BAB 52

100 7 0
                                    

Tanpa terasa hari terus berganti sampai di mana ini menjadi hari terakhir bagi mereka berada di Bali sepanjang liburan lima hari ini. Semenjak kejadian di kamar Ezra tempo hari. Reva menjaga jarak dengan Ezra, bahkan tidak berbicara dengan laki-laki itu dan memilih selalu bersama sahabat nya atau Azka yang selalu mendampinginya seperti saat ini di mana mereka memutuskan untuk menghabiskan waktu mereka di penginapan saja sambil melakukan piknik di dekat kolam di mana tempat mereka menginap. Dinda memesan ressort mewah yang semua biaya nya di tanggung oleh dirinya sendiri karena wanita itu berasal dari keluarga yang sangat kaya.

Reva tersenyum beberapa kali ke arah Dinda yang melambaikan tangannya untuk ikut bersama mereka yang sedang bermain di air kolam. Reva menggeleng saat di ajak beberapa kali. Ia memutuskan untuk menonton mereka saja di pinggiran kolam. Tubuhnya hari ini sedikit tidak enak, sejak tadi pun Reva beberapa kali menggosokkan tubuhnya merasakan dingin di tulang-tulang tubuhnya. Sepertinya ia sebentar lagi akan demam.

"Re, ayo ke sini! Kapan lagi coba lo bisa ikutan bareng berenang sama kita? Kemarin pun lo nolak saat kita di pantai." Seru Wildan yang baru saja naik dari kolam. Laki-laki itu mengambil gelas yang berisi jus mangga lalu meminumnya.

Reva kembali menggeleng, jemarinya merapatkan kardigan tipis yang saat ini ia pakai. Angin hari ini mendadak membuat perutnya menjadi mual.
"Kalian aja ya? Gue lagi gak mood berenang." Balas Reva. Lalu ia memainkan ponselnya, beberapa kali ia menjepret wajah teman-temannya yang saat ini sedang asyik bermain di dalam air. Termasuk Azka yang saat ini tampak menikmati aktivitas berenang nya. Laki-laki yang saat ini sedang berjuang untuknya terlihat tampan walau saat ini ia bertelanjang dada memperlihatkan dada nya yang bidang serta otot perutnya yang merupakan hasil olahraga nya selama ini. Penampilan Azka mungkin bisa membuat semua perempuan akan bertekuk lutut padanya.

Bukan hanya Azka saja, sejak tadi juga Reva mencuri pandang kepada Ezra yang tampak menikmati waktu berenang nya sama seperti Ezra. Dua lelaki itu memang memiliki pesona yang tidak bisa di tolak walaupun hanya sekali pandang. Daya pikat mereka cukup kuat menarik semua kaum hawa.

"Gak asyik lo, Re. Kita berlibur ke Bali kan buat senang-senang. Lagian lo abis liburan ini mau balik lagi kan? Kenapa gak lo gunain hari terakhir kita sebaik mungkin? Jarang banget kita bisa kumpul kayak gini." Wildan seperti tidak menyerah untuk mengajak Reva bergabung pada mereka sehingga Reva menghela nafasnya.

Jujur, saat ini ia memang sedang tidak ingin melakukan apapun kecuali duduk di pinggiran kolam memperhatikan semua temannya yang berada di air sana. Tubuhnya malas untuk bergerak.

Reva tidak menjawab. Ia memandang kesal ke arah Wildan sembako berjalan ke pinggiran kolam, lalu ia duduk di sana bersamaan dengan kedua kakinya ia celupkan ke dalam air. Saat itu juga ia merasakan hawa dingin di kulit kaki nya lalu semakin lama rasa dingin itu terlanjur menghilang saat ia menggerakkan kedua kaki nya ke dalam air.

"Gue di sini aja, yang penting anggota tubuh gue ada ikut masuk ke dalam kolam. Jangan banyak komentar lo kalau lo gak mau gue balik ke kamar." Kata Reva dengan nada kesal di balas oleh tawa keras dari Wildan.

"Asli sifat lo kayak anak-anak!"

"Biarin! Udah deh lo masuk aja lagi ke kolam, Lama-lama apa yang di bilang Aretha tentang lo benar juga kalau lo itu memang ngeselin orang nya."

Wildan terbahak lagi. "Gue ngeselin itu memang sifat gue. Btw, gue kangen sama sifat kasar lo terus ini juga sama bahasa ragunan lo waktu di SMA, kan lo terkenal sama bahasa binatang lo. Udah kayak bahasa sehari-hari aja." Celutuk Wildan lagi tanpa peduli dengan raut masam Reva yang sudah memandang Wildan dengan kesal.

"Anjing! Moncong lo kayak perempuan lama-lama!" Maki Reva akhirnya karena Wildan sukses membuatnya emosi seketika.

Yang bikin Reva tambah meradang adalah Wildan sama sekali tidak diam saat ia memaki laki-laki itu justru ia tertawa semakin keras sehingga yang lain menatap mereka dengan kening berkerut.

Confession Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang