun yang akan menolongnya! Sial sial sial!! Mengapa pula ia harus berdoa seperti itu tadi? Agh!

"Lo butuh bantuan gue kan?" Tanya Ezra dengan mimik wajah yang sangat menyebalkan bagi Reva dan Reva ingin sekali menggampar wajah tampan itu dengan sepatunya. Reva memutar bola matanya seraya menggerakkan tubuhnya tidak nyaman kemudian kepalanya mengangguk mengiyakan pertanyaan Ezra,Terpaksa!

Ezra semakin tersenyum lebar,di dalam hati ia sudah bersorak kegirangan dengan melihat wajah menderita Reva yang meminta bantuan darinya,Padahal siang tadi cewek ini telah membuatnya malu dan bersikap angkuh,sekarang lihatlah? wajah cewek ini berubah total menjadi menyedihkan.

Hahahahahahaha!!!

"Kalau lo mau bantuan dari gue lo harus mohon dulu dengan sebaik mungkin kepada gue" Kata Ezra dengan santai membuat Reva membulatkan matanya tidak percaya.

memohon kepada Ezra? Cih!!

"Gak! Gue gak akan pernah memohon kepada siapapun termasuk lo!" ujar dengan sebal,matanya memandang tajam kearah Ezra yang melihatnya dengan alis yang terangkat menambah kadar ketampanannya.

Bangke!

"Oke kalau lo gak mau turutin kata gue,gue bakalan pergi sekarang" lanjut Ezra kembali kemudian berniat kembali memakai helmnya.

"Eh tunggu!!"tahan Reva dengan spontan memegang jaket hitam milik Ezra agar cowok tersebut tidak pergi meninggalkan nya sendirian di jalanan.

Ezra menatap Reva datar sehingga membuat cewek di hadapannya ini mendesis kesal,tangannya terlepas dari jaket Ezra sambil membuang nafas.

Ezra menaikkan alisnya menunjukkan eskpresi agar Reva mengikuti apa kemauannya sedangkan Reva harus berperang di dalam hati seraya menghela nafasnya kesekian kali lalu senyum manis tercetak di wajahnya menatap Ezra dengan binar memohon "Ezra,plisss bantuin gue ya? Cuma lo harapan gue satu-satunya sekarang"

Anjir! Sumpah ini bukan gue! mati aja lah lo Reva. Batin Reva menahan kekesalannya di dalam hati,bibirnya sudah berkedut ingin mengeluarkan makian untuk Ezra.

Ezra tersenyum tipis,lihatlah ia akan membuat cewek yang begitu angkuh ini menunduk padanya "Gue akan bantuin lo tapi gak gratis"

"Maksud lo?" Reva ingin sekali memukul wajah Ezra sekarang,Hei dia hanya ingin meminta bantuan membelikan bensin doang tapi cowok ini begitu banyak meminta darinya. Badebah!

"Gue mau bantuin lo asal lo mau ikutin syarat dari gue" Jelas ezra dengan tenang,mereka berdua memandang satu sama lain cukup lama hingga Reva mendesis kesal.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang