BAB 46

106 6 0
                                        

Now playing : Someday, The boy ost Kim Feel

🎻🥀🎻


[REVA POV]

Aku berlari keluar dari ballroom yang membuat ku sesak seperti sekarang. Sakit saat melihat orang yang sangat kita cintai sedang bersama wanita lain. Aku tahu ini juga dari kesalahan ku namun tetap saja sakit. Ezra seperti sengaja memamerkan hubungan nya dengan Dinda di hadapan ku seakan-akan ia sedang membalaskan dendamnya padaku. Aku terisak tanpa peduli dengan semuanya. Andaikan aku tidak hadir malam ini mungkin aku tidak akan merasakan rasa sesakit ini. Biarkanlah aku tidak bertemu kembali dengan Ezra selamanya asalkan aku tidak melihat kemesraannya dengan wanita lain di hadapan ku, Namun semuanya sudah terjadi dan itu membuat luka di dalam hati ku seperti di tusuk-tusuk oleh pisau.

Ezra memang pantas bahagia, jauh dari lubuk hati aku tidak merelakan kebersamaan nya dengan wanita lain. Ya tuhan! mengapa aku harus merasakan hal ini?

"Reva! Reva! Tunggu, hei-" Aku menangis saat sebuah tangan menahan ku saat aku sudah keluar dari hotel ini. Aku melihat Azka yang sedang menahan tubuh ku.

"Aku mau pulang, tolong lepasin tangan kamu." Kata ku. Aku berusaha melepaskan tangan Azka. Raut wajah nya saat ini menatap ku dengan sorot kesedihan yang sama seperti ku.

"Aku antar kamu pulang ya? ini sudah malam. Aku gak mau kamu kenapa-kenapa." Azka membujuk ku. Lantas kepala ku menggeleng cepat.

"Aku bisa pulang sendiri, kamu gak usah khawatir."

"Reva aku mohon! kamu gak bisa pergi dalam keadaan seperti ini, di luar sana bisa saja ada yang mencelakai kamu." Azka kali ini meninggikan suara nya di hadapan ku membuat aku menangis pelan. Aku terisak kembali sehingga aku merasakan tangannya menarik ku ke dalam pelukannya. Aku menangis sejadi-jadinya di dalam pelukan Azka yang hanya diam.

"Sakit rasanya. Aku gak sanggup lihat Ezra bersama dengan tunangannya. Sakit sekali," Ujarku.

"Aku tahu Re, aku tahu." Azka menepuk punggung ku pelan, aku semakin terisak di dadanya.

"Kita ke mobil aku sekarang, aku gak mau kamu jadi di perhatikan sama orang," Aku hanya menurut ucapannya. Azka membuka jas nya lalu menyampirkan nya di bahu, ia membawa ku bersamanya sambil terus mengalungkan tangannya di bahu ku. Sifatnya membuat ku teringat dengan Ezra dulu.

Aku hanya terdiam saat kami berdua berada di mobil Azka. Sepanjang perjalanan pun aku hanya menatap tanpa minat di jendela. Pikiran ku terus memikirkan Ezra dan Dinda. Mereka berdua tampak serasi membuat dada ku semakin sakit melihat kenyataan itu.

Aku menyesal sudah hadir di acara itu.

Dari awal saat melihat dirinya di atas panggung aku tidak bisa mengalihkan tatapan ku dari nya. Ia adalah satu-satunya pria yang masih melekat di hati ku. Aku sangat merindukannya. Aku pikir dengan datang nya aku di sini aku bisa membuat hubungan kami menjadi lebih baik akan tetapi saat melihat matanya yang menatap ku begitu menusuk mengurungkan niat ku itu. Ezra memang marah padaku, aku menerimanya karena ini memang kemauan ku agar Ezra bisa melupakan ku saat kejadian 7 tahun yang lalu.

Mobil Azka berhenti di dekat jembatan jalan saat ini, aku memalingkan wajah untuk menatapnya sedangkan Azka hanya tersenyum tipis. Matanya seakan berbicara agar kami keluar dari mobil sehingga aku mengikutinya saat dia terlebih dahulu keluar dari mobil dan berdiri diam di dekat pembatas jalan sambil memandang depan.

Aku terdiam cukup lama di depan pintu mobil. Pikiran ku masih berkecamuk atas kejadian di acara tadi. Aku menghela nafas panjang. Semuanya sudah berakhir.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang