Persahabatan

4.3K 262 2
                                    


Saat seluruh dunia membenci dan menjauh, hanya sahabat yang tetap merangkulmu erat.
–Samudera.


👦👦👦👦👦👦

Sekarang jam istirahat. Sebagian besar siswa Garuda lebih memilih menghabiskan waktunya untuk makan di kantin, kecuali Hanun. Hanun sedang di UKS sekarang, numpang tidur. Kelas Hanun sangat gaduh, ia tidak bisa tidur dengan tenang di sana.

Sebelum ke UKS Hanun sudah bilang ke Airin dan Lala untuk menjemputnya jika sudah masuk, dan mereka mengiyakannya.

“Nanti kalau udah masuk, bangunin gue ya.”

“Ck. Kebiasaan lo.”

Hanun hanya diam dan meninggalkan mereka. Tanpa membuang-buang waktu, Hanun langsung ke UKS, sedangkan Airin dan Lala bergegas ke kantin. Semakin lama mereka pergi ke kantin, maka kantin semakin ramai dan kemungkinan untuk mendapat tempat duduk semakin kecil.

Di kantin, Airin dan Lala duduk bersebelahan dengan segerombolan anak laki-laki. Beberapa dari mereka ada yang sedang merokok, dengan santainya menghisap batang candu itu tanpa perduli dengan kondisi paru-paru mereka. Beberapa lainnya memilih menjadi perokok pasif yang bahkan lebih berbahaya.

“Terus gimana?” Ujar salah satu dari mereka.

“Nggak ada jalan lain, kita harus balas!” Ucap yang lainnya.

“Jangan gegabah.” Seseorang yang sedang menikmati susu putih hangat tiba-tiba bersuara dengan suara yang dingin.

“Tapi mereka udah keterlaluan. Si Ervan sampe masuk rumah sakit. Gila!”

“Bener tuh. Nggak bisa didiemin.”

“Mereka licik. Kalo kita nggak cerdik, kita yang bakalan abis.” Ucap lelaki itu tetap tenang.

“Biar gue yang pikirin caranya. Nanti gue kabarin kalian. Tenang aja. Kalian tanggungjawab gue, gue nggak bakal diem kalo salah satu dari kalian kenapa-kenapa, apalagi sampai masuk rumah sakit kaya Ervan.” Ucap lelaki itu panjang lebar sebelum meneguk susu terakhirnya dan beranjak dari sana.

“Kayaknya bakal ada tawuran lagi deh, La.”
Tidak sengaja Lala dan Airin mendengar semua itu.

“Iya. Terus tadi yang masuk rumah sakit siapa? Van Van gitu.”

“Ervan.”

“Ah iya. Emang di sekolah kita ada yang namanya Ervan?”

“Kayaknya ada sih. Tapi kelas berapa ya? Kayaknya bukan kelas XII.”

“Ah yaudah biarin aja Rin. Makan aja, keburu masuk nanti.”

Sam, mood-nya berubah menjadi buruk. Dia sudah berada di rooftop sekolah. Duduk sendirian, dengan kaki yang terbuka lebar, kedua tangan yang bertumpu pada lutut dan  wajah yang dia tenggelamkan disana. Sam sibuk memikirkan keadaan sahabatnya.

Bagaimana bisa Ervan masuk rumah sakit? Sam harus melakukan sesuatu untuk membalas semua yang dialami oleh sahabatnya itu meskipun harus mengorbankan nyawanya sendiri.

Baginya, persahabatan adalah segalanya. Bahkan ketika dunia tidak menerima keberadaan kita, sahabatlah yang akan terus menerima segala kekurangan kita. Saat seluruh dunia membenci dan menjauh, hanya sahabat yang tetap merangkul erat tubuh kita. Begitulah, makanya Sam sangat menyayangi sahabat-sahabatnya dan akan terus melindungi mereka.


K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang