Alpha

3.2K 209 1
                                        

Sam berjalan dengan tenang di koridor yang cukup ramai. Sorot mata Sam dingin  dan tajam. Dia terus menatap ke depan, tidak pernah melirik samping atau melihat bawah barang sedetik. Terpancar ketegasan yang sangat jelas di sana. Baju seragam yang tidak dimasukkan, dua kancing kemeja atas yang dibuka memperlihatkan kesan bad boy dalam dirinya.

Cukup lama San berjalan, dia memasuki kelas bertuliskan XII IPA 2.

Sam tersenyum samar ketika mendapati Hanun tidur dengan menenggelamkan wajahnya diantara tumpukan tangan. Sam menyingkirkan anak rambut yang menutupi telinga Hanun. Hanun yang merasa terusikpun terbangun.

"L-lo?"

"Kalau ngantuk tidur aja." Sam mendaratkan punggungnya ke belakang yang diterima dengan senang hati oleh sandaran kursi.

Hanun menggeleng, "Ngapain?"

"Nggak ke kantin?" Tanya Sam.

Hanun menggeleng.

"Mana HP lo?"

"Kenapa?"

"Pinjem."

Hanun menyerahkan ponselnya ragu-rgu.

Sam terlihat sedang mengetikkan sesuatu. Tidak butuh waktu lama dia mengembalikan ponsel Hanun. Buru-buru Hanun memeriksanya.

"Alpha?" Tanya Hanun saat dia mendapati sebuah nama di riwayat panggilan.

"Hm."

Hanun menautkan alisnya.

"Ck! Alpha tu salah satu fighter terbaik di Mobile Legend, dia punya health points yang besar, damage sama pertahanan yang tinggi. Dia juga punya kemampuan life steal dari skill keduanya, force swing. Jadi Alpha bisa melalukan penyerangan sekaligus pemulihan health points-nya secara bersamaan diawal pertarungan ketika dia belum punya life steal."

Hanun benar-benar dibuat melongo oleh penjelasan Sam. Bahkan Hanun sama sekali tidak mengerti dengan penjelasannya.

"Gue nggak pernah ML. Sem yang suka."

Hanun mengernyit, Siapa Sem? Kenapa namanya mirip dengan Sam?

"Si bontot." Sam semacam mengerti pikiran Hanun.

"Jadi, Alpha?"

"Hm. Gue fighter terbaik. Jadi nggak perlu takut sama apapun lagi. Karena gue di sini."

Seketika pipi Hanun memanas, panas yang dapat menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Pulang sama gue." Sam meninggalkan kelas Hanun.

Sam pergi meninggalkan Hanun yang masih terpaku. Kenapa akhir-akhir ini Sam begitu manis? Hanun benar-benar takut diabetes dibuatnya.

Lala dan Airin kembali dari kantin.

"Lo ngapain senyum-senyum?" Tanya Airin.

Hanun hanya menggeleng dan tetap tersenyum.

"Sinting kayanya si Hanun." Ucap Lala.

"Anjay! Ganteng banget!" Tiba-tiba Lala berteriak.

"Apa sih, toa pos kamling." Airin menjitak Lala.

"Anjir! Sakit! Lihat nih, lihat. Anjay si Ando ganteng banget." Lala terus histeris menatap ponselnya.

Pletakk!

"Lo ngapain stalker, bego!" Lagi-lagi Airin menjitaknya.

"Bodoamat." Lala seakan tidak peduli dengan sakit di kepalanya.

"Ya ampun Bang Ando. Gue baru nyadar kalo lo seganteng ini. Selera cewek lo kaya apa sih? Kenapa lo jadi play boy? Sedih akutu lihatnya. Kalo emang lo cari cewek yang cantik, tinggi, putih, aku mundur. Tapi kalo lo cari pengobatan alternatif, akupuntur, Bang."

Hanun dan Airin terbelalak tidak percaya dengan penuturan Lala.

"Kayanya bukan lo yang sinting, Han." Airin memijat pangkal hidungnya, frustasi.

"Otak make-up-in dikit biar pinter." Ucap Hanun menyerah.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang