BAB 14

185 16 0
                                    

"Mau apa lo di sini?" Sikap Reva datar saat ia mengeluarkan suaranya, tubuhnya langsung berdiri menghadap kepada sosok yang menjulang tinggi di hadapannya yang terlihat begitu kikuk karena ketahuan perbuatannya oleh Reva, dalam hati Reva sudah memaki kenapa ia sering kali bertemu dengan makhluk menyebalkan ini di sekolah? siapa lagi kalau bukan Ezra yang sudah membuatnya malu tadi pagi karena kejadian di depan kelas.

Ezra mengalihkan tatapannya ke mana saja dengan tubuh yang sudah bergerak untuk menghilangkan kekikuk kan nya, entah mengapa jantung nya sudah berdegub dengan kecang. "Lo sendiri ngapain di sini? Lo cabut?" Ezra justru berkata balik kepada Reva membuat Reva mundur selangkah dengan wajah kesalnya. "Bukan urusan lo!" Sengit, Reva kembali duduk di tempat semula sambil memasangkan kembali earphone nya bersikap bahwa ia tidak melihat Ezra yang saat ini ingin sekali menggeblak kepala Reva dengan buku yang ada di rak.

Ezra mendekatkan lagi dirinya dengan tangannya menarik kabel earphone di telinga Reva sehingga gadis itu memekik terkejut lalu memandang Ezra dengan berang ketika ia sudah berdiri kembali "Lo!! Mau lo apa sih? Asik ganggu gue mulu!" Reva sudah begitu kesal dengan cowok di hadapannya ini yang malah menyembunyikan earphone miliknya.

"Lo ngapain di perpus lagi jam belajar? Lo cabut?" Tanya Ezra kembali tanpa memerdulikan Reva yang sibuk mengambil barangnya yang di ambil oleh Ezra.

"Bukan urusan lo tiang listrik! Balikin punya gue! Ish!" Geram Reva kembali sambil mengentakkan kakinya di lantai, ia sudah begitu geram dengan Ezra yang berulah seenaknya kepadanya sekarang.

Reva melompat-lompat untuk mengambil earphone miliknya saat cowok di hadapannya ini justru mengangkat tinggi barangnya sehingga membuatnya kesulitan karena badan Ezra lebih tinggi darinya.

"Siniin punya gue!" Bentak Reva lagi, Ezra hanya memandangnya dengan wajah santai merasa puas melihat ekspresi Reva sekarang "Coba aja lo ambil, pendek." Reva mendesis kesal saat cowok di hadapannya ini menghinanya dengan sebutan 'Pendek'. Ia merasa kesal karena Ezra sudah membuatnya kehabisan kesabaran.

Reva menatap Ezra dengan tajam lalu dengan seluruh tenaganya, kakinya menginjak kaki Ezra dengan kuat sehingga cowok itu memekik kesakitan dan melepaskan barangnya yang sudah jatuh ke lantai. Reva tersenyum puas lalu mengambil barangnya yang tidak berada jauh darinya setelah itu ia menunjukkan wajah datarnya dengan bibir tertarik ke atas melihat Ezra yang lagi menahan kesakitan sambil memegang kakinya.

"Sakit? Rasain lo! Makanya gak usah sok pingin tahu tentang gue kenapa bisa di sini," Setelah mengatakan itu, Reva melangkah kan kakinya. Sebelumnya ia menabrak tubuh Ezra sehingga cowok itu jatuh ke lantai dengan beberapa buku yang berjatuhan hingga mengenai atas kepalanya.

"Dasar cewek bar-bar! Woi mau kemana lo! Awas aja lo nanti sama gue! Agh, Bangke! Sakit banget ini!" Ezra bersungut saat ia tidak melihat tubuh Reva lagi, cewek menyebalkan itu pasti sudah pergi dari sini.

"Ya Allah, ini kenapa buku bisa berserakan? Kamu rapikan sekarang juga!" Ezra lagi-lagi melengos saat Pak Madun yang merupakan penjaga perpustakaan melihat dirinya yang tidak sengaja menjatuhkan buku dari rak nya karena ulah Reva, Ezra tersenyum semanis mungkin agar ia tidak di ceramahi oleh Pak Madun yang sudah berkacak pinggang sambil melotot di balik kacamatanya yang tebal.

"Baik, Pak." tukasnya lalu segera membereskan buku-buku yang jatuh sambil menggerutu di dalam hati.

Awas aja lo nanti!. Batinnya.

****

Reva memandang kesal ke semua sudut kantin saat ia menghindar dari Ezra yang entah kenapa muncul di perpustakaan tadi, Reva begitu kesal saat cowok itu menangkap basah dirinya tengah menangis dan itu membuatnya semakin benci saat orang melihat sisi lemahnya yang selama ini ia tutupi.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang