Strategi

3K 192 2
                                    

Sam sudah sampai di Warbang. Seperti aba-aba yang Sam perintahkan ke Ervan, seluruh temannya sudah berkumpul di sana.

Warbang tampak penuh. Sam masuk membelah kerumunan.

"Dari mana aja sih, lo?" Tanya Ando.

"Dari mana lagi kalo nggak nganter ceweknya dulu. Sam kan emang gitu sekarang. Nggak loyal sama kita." Celetus Riky.

"Mulut lo." Gara menjitak kepala Riky.

"Kenyataannya emang gitu, kan? Kita udah nunggu dari tadi. Ini tu masalah penting, genting banget, tapi Sam masih aja duluin ceweknya."

"Karena Hanun penting." Jawab Sam tenang.

"Jadi cewek lebih penting dari kelompok kita?" Riky sengaja meninggikan suaranya agar teman-temannya yang di luar bisa mendengar.

"Kompor banget sih, lo. Udahlah. Ayo dibahas ini. Katanya penting tapi ngebacot mulu." Gara geram.

"Ada berita apa?" Tanya Sam entah kepada siapa.

"Ini Sam. Sektor utara dengar kalau si Dendy bakal serbu sekolah kita besok." Jelas Ervan.

Ervan memang berada di bidang pertahanan, dia selalu update tentang kabar-kabar yang sekiranya membahayakan kelompok mereka, juga sekutu mereka. Sam akan membantu kelompok-kelompok tertentu yang selalu membantunya, karena Sam sadar dia tidak bisa berdiri sendiri, tentu masih membutuhkan kelompok lain.

Sam hanya manggut-manggut.

"Kabarnya mereka ke sini sekitar pulang sekolah. Jadi kemungkinan masih ada beberapa siswa di sekolah yang ekstrakulikuler."

"Kita harus fokus ke siswa-siswa yang netral, jangan sampai mereka ikut keseret." Ujar Sam.

"Terus gimana?" Tanya Daniel.

"Besok, himbau ke seluruh siswa buat nggak keluar dari sekolah dulu. Terserah mereka ekstra apa nggak. Karena Dendy nggak pandang bulu, asal ada siswa pakai seragam kita, pasti dihabisin sama dia."

"Yang dicari Dendy cuma gue." Tambah Sam.

Benar, Dendy memang sangat membenci Sam. Sam terkenal tidak bisa dikalahkan. Dendy sangat berambisi untuk mengalahkan Sam.

"Besok kita transparan. Kalau nggak berhasil, pakai serangan mata angin. Hubungi semua sekutu."

Ervan dan yang lainnya mengangguk.

Transparan adalah salah satu metode tempur kelompok Sam, yaitu dengan menghadapi langsung rivalnya tanpa memerlukan bantuan dari sekutu atau kelompok lain. Sedangkan serangan mata angin adalah serangan yang memerlukan bantuan kelompok lain, seluruh sekutu kelompok Sam dikerahkan dari segala arah untuk mengepung musuh, seperti mata angin yang memiliki banyak penjuru.

Begitulah Sam, dia selalu memakai kode-kode rahasia untuk menamai strategi tempurnya.

Ponsel Sam tiba-tiba berdering.

"Halo?"

"..."

"Iya." Sam menutup sambungan telepon itu.

Sam bangkit dari duduknya, dia langsung pergi meninggalkan Warbang.

Sam sudah di rumahnya, Maya yang menelepon Sam. Menyuruhnya pulang untuk mengantar belanja.

"Ayah belum pulang, jadi anterin Bunda belanja, ya?"

Sam hanya berdeham sebagai tanda bahwa ia mengiyakannya.

Sam dan Maya berada di pusat perbelanjaan. Rasanya lucu jika melihat Sam menemani Maya belanja. Seorang ketua geng menemani mamanya belanja, keluar masuk toko pakaian wanita. Tapi itu hal biasa bagi Sam, dia memang selalu menemani Maya belanja jika Angkasa tidak ada, Sam selalu membawakan belanjaan Maya yang seabrek itu.

"Abang, ini lucu, ya?" Maya menyodorkan jaket wanita warna pink kepada Sam.

Sam hanya melihat jaket itu aneh. Apa maksud bundanya? Sam kan laki-laki.

"Bunda beli ini dua, ah. Satu Anna, satu Hanun. Besok kasihin ke Hanun, ya." Maya terlihat sangat bahagia.

"Eh, tapi Hanun suka warna apa, Bang?" Tanya Maya karena jaket itu ada beberapa warna dengan model yang sama.

Sam hanya mengangkat bahunya, Sam sendiri baru sadar jika dia tidak tahu warna kesukaan Hanun.

"Nggak tahu." Sam bersuara.

"Ck. Abang itu gimana. Lain kali tanyalah warna kesukaan Hanun, makanan kesukaannya."

"Ya udah, kalau gitu Bunda ambil pink semua aja, deh."

Maya langsung membayar jaket itu ke kasir.

"Abang mau beli apa?" Tanya Maya saat mereka berada di depan toko pakaian laki-laki.

"Nggak."

"Kalau adek, enaknya dibeliin apa, ya, Bang?"

"Beliin kuota aja." Jawab Sam asal karena Sem memang gamer garis keras.

Tidak ada hal yang paling Sem inginkan di dunia ini selain kuota. Dulu Sem pernah merajuk, meminta untuk dipasang Wi-Fi di rumahnya. Tapi Angkasa menolaknya. Bukan karena tidak mampu, Angkasa hanya tidak mau anak-anaknya menjadi malas belajar. Tidak ada Wi-Fi saja Sem sudah malas belajar dan terus bermain game, apa lagi ada Wi-Fi.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang