"Berhenti!!"
Baik Reva dan Mela sama-sama tidak menoleh, akan tetapi mata mereka saling menatap dengan guratan emosi yang begitu jelas. Reva menggeram kepada Mela yang memang sudah memancing emosinya dari tadi. Mela yang merupakan teman sekelasnya sudah membuatnya ingin sekali menghabisinya sekarang juga. Perkataan nya begitu mengusik dirinya. Ia sangat sensitif jika ada yang menyangkut pautkan dengan orang tuanya. Ucapan Mela tentu tidak mudah untuk di maafkan oleh Reva.
Reno, selaku ketua kelas mengambil alih dengan menarik tubuh Reva yang memang siap-siap ingin memukul kembali Mela yang sudah melindungi wajahnya dengan tangan. Perkelahian antara Reva dan Mela membuatnya kualahan dan hampir kehabisan tenaga karena dua cewek yang sedang terlibat dalam perkelahian mempunyai tenaga yang cukup besar, apalagi Reva yang memang tidak di ragukan lagi kekuatannya. Cewek ini memang terkenal kuat sekaligus cewek yang jago bertengkar dalam permainan fisik, gak heran jika Reva begitu sering keluar masuk ruangan BK akibat kasus perkelahian.
Suara lantang yang menginterupsi perkelahian mereka memasuki ruangan yang sudah diam, hanya beberapa suara dari siswa lain yang sedang berbisik memenuhi ruangan. Guru yang bernama Pak Handoko yang merupakan Wakil Kepala sekolah menatap kedua siswinya dengan mata menyalang. Ia kesini karena mendapat laporan dari salah satu siswa IPS 2 bahwa di sini sedang terlibat perkelahian siswi.
"Kalian pikir sekolah ini tempat bertengkar? Kalau kalian mau berkelahi bukan di sini tempat nya! Ini tempat belajar!" Tegasnya dengan nada peringatan. Pak Handoko menatap bergantian Reva dan Mela yang masih melihat satu sama lain dengan sinis, seakan-akan mereka akan saling menghabisi satu sama lain.
"Dia deluan Pak yang tampar saya!" Adu Mela, jarinya menunjuk Reva yang melihatnya dengan tidak terima.
"Lo yang pertama pancing gue bangsat! Jangan tutupi kesalahan yang udah lo buat ke gue!"
"Gue bicara fakta! Lo nya aja yang sensian!"
"Anjing! Lo memang cari mati sama gue!"
"Saya bilang berhenti!" Bentak Pak Handoko lagi menghentikan perdebatan keras Reva dan Mela.
"Kamu, kamu! Ikut saya ke kantor sekarang!" Perintah Pak Handoko dengan tegas menunjuk Reva dan Mela yang melempar tatapan sinis. Tubuh Pak Handoko berbalik dan berjalan keluar di susul Reva dan Mela di belakang yang di jaga oleh masing-masing teman kelas mereka agar dua cewek ini tidak terlibat kembali dengan perkelahian sengit.
Saat Reva berjalan ke arah kantor dari arah tidak jauh darinya, Ezra melihat keadaan Reva yang berantakan sedang di bawa oleh cowok yang Ezra tebak itu adalah teman sekelasnya. Keningnya berkerut saat memperhatikan raut wajah Reva yang memerah, dan juga mengeras. Telinga Ezra mendengar makian yang keluar dari mulut Reva beberapa kali.
Ada apa sebenarnya? Pikirnya dengan perasaan ingin tahu. Begitu ia melihat Reva masuk ke dalam ruangan kantor Wakil Kepala Sekolah, Ezra kembali menangkap cewek dalam keadaan yang tidak jauh berbeda dari Reva, seragam nya berantakan di tambah pipi nya sedikit bengkak kemerahan. Cewek yang tidak ia ketahui namanya itu juga di bawa oleh teman cowoknya dengan wajah hampir seperti Reva. Sama-sama menahan emosi.
Apakah Reva dan cewek ini sedang terlibat perkelahian?
Dan benar saja, Ezra bisa memastikan dugaannya saat ia melihat cewek itu memasuki ruangan sama yang sebelumnya di masuki oleh Reva.
Ezra mendesah dengan wajah berat sekaligus menggeleng, ia tidak heran lagi melihat Reva yang terlibat dengan perilaku buruk dan berakhir di panggil ke kantor guru ataupun BK. Sikap cewek bar-bar itu bukan lah hal yang begitu menarik lagi sekarang.
Ezra pun melanjutkan kembali jalannya mencoba bersikap tidak peduli atas apa yang sudah ia lihat barusan, mencari tahu apa yang sedang terjadi dengan Reva merupakan hal yang tidak penting baginya. Cewek bar-bar itu sudah begitu banyak membuat malu nama sekolah.
![](https://img.wattpad.com/cover/159641022-288-k358567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Of Love
Novela Juvenil"Dia itu sebenarnya lemah tapi ia tidak pernah memperlihatkannya" ****** aku benci dia dan akan selamanya ia menjadi rivalku! dia yang selalu membuatku mendadak kesal dengan kehadirannya yang terbilang sangat sempurna yang membuatku semakin benci d...