Jam pulang sekolah Reva langsung melenggang pergi saat melihat suasana kelas tampak sepi bahkan Aretha sahabatnya sepertinya sudah pulang duluan,karena pembicaraan sensitif tadi Reva memilih menjauh dari Aretha,ia hanya tidak ingin membuat sahabatnya itu sakit hati jika ia berdekatan dengan Aretha dengan suasana hati yang buruk.
Reva mengambil tasnya di dalam kelas yang sudah kosong lalu berjalan keluar kelas menuju parkiran di mana mobilnya terparkir di sana. Di saat ia sedang membuka pintu ia melihat Ezra yang sedang berbicara berhadapan dengan adik kelasnya.
Reva tersenyum sinis saat memperhatikan dua manusia yang sedang asik berbicara tidak jauh darinya,Reva pun masuk ke dalam mobil kemudian menyalakan mesin untuk keluar dari parkiran sekolah.
Saat mobilnya berjalan mendekati dimana Ezra sedang berbicara,senyum sinis terbit di bibir Reva,tangannya membuka laci mobil untuk mencari sesuatu yang ingin ia lakukan.
Bingo!
Senyum nya semakin lebar saat tangannya menemukan botol minuman yang sudah kosong, lalu dengan santai ia membuka kaca jendela seraya melempar botol itu tepat ke arah Ezra yang sedang berbicara sehingga cowok itu terkejut dan langsung melihat pelaku yang lancangnya membuang sampah ke badannya.
Cewek yang di hadapan Ezra juga sama terkejutnya dan melihat kearah belakang di mana menemukan wajah Reva yang menampilkan raut wajah tanpa bersalah.
"Ups, maaf banget gue gak sengaja gue pikir tadi gak ada orang di sini," kata Reva dengan suara yang ia buat selembut mungkin sambil tersenyum manis kepada Ezra yang tampak geram dengan perbuatan Reva,ia sangat malu di perlakukan seperti ini terlebih ada orang yang melihatnya.
Reva tertawa kecil "Oh ya, botol tadi tolong lo buangin ya? Gue pergi dulu, bye!" Reva menutup kaca mobil lalu segera melenggang pergi keluar gerbang sekolah dengan tawa puas memenuhi seisi mobilnya.
Berbeda dengan Ezra yang membukukan tubuhnya untuk mengambil botol minuman yang di lempar Reva tadi lalu meremasnya hingga botol tersebut menjadi remuk di tangannya,cewek di hadapannya yang merupakan teman sekelasnya bernama Keisya tersenyum miris. "Kalau gitu gue pulang duluan ya Ez?" pamitnya yang di balas dengan Ezra anggukan di sertai helaan nafas, kemudian meninggalkan Ezra yang masih berdiam di tempat.
Keisya sengaja langsung pergi karena tidak ingin ikutan dalam kejadian Ezra dan Reva yang akhir-akhir ini mereka tampak menjadi rival di sekolah dan menjadi topik hangat untuk perbincangan semua siswa SMA negeri 7.
Ezra membuang botol minuman dengan kasar ke tempat sampah,hatinya terus menyumpahi Reva yang sudah menganggu ketenangan nya di sekolah "Cewek bar-bar, awas aja lo nanti!" geram nya lalu melenggang pergi ke arah parkiran menuju motor kesayangannya.
.
.
.
Sampai di rumah Reva berjalan santai menuju pintu rumah dan masuk dengan sikap biasanya, acuh dengan sekitar.
Tangannya memutar kunci mobil yang ada di jari telunjuknya dengan gaya dingin tanpa menghiraukan sosok ayahnya dan ibu tirinya yang saat ini tengah memandang Reva yang baru saja masuk ke dalam rumah.Suara deheman keras mengintrupsi jalan nya Reva, kakinya otomatis terhenti dengan wajah menoleh ke kanan melihat ayahnya yang saat ini menatapnya dengan raut wajah tegas dan guratan lelah,entah lah ia tidak mau ambil pusing dengan wajah itu.
Pertengkaran yang telah terjadi antara dirinya dan Ayahnya membuatnya sedikit merasa canggung dengan ayahnya.
Menghembuskan nafas kasar kaki Reva berjalan ke arah ayah nya dan ibu tirinya, ia mengambil tangan ayahnya untuk menyalami sang ayah, tindakan ini memang selalu ia lakukan saat dirinya dari kecil. Ibunya lah yang mengajarinya jika ia sudah pulang sekolah harus menyalami tangan orang tuanya tidak hanya sewaktu pergi sekolah saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Confession Of Love
Novela Juvenil"Dia itu sebenarnya lemah tapi ia tidak pernah memperlihatkannya" ****** aku benci dia dan akan selamanya ia menjadi rivalku! dia yang selalu membuatku mendadak kesal dengan kehadirannya yang terbilang sangat sempurna yang membuatku semakin benci d...