Queen Shadow

5.1K 290 3
                                    


Jangan terlalu memaksa untuk dilihat. Kamu bersembunyi saja mereka sudah penasaran, bukan? –Hanuning Praswati.

Hari itu sama seperti hari-hari biasanya. Hanun ingin menghabiskan waktu istirahatnya untuk tidur di kelas. Airin dan Lala sudah di kantin sekarang.

“Yolan jangan macem-macem ya!” Pekik Sasa dari arah pintu.

“Hahah kenapa? Lo takut ya kalau ketahuan lagi dekat sama si ketos Bambang itu?” Yolan sudah berlari mengitari meja dan menuju belakang, tempat Hanun tidur.

“Siapa yang deket sama si ketos! Yolan balikin HP gue!” Sasa terus mengejarnya dan mereka berteriak-teriak mengganggu tidur nyenyak Hanun.

Ah!

Hanun memutuskan bangkit dari kursi dan menyusul Airin ke kantin. Untuk apa dia tetap di kelas jika tidak memiliki ketenangan? Hanun memang tidak menyukai keramaian, tapi apa bedanya kelas ini dengan kantin? Bahkan sama dengan pasar.

Ini bukan pertama kalinya Hanun menginjakan kaki di kantin, ternyata masih sama. Masih di pintu kantin saja dia sudah merasakan pengap yang luar biasa, bagaimana di dalam sana? Hanun harus berebut oksigen dengan mereka semua? Hanun yakin pasti hanya mendapat oksigen sedikit, hidungnya kan tidak mancung, tapi tidak pesek. Jangan menghujat.

“Hanun ya?” Tiba-tiba seseorang dengan suara yang baru pertama Hanun dengar tengah  menyapanya.

Hanun hanya mengangguk samar dan melewatinya.

Siswa itu menatap Hanun, heran.

Hanun mengedarkan pandangannya ke seluruh kantin, akhirnya dia melihat kedua sahabatnya yang duduk di kursi pojok kantin.

Hanun berjalan dengan santai ke arah mereka. Dia sadar jika hampir seluruh penghuni kantin menatapnya, seperti baru pertama kali melihat Hanun.

“Siapa sih dia?”

“Anak baru ya?”

“Eh cantik, siapa sih?”

“Kok baru lihat?”

“Itu yang namanya Hanun?”

“Hanun?”

“Iya, Hanuning Praswati. Cantik banget gila aslinya.”

“Gebet kuy!”

“Kenapa gue baru tahu kalo ada cewe cantik kek dia di sini?”

“Oh itu yang namanya  Hanun? Queen Shadow-nya SMA Garuda?”

“Cantik gitu, kenapa nggak pernah kelihatan ya?”

“Dingin banget tatapannya.”

“Jutek banget gila.”

“B aja. Cantikan juga gue.”

“Norak. Baru lihat begitu aja pada muja-muja.”

Terlebih begitu celotehan penghuni kantin yang berhasil Hanun dengar, sisanya tidak dapat Hanun jangkau dengan pendengarannya karena dia bukan kelelawar. Hanun mengabaikan mereka dan terus berjalan tenang menuju sahabatnya, Lala dan Airin.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang