BAB 30

150 16 2
                                    

Now Playing : Charlie Puth - Through it all

SELAMAT MEMBACA❤

*****

Reva tidak bisa berbuat apa-apa dan ia juga bersikap pasrah menjalani apa yang sudah membuat nya lebih bertambah sial. Reva melakukan apa yang sudah ia janjikan kepada Ezra, yaitu mencoba bersikap baik pada cowok menyebalkan itu walau dalam hatinya ia tidak mau bersikap baik, namun itu sudah menjadi nasib sial nya.

Reva mencoba bersikap baik kepada Ezra, seperti ia mengurangi memaki cowok menyebalkan itu, selalu nurut apa yang di pinta oleh Ezra, dan mencoba bersabar menghadapi Ezra, hingga tanpa terasa ia sebentar lagi terbebas dari babu Ezra.

Hal ini membuat Reva semakin tidak bersabar menunggu di mana hari dirinya terbebas dari cowok yang super menyebalkan itu, dan ia menggunakan waktu nya untuk terus bersikap baik agar Ezra tidak mencari kesempatan padanya untuk menambah waktu nya menjadi babu cowok itu.

Seperti sekarang di mana ia harus menemani Ezra di kantin, tentunya dengan hati yang terpaksa. Beberapa siswa di sekolahnya memandang iri kepadanya. Namun yang namanya Reva, ia terlalu sibuk untuk memperdulikan tatapan cewek-cewek di sekolahnya yang seperti nya iri kepadanya.

Reva berpikir, apa hebatnya bisa berdekatan dengan Ezra dan juga dua temannya ini? Karena mereka terkenal? Ganteng? Pintar? Atau berasal dari keluarga kaya?. Jika disuruh memilih berdekatan dengan Ezra atau menjauhi cowok itu, Reva akan memilih opsi kedua di mana ia bisa berjauhan dengan cowok yang selalu membuat kesabaran terkuras habis.

"Lo gak makan?" Reva memutar bola mata nya pada Ezra yang sedang sibuk mengunyah di depannya. Sejak tadi ia hanya minum es jeruk. Melihat Ezra makan membuat perutnya kenyang.

Reva menggeleng pelan, lalu memusatkan kembali perhatiannya pada ponsel sambil minum minumannya melalui sedotan.

"Lo gugup makan depan gue terus di liatin sama yang lain?"

Reva tersedak. Ia terbatuk sambil memegang dadanya mendengar ucapan Ezra yang tiba-tiba bukan dia saja yang memberi reaksi seperti ini, Wildan yang berada di samping nya pun ikut tersedak makanan.

"Lo gila? Yang benar aja cewek kayak gue gugup makan di depan lo! Kebanyakan mimpi lo!" Decak Reva sambil tertawa mengejek.

Sekalinya ngomong, ini cowok minta di tampol mulutnya. Batin Reva.

"Siapa tahu lo memang gugup makan depan gue," Ucap Ezra kembali dengan nada santai nya membuat Reva kembali tertawa mengejek.

"Za, lo yang benar aja ngomong gini. Reva mana tertarik makan bareng lo, liat aja dari ekspresi muka dia." Celetuk Wildan seraya geleng-geleng kepala. Ia sudah terbiasa dengan Reva sekarang yang dekat dengan mereka bertiga.

Ezra mengangkat bahunya.

Reva menghembuskan nafas nya panjang dan meremas-remas tangannya. Ia meminum minumannya dengan kasar.

"Reva, gue salah fokus sama tangan lo," Kening Reva berkerut dengan ucapan tiba-tiba Wildan yang memperhatikannya.

"Maksud lo?"

Wildan tersenyum jahil sekaligus menyebalkan kepadanya. "Ngapain tangan lo remas-remas paha? Lo mau gue elus paha lo?" Ujarnya dengan binar mesum.

Reva kembali berdecak. Tangannya menjitak kepala Wildan dengan keras.

"Cowok mesum! Mati aja lo sana setan!"

******


Tiba jam pulang tiba, di saat Reva hendak ingin keluar beberapa teman sekelasnya melirik ke arah ya dengan pandangan beda padanya. Sehingga Reva mengerutkan keningnya, saat ia keluar dari kelas, sosok Ezra mengejutkan dirinya. Matanya membesar sekaligus kesal saat Ezra berdiri di depan kelasnya. Ini tidak seperti biasanya. Cowok itu selalu mengirimkan pesan jika memintanya untuk melakukan sesuatu.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang