BAB 23

206 16 0
                                        

Reva kembali dengan wajah khasnya, datar dan terkesan cewek jutek. Ia menatap Ezra dengan sorot kemarahan yang tampak di pendam, apalagi setelah Ezra tadi memanggilnya dengan sebutan 'Pendek'. Ia begitu kesal dengan sebutan Ezra yang di sematkan kepada Reva, cowok itu berani sekali mengatainya pendek, padahal untuk seukuran badan Reva ia sudah termasuk cewek tinggi. Bahkan tinggi badan Reva mencapai 163 cm, yang artinya ia memiliki badan yang ideal untuk ukuran cewek. Cowok di hadapannya ini saja yang memanggilnya pendek di sebabkan Ezra mempunyai badan yang tinggi bahkan seperti tiang listrik sehingga tinggi badannya hanya sebatas dada cowok itu.

Agh, berurusan dengan cowok di hadapannya ini memang tidak ada habis-habisnya. Untuk itu Reva harus menyiapkan pasokan sabar lebih agar tahan berhadapan dengan Ezra yang ingin sekali ia pukul dengan sepatunya atau apa saja asalkan ia bisa membalas perlakuan Ezra.

Ezra yang melihat raut wajah Reva yang menunjukkan kekesalan kepadanya memilih bersikap tidak peduli. Ia memanggil pelayan yang kebetulan berada di dekatnya untuk memesan makanan. Setelah pelayan itu pergi dengan membawa pesanan yang di minta Ezra matanya menoleh kepada dua cewek yang di samping Reva.

"Lo berdua teman Wildan?" Tanya nya kepada dua cewek itu, ia akui dua cewek yang saat ini ikut ngumpul bersama mereka memiliki paras cantik dan feminim berbanding terbalik dengan Reva yang cenderung biasa saja tanpa peduli dengan penampilannya. Salah satu dari mereka memiliki wajah imut dan memiliki senyum yang enak di lihat. Berbeda sekali dengan Reva, alih-alih tersenyum, bersikap lembut seperti dua cewek di sampingnya saja tidak. Cewek itu selalu menunjukkan sikap kasarnya.

Keduanya mengangguk sambil tersenyum manis. "Nama aku Rinjani," Ujar Rinjani yang memiliki paras lembut dan anggun.

"Aku Tiana," Ujar yang satu lagi memiliki paras imut seperti anak-anak.

Kepala Ezra hanya mengangguk mendengar nama mereka sembari tersenyum kecil. "Gue Ezra, dan yang di samping Wildan namanya Azka," balas Ezra dengan ramah sambil menunjuk Azka yang sedang memainkan ponselnya tampak tidak tertarik dengan percakapan orang di hadapannya.

Tiana yang duduk di hadapan Azka melirik ke arah Azka, ia hanya tersenyum mendengar Ezra yang sedang memperkenalkan Azka kepada mereka berdua. "Aku sudah tahu nama dia, tadi sempat kenalan. Iya kan Azka?" Kata Tiana dengan menatap wajah Azka dengan senyum manisnya. Azka mendongkak sebentar kemudian hanya menganggukkan kepalanya setelahnya ia kembali fokus dengan ponselnya.

"Tia, maklumin ya sahabat gue satu ini, dia memang agak lebih pendiam dari pada kami berdua," Wildan membuka suara ketika melihat reaksi Azka yang tampak tidak tertarik dengan dua cewek cantik di depan mereka. Ia sengaja membawa Rinjani dan Tiana untuk berkumpul bersama mereka hari ini agar dua temannya ini suka dengan salah satu di antara mereka.

Tiana kembali tersenyum dengan gaya anggun nya. "Gak apa-apa kok, Aku suka sama cowok yang pendiam kayak Azka," Jawab Tiana dengan lembut membuat Reva tersenyum miring mendengarnya. Baginya dua cewek di sampingnya ini seperti menjaga kepribadian mereka, lebih tepatnya berlagak bersikap lembut ketika berhadapan dengan cowok di hadapan mereka.

"Wahhh!! Kayaknya lo suka sama Azka ya? padahal baru saja lo ketemu sama dia," Ujar Wildan bersemangat melihat Tiana dan Azka bergantian. "Bagaimana Az? Lo dari tadi cuek amat sudah, padahal ada Tiana yang dari tadi ajak lo ngomong,"

Kali ini Azka mendongkakan wajahnya bersamaan dengan meletakkan ponselnya di atas meja. "Terus?" Tanya Azka dengan nada datarnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang